Realtime Live Streaming


Smart Programs

Resolusi Akhir Tahun

Setiap tahun jika tahun akan berganti kita selalu berusaha membuat resolusi dengan harapan semua yang kita rencanakan bisa berjalan dengan baik. Namun karena terlalu asik dengan resolusi, kita terkadang lupa bahwa sebelum membuat resolusi maka kita harus berefleksi dulu.

Ini ditujukan agar resolusi yang kita buat bisa masuk akal dan bisa kita jalankan dengan baik Resolusi adalah keputusan kehidupan kita yang ingin kita capai dalam hidup. Dan ini adalah sesuatu yang betul – betul harus dengan gigih kita perjuangkan. Resolusi adalah sesuatu yang bisa menggetarkan hati dan emosi kita.

Untuk itu ada rambu – rambu yang harus diikuti agar resolusi kita berhasil.

Hal pertama yang harus dilakukan adalah dengan mencita – citakan apa yang akan kita lakukan. Agar mimpi kita bisa lebih paten untuk diwujudkan, maka asahlah diri kita sendiri dengan melakukan cek up kesehatan, baca buku, mengikuti pelatihan yang bisa menambah kualitas kehidupan kita.

Untuk menguatkan resolusi kita maka ingatlah kata Napoleon Hill: What the Mind of Man can Conceieve and Bbelieve It can be Achieve (jika kita bisa memikirkan sesuatu dan meyakininya, maka kita akan mendapatkannya). Terkait dengan hal itu, tahap berikutnya untuk terwujudnya resolusi kita adalah dengan meyakini bahwa cita – cita itu akan berhasil. Setelah itu baru kita siapkan strategi untuk meraih resolusi kita. Jika strategi telah kita buat, langsung kita bertindak untuk mewujudkan resolusi kita tersebut.

”Jack Suvall – jika resolusi atau impian dibuat dan dilanggar maka itu bukan resolusi”

 

Refleksi dan Resolusi

Harusnya ada yang berbeda dalam kehidupan kita setiap tahunnya. Dan biasanya kita semua melakukan resolusi atau perencanaan di akhir tahun. Tiap tahun tentunya kita ingin selalu makin sukses dan maju. Namun terkadang semua itu tidak kita dapatkan.

Nah agar resolusi kita berhasil maka ada hal - hal yang harus diperhatikan dalam kehidupan ini. Pertama adalah dengan membuat skala kemajuan. Lalu meningkatkan insight kita dengan selalu memetik hikmah dari apa yang telah kita alami. Baik itu penglaman baik maupun buruk. Lihatlah pengalaman itu dengan matang, karena segala hal yang buruk dalam kehidupan ini membuat hidup kita lebih waspada. Dan kedepannya kita bisa mengantisipasi agar tidak bertemu lagi dengan pengalaman buruk yang sama. Selain itu kita harus bisa termotivasi oleh pengalaman – pengalaman sukses yang telah kita alami. Motivasi ini bisa menguatkan kita untuk menghadapi langkah selanjutnya yang tidak terdeteksi.

Setelah itu semua kita lakukan, maka luangkan waktu hening untuk berefleksi. Refleksi ini kita lakukan agar kita bisa membuat perencanaan yang berkesinambungan setiap tahunnya.

The Power of Idea

Judul diatas muncul sebagai pengamatan apa yang terjadi saat ini. Di  jaman sekarang, dimana informasi bisa didapat dengan mudah, pengetahuan bukan lagi kekuatan. Kekuatan jaman sekarang adalah ide.

Ide bisa membuat hidup manusia berubah luar biasa. Kalau tidak ada ide mengenai lampu bohlam yang ditemukan Thomas Alva Edison, takkan mungkin kita dapat membaca novel kesukaan kita di malam hari. Demikian juga telepon juga tidak akan seperti sekarang ini perkembangannya, jika saja dulu Alexander Graham Bell tidak mempunyai ide untuk membantu memudahkan komunikasi dengan ibunya.

Ide bisa diambil dari mana saja dari berbagai informasi yang kita lahap. Ide bisa diambil dari suatu hal yang kecil. Karena itu kita harus melatih pikiran kita dan jelilah untuk melihat sekeliling dan mendengarkan, mungkin ada hal yang bisa menimbulkan ide.

Jika ingin memunculkan ide maka keluarlah dari zona nyaman dengan membayangkan skenario terburuk yang mungkin terjadi dalam hidup kita. Keep the big picture in your mind mengenai ide kita jika kita ingin ide itu menjadi nyata.

Bagaimana Menjadi Pribadi yang Optimis

Tidak mudah untuk menumbuhkan optimisme dan memupuknya. Karena begitu banyak hal yang terjadi dalam kehidupan kita, kadang membuat diri kita merasa patah semangat, putus asa dan kecewa yang berkepanjangan. Padahal dengan menumbuhkan sikap optimisme, maka kita bisa menjalani kehidupan dengan lebih produktif dengan segala kepenuhannya.

Optimis merupakan satu paket dengan berpikir positif dan bertindak positif. Satu hal yang juga harus diketahui dari mereka-mereka yang mempunyai jiwa optimis adalah orang yang memiliki kecerdasan emosional yang luar biasa.

Tentunya dengan porsi optimis yang pas tidak berlebihan. Hal terpenting kenapa kita harus memiliki sifat optimis, karena optimisme membuat orang mencapai prestasi yang luar biasa walaupun potensinya sama. Orang yang optimis mempunyai kemampuan untuk bangkit, hal itulah yang membuat mereka dapat melaju dengan lebih kencang. Lebih menarik lagi, optimis adalah pacar dewi keberuntungan.

Berbeda dengan orang – orang pesimis, dimana hidup mereka terpatri pada lima ”NO” : No Hope, No Choice, No Luck, No Use, dan No Action, orang optimis terus mengembangkan pribadi yang postif sehingga kehidupannya selalu luar biasa.

Intinya, seperti pesepakbola Argentina - Maradona ”Selama pertandingan belum selesai, berarti masih ada kesempatan untuk memperjuangkannya” dan ketahuilah bahwa kemenangan adalah milik mereka yang optimis dan mempunyai pemikiran untuk mempersiapkan langkah yang besar.

Killer Statement

Killer statement adalah segala bentuk pernyataan yang kita keluarkan sadar maupun tidak yang dapat melukai dan mampu merusak mental maupun semangat orang lain.

Killer statement, tanpa sadar kita dengar setiap hari, atau barangkali tanpa sadar kita keluarkan dengan maksud bercanda, memotivasi. Tapi malah seringnya justru merusak.

Killer statement ini dimaksudkan untuk melukai perasaan, merusak mental, menurunkan semangat orang lain, menertawakan orang lain dan juga membuat orang menjadi valid. Sebagai rujukan salah satu buku yang berjudul nasty person bisa dijadikan contoh bagaimana killer statement tidak mempunyai nilai esensi. Untuk itu, ada beberapa tip penting bagi kita.

Pertama, hati-hati dengan killer statement yang mungkin kita ucapkan baik kepada anak kita, pasangan hidup kita, rekan kerja maupun bawahan kita. Killer statement ini menunjukkan bahwa kalimat yang diucapkan tanpa pertimbangan, bisa membunuh potensi, kemampuan maupun karakter baik seseorang.

Kesimpulannya, becareful with your statement...! and don’t let them stolen your dream!

Membersihkan Sampah Kehidupan

Di kota Vancouver, Kanada ada sebuah tradisi menjual barang – barang tak terpakai atau yang dinamakan Garage Sale. Tradisi tersebut sebenarnya bisa diterapkan dalam kehidupan kita, jika kita sudah merasa penuh dengan segala macam sampah kehidupan. Menumpuk terlalu banyak sampah kehidupan akan membuat hidup kita tetap jalan di tempat karena keberatan beban.

Ada 4 area besar yang harus diperhatikan oleh tiap individu dimana sampah – sampah kehidupan biasa berkumpul. Area itu adalah fisik, mental, spiritual dan sosial.

Keempat area besar ini dibagi lagi dalam enam subarea yang memang potensial menjadi sampah kehidupan. Dan ini tidak melulu berkaitan dengan emosi tapi juga barang – barang secara fisik. Apa sajakah itu ?

Pertama adalah barang – barang yang selalu kita simpan dengan harapan kita akan memakainya suatu hari nanti. Barang – barang itu bisa tumpukan kertas, baju bekas bahkan mungkin kardus – kardus yang ada di sudut ruangan. Segera bersihkan semua barang – barang ini jika kita ingin suatu kehidupan baru yang lebih bersih dan menyegarkan. Karena dengan membuang barang – barang tak terpakai tanpa disadari kita juga sebenarnya membuang beban.
Kemudian adalah zat – zat beracun atau tak berguna yang ada dalam tubuh. Ini berkaitan dengan ranah kesehatan. Orang lebih mengenal ini dengan istilah detoksifikasi, dimana kita hanya mengkonsumsi sejenis makanan untuk membersihkan racun – racun. Bulan Ramadhan (Bukan Puasa) ini juga sebenarnya saat yang tepat untuk detoksifikasi, karena kita selalu makan tepat waktu selama bulan puasa. Dan jika ini terus terbawa sampai Bulan Puasa berakhir maka kita bisa melihat hasilnya.

Lalu sampah lain yang juga mengganggu kehidupan kita adalah sampah sosial. Kita tidak selalu bertemu dengan orang – orang dan lingkungan yang menyenangkan. Untuk itu jika kita bertemu dengan lingkungan dan orang yang selalu melemahkan kita dengan segala hal yang dilakukannya, atau bahkan mencuri mimpi – mimpi kita maka berhati – hatilah. Alangkah lebih baik untuk mulai membangun hubungan dengan orang – orang yang bisa membawa kita pada perbaikan dan pencerahan diri.

Kita sering kali tak bisa lepas dari masa lalu. Baik itu yang menyenangkan maupun menyakitkan. Masa lalu yang menyenangkan mungkin bisa menjadi penyemangat di saat jatuh. Tapi bagaimana dengan masa lalu yang negatif ? Agar kita tidak semakin jauh terpuruk dalam kenangan masa lalu yang negatif, lebih baik segera putuskan rantai kenangan masa lalu itu sekarang juga. Kita sebaiknya mempunyai kesadaran penuh dan kemauan kuat untuk mau menyudahi kenangan masa lalu yang negatif. Dengan begitu kita bisa maju kedepan dengan ringan tanpa harus terbebani oleh kenangan masa lalu kita.
Masa lalu datangnya dari pikiran. Sampah kehidupan juga bisa berasal dari pikiran. Dimana kita sering masih mempertahankan ide atau konsep pikiran yang sama dari masa ke masa. Padahal dengan mau melepaskan ide atau konsep pikiran yang sudah tidak relevan, akan membuat kita bisa melaju meraih keagungan hidup. Bukalah selalu pikiran kita pada segala kemungkinan positif dan baru.

Sampah terakhir yang membuat kita menjadi berat menjalani kehidupan adalah sampah dosa. Kita mempunyai perasaan dosa baik secara etika maupun moral. Dengan terus memikirkan mengenai dosa sepanjang waktu tidak akan membuat hidup lebih baik. Karena itu segeralah meminta ampunan atas dosa itu, dan teruslah berjalan kedepan dengan hal – hal terbaik yang bisa kita lakukan.

Agar kita bisa melangkah ringan menuju kehidupan yang jauh lebih baik, maka bersihkanlah sampah kehidupan itu. Caranya adalah dengan merenungkan kritikan – kritikan yang ada dan berhati – hati. Serta evaluasi dan teliti sampah apa saja yang kita punyai dan BUANGLAH !

Mengekspresikan Emosi

Emosi yang dianugerahkan Tuhan kepada kita adalah hal yang luar biasa. Karena dengan emosi kita bisa membuat hidup kita menjadi lebih hidup. Jadi tidaklah bijaksana jika kita berniat menghilangkan emosi kita. Hanya saja ada emosi negatif yang memang harus kita minimalisir sehingga tidak merugikan orang lain.

Namun terkadang ada orang yang suka sekali menumpuk – numpuk masalahnya hingga menggunung. Ini disebut reprseif, suatu kondisi dimana ketika kita mengalami pengalaman tidak menyenangkan mengenai suatu kejadian yang terkait dengan psikologi, tapi kita malah terus menerus menyimpannya.

Timbunan ini ketika terlepas maka akan menjadi semburan energi tak terkendali yang bisa berakibat fatal dan brutal. Hal ini bisa sering kita baca di media cetak, seperti seorang ibu yang memotong alat kelamin suaminya karena kekesalan yang memuncak. Atau ada juga yang membakar anak – anaknya dan dirinya sendiri karena sudah tidak tahan lagi dengan cerita kehidupan yang negative.

Karena itu mulailah untuk selalu mengkomunikasikan apa yang kita rasa, baik itu menyenangkan maupun tidak. Komunikasikanlah dengan bahasa yang bisa diterima oleh kedua belah pihak. Namun demikian, jika kita berada dalam keadaan yang sudah tidak bisa diperbaiki lagi kita juga harus tegas. Jangan mau terus – terusan berada dalam kondisi yang merugikan diri kita sendiri khususnya.

Ingatlah kata – kata Aristoteles : Everyone can be angry. But we angry to the right person, the right degree, the right purpose and the right way, that is difficult.

Jadi marahlah pada orang yang tepat dengan takaran yang pas dan tujuan yang jelas dengan cara yang benar. Walau sulit, jika kita selalu menerapkan ini, maka kita dapat mengekspresikan emosi kita (emosi negatif khususnya) dengan efektif.

212 Extra Degree Extra Effort

Agar kita berhasil dalam segala aspek kehidupan, sebenarnya hanya dibutuhkan kerja keras tambahan atau yang dikenal juga dengan 212 extra degree. Inti dari 212 extra degree ini adalah bagaimana kita bisa melakukan hal dalam kehidupan kita lebih dari yang diwajibkan. Namun demikian jika kita melakukan extra effort itu, maka akan ada nilai lebih bagi diri kita yang berdampak positif.

Ide 212 Extra Degree ini berasal dari SL Parker dan Mc Anderson yang berbicara mengenai pentingnya usaha lebih atau extra effort. Dan metafora yang diambil untuk extra effort ini adalah AIR. Mari sama – sama kita perhatikan air yang kita masak. Pada saat air ini ada di suhu 211 derajat Fehrenheit, dia hanya menghasilkan air mendidih. Tapi jika satu derajat lagi ditambahkan pada air, menjadi 212 derajat Fahrenheit, maka air itu akan menghasilkan uap yang dapat menggerakan lokomotif dan turbin.

Ada satu kalimat bijak yang dikutip dari Ralph Waldo Emerson, yang dapat menginspirasi kita untuk membuat suatu usaha lebih “Yang membedakan seorang juara dengan orang yang kalah adalah langkah – langkah yang diambilnya. Para juara selalu akan menambahkan langkah ke 2 ke 3 dan ke 4. Banyak orang sudah melakukan langkah pertama, tetapi dengan sedikit tambahan, kita bisa menambahkan nilai tambah yang luar biasa pada langkah pertama kita”.

Tidak semua orang dapat melakukan extra degree. Ini dikarenakan mental minimalis yang mereka punyai. Mereka terbiasa mengerjakan hal – hal yang biasa saja, karena tidak ada kewajiban untuk melebihkannya.  Dan mereka juga tidak dituntut untuk membuat suatu perbedaan yang luar biasa.

Contoh sederhana yang bisa kita lakukan untuk melatih extra effort ini adalah dengan SENYUM. Cobalah untuk senyum ramah pada setiap orang, walau tidak ada kewajiban untuk melakukannya. Tapi kita bisa lihat hasil dari hal sederhana yang kita lakukan itu, akan memberikan dampak positif yang luar biasa.

Emotional Quotient dan Pengalaman

Banyak yang mempertanyakan mana yang terpenting Kecerdasan Intelejensia atau Kecerdasan Emosi ? Kedua kecerdasan itu sama pentingnya. Kecerdasan Intelejensia terkait dengan keberhasilan akademik.

Berdasarkan efek Flint, Kecerdasan Intelejensia IQ anak sekarang semakin meningkat sekitar 9 – 20 poin. Tapi apakah peningkatan ini dibarengi dengan peningkatan Kecerdasan Emosi yang bisa membawa seseorang sukses dalam karir ?

Namun bagi kita yang mempunyai IQ biasa – biasa saja tidak usah khawatir, karena kita bisa mengasah Kecerdasan Emosi kita. Dan Kecerdasan Emosi ini bisa mengimbangi IQ, karena orang dengan kecerdasan emosi biasanya jauh lebih fleksibel dan mampu menutupi kekurangannya.

Dalam dunia kerja Kecerdasan Emosi ini menjadi penting. Ketika seorang pekerja melakukan tugas kerjanya, kecerdasan yang digunakan disini adalah kecerdasan intelejensia, nilai – nilai akademik menjadi pertimbangan sendiri. Namun ketika harus bertemu dengan klien, tim kerja dan harus memahami orang lain, maka diperlukan kemampuan Kecerdasan Emosi.

Berikut ini adalah cara yang bisa dilakukan untuk mengembangkan Kecerdasan Emosi menghadapi hal – hal yang mungkin terjadi dalam kehidupan. Kita bisa menulis jurnal harian sebagai contoh, tapi jika ini menyulitkan kita karena tidak adanya waktu, maka kita bisa bertanya pada diri sendiri mengenai apa yang kita pelajari hari ini. Ini bisa ditanyakan sebelum memulai hari dan sesudahnya.

Selain itu kita juga bisa belajar dari orang lain. Orang lain adalah media yang memang paling ampuh bagi kita yang ingin mengembangkan kecerdasan emosi kita. Lalu kita juga bisa membaca buku, baik buku mengenai Kecerdasan Emosi maupun buku – buku lain seperti novel misalnya. Kita juga bisa melakukan trial and error. Dan tentunya kita juga bisa melaksanakan system yang ada. Karena dengan menjalankan system maka kita akan berinteraksi dengan berbagai macam keadaan, orang dan kasus. Dan disinilah emosi kita akan diuji.

Manage Your Energy

Sering dalam kehidupan kita mengalami keletihan yang luar biasa. Biasanya alasan umum yang keluar karena keletihan ini adalah beban  kerja  yang banyak. Beban kerja yang menumpuk membuat tekanan pada emosi kita.  Keletihan raga yang luar biasa akan berdampak pada produktifitas kerja kita. Karena itu cobalah untuk  mengatur energi kita.

Ketika kita merasa sudah sangat lelah di hari kerja, jangan takut untuk beristirahat. Istirahat disini bisa keluar makan siang dengan teman – teman kita dan mengobrol mengenai hal – hal yang menyenangkan dan jauh dari masalah pekerjaan. Atau jika tidak sempat keluar kantor, pergilah ke toilet atau tempat sunyi yang bisa kita temukan lalu bermeditasilah. Pilihan tidur sejenak ( sekitar 15 menit ) juga bisa dijadikan pilihan.

Janganlah memaksakan diri mengerjakan tugas jika kita memang sudah kelelahan. Bekerjalah sesuai dengan kemampuan kita. Belajarlah untuk memiliki paradigma lebih baik bekerja sedikit tapi berkualitas, daripada bekerja banyak tapi tidak jelas. Bekerjalah dengan gembira.

Luangkan waktu sekitar 12 detik untuk melakukan hal menyenangkan. Misalnya melakukan peregangan, menyanyi, menari isi TTS atau menelepon keluarga atau teman dan menanyakan kabar mereka.

Kita bisa melakukan apapun untuk mengisi kembali energi kita yang hilang. Melakukan hobi, juga bisa dijadikan pelepasan kala lelah melanda.

Otak manakah yang sering kita ajak bekerja ? Nah otak yang sering diajak bekerja ini sesekali juga perlu untuk diistirahatkan. Jika kita selalu bekerja dengan otak kiri, maka istirahatkanlah otak kiri dan ajaklah otak kanan untuk aktif sesaat. Begitu juga sebaliknya.
Selamat mengatur energi !

Langkah Langkah Membangun Kecerdasan Emosi

Pengembangan kecerdasan emosional (EQ) bisa dipadukan dengan banyak aspek, termasuk pemikiran yang saat ini berkembang yaitu Neuro Linguistic Program – NLP. Secara garis besar ada dua hal utama dalam kecerdasan emosi yaitu mengenali dan mengelola emosi.

Jika kita sudah mengenali emosi kita, maka akan lebih mudah bagi kita untuk membangun dan mengembangkan kecerdasan emosi kita.

Dan berikut ini ada langkah – langkah yang bisa dilakukan untuk membangun kecerdasan emosi. Dalam langkah – langkah berikut ini akan berisi kompetensi apa yang dibutuhkan untuk mendapatkan kecerdasan emosi tinggi.

Yang pertama adalah mengatur emosi kita. Dalam cerita kehidupan ada masanya kita bertemu dengan kisah positif dan negatif. Nah…agar emosi kita tetap berada pada level baik, maka kita harus mau memilih informasi yang masuk.

Dan jangan biarkan hal diluar diri kita mengganggu diri kita. Karena diri kita adalah tuan dari emosi kita (I am the Master of My Emotion).

Kemudian agar kadar kecerdasan emosi kita semakin naik, kita harus belajar untuk mengkomunikasikan diri kita secara baik. Karena orang bisa salah tanggap jika kita keliru mengkomunikasikan diri kita.

Dengan mengkomunikasi diri dengan baik, maka akan menghasilkan emosi yang baik. Yang kemudian, kita pun bisa merencanakan kesuksesan rencana hidup kita.

Cara pandang terhadap dunia juga penting untuk mengubah frame kita mengenai sesuatu. Dan ini penting ketika kita ingin bertahan di dunia kerja. Ini artinya kita juga harus mau untuk melihat hal lain dari kacamata orang lain dengan mengajukan pertanyaan yang tepat. Terakhir cari cara sukses bagaimana kita dapat terlibat dengan orang lain.

Jika perlahan – lahan kita mencoba ini dalam kehidupan kita sedikit demi sedikit maka emosi kita akan terbangun baik. Kemudian akan membuat kita mampu menjaga stamina kecerdasan emosi kita tetap produktif karena kita selalu senang, bahagia dan antusias.

Empat Tipe Manusia Menghadapi Tekanan Hidup

Setiap manusia mempunyai karakteristik yang berbeda – beda. Dan itu juga yang membedakan setiap manusia untuk menghadapi permasalahan dalam hidup. Tipe – tipe itu adalah tipe kayu rapuh, lempeng besi, kapas dan bola pingpong.

Tipe kayu rapuh ini mudah sekali untuk hancur dan patah. Sedikit saja diberi tekanan, manusia tipe ini akan mudah frustasi, kecewa serta akan langsung mundur dengan segala permasalahan yang menghadangnya. Ini terjadi karena orang tipe kayu rapuh tidak terbiasa mengatasi kesulitan. Mereka biasanya berasal dari generasi kepompong yang memberikan kenyamanan dalam kehidupan mereka.

Tipe selanjutnya adalah lempeng besi. Mereka masih bisa bertahan ketika diberi sedikit tekanan. Dan jika tekanan makin besar dan sering, bisa dipastikan mereka akan patah sama sekali.

Kapas adalah tipe manusia ketiga dalam menghadapi tekanan hidup. Mereka akan cepat beradaptasi dengan masalah mereka, dan mudah kembali lagi ke posisi semula. Tipe ini lentur dalam menghadapi permasalahan yang dihadapinya, dan ini adalah tipe yang cocok untuk bertahan hidup.

Tipe terakhir adalah bola pingpong. Ketika menghadapi tekanan masalah, orang dengan tipe ini akan meluncur sangat dalam kebawah, untuk kemudian memantul cukup tinggi demi mencapai hasil yang luar biasa. Ini adalah salah satu tipe yang juga dianjurkan untuk dimiliki dalam hidup jika ingin bertahan di dunia yang keras ini selain kapas. Tipe bola pingpong dan kapas ini mampu bertahan karena mereka bisa membuat masukan untuk diri mereka sendiri dan memaknai masalah yang terjadi dalam kehidupan. Sehingga ketika mereka menghadapi masalah baru, mereka sudah mempunyai imun sendiri.

Semua orang bisa memiliki tipe kapas dan bola pingpong, asal mau mengubah pola pikir dan mengambil hikmah dari setiap masalah untuk jadi pembelajaran.

Permasalahan Dalam Kehidupan

Dalam kehidupan ini kita pasti banyak menemui hal yang lucu, aneh dan kadang menyebalkan, ketika kita berhubungan dengan orang lain. Di dunia kerja misalnya. Kita tidak bisa memilih atasan dengan karakter tertentu.

Nah ketika kita mendapatkan atasan dengan karakter Machiaveli atau Sociopath misalnya, cara  untuk mengatasi mereka adalah dengan bisa menempatkan posisi kita. Sadari bahwa kita adalah bawahan dan dia atasan. Jika ada sesuatu jangan melakukan konfrontasi langsung. Orang dengan jenis seperti ini memang pandai ‘berpolitik’, maka itu orang-orang yang memiliki karakter seperti ini biasanya suka punya banyak musuh. Oleh karena itu jangan masuk terlalu jauh dalam “politiknya”. Jika memang harus menghadapi atasan dengan mereka, buatlah strategi jitu. Contohnya adalah dengan sesekali terlihat “bodoh” di hadapan mereka, yang biasanya sangat haus akan pujian, sok tahu, dan sifat lain yang terkesan ‘Aku adalah Segalanya’.

Masalah lain yang sering kita alami dalam hidup adalah LUPA. Otak kita sebenarnya tidak pernah melupakan apapun, hanya saja kita mengalami kelupaan, karena kita tidak menyimpan informasi yang masuk ke otak kita dengan benar dan teratur. Seperti halnya pada saat kita memarkir mobil. Kalau kita memarkir mobil dengan rapi, maka mobil mudah untuk dikeluarkan. Sebaliknya jika kita memarkir mobil sembarangan, maka jika mobil kita akan keluar, juga mengalami kesulitan.

Lalu bagaimana jika kita mengalami penghinaan dari orang lain ? 
Sebenarnya sakit hati atau luka yang kita rasakan, terjadi karena kita MENGIJINKANNYA terjadi. Untuk itu kita bisa mengatakan pada diri kita sendiri saat ada yang menghina,”Tidak ada yang dapat menyakiti saya, karena saya tidak mengijinkan mereka menyakiti saya”.

Nah jika kita diijinkan untuk menjadi pemimpin, ini bisa dilihat dari dua sisi. Berkah atau Musibah. Apapun itu, sebaiknya jadikanlah posisi baru yang dipercayakan kepada kita itu sebagai amanat dan melaksanakannya secara penuh. Oleh karena itu jadilah pemimpin yang berenergi, agar bisa memotivasi dan menginspirasi anak buahnya. Selain itu pemimpin juga harus mempunyai ketajaman, kemampuan, dan ketrampilan memimpin. Hal lain yang juga penting adalah kemampuan untuk mengeksekusi atau memutuskan sesuatu. Karena dunia tidak bisa menunggu.

Social Intelligence II

Kecerdasan sosial atau dikenal juga dengan istilah Social Intelligence adalah kemampuan untuk memahami, mengelola dan bertindak bijaksana terhadap orang lain. Tidak semua manusia mempunyai kecerdasan sosial yang sempurna. Dalam kecerdasan sosial ada yang dikenal dengan “Tiga Sekawan Kelam” yaitu mereka yang bermasalah dengan Social Intelligence. Tiga Sekawan Kelam itu adalah Narsis, Machiavelli dan Sosiopath.

Mereka yang dikategorikan sebagai Narsis memiliki ciri-ciri : berprinsip “Dunia ada untuk memujaku”. Mereka ini biasanya bersifat tidak peduli dengan orang lain, merasa kebutuhan dirinya adalah yang terpenting dan egois.  Ciri lain dari Narsis ini  memiliki ilusi diri dimana ia merasa orang lain menyukai dirinya, padahal tidak demikian kenyataannya.

Narsis tidak selalu berkonotasi negatif. Ada hal baik yang bisa dilihat dari seorang  Narsis. Salah satunya ialah mereka senang dengan pekerjaan tantangan tinggi, walaupun demi mendapatkan kepuasan dengan menerima pujian atau tepuk tangan dari orang lain. Jika kita perhatikan, kebanyakan orang yang sukses adalah mereka yang tergolong Narsis.

Strategi yang bisa digunakan untuk menghadapi orang yang memiliki karakter Narsis adalah dengan masuk dahulu ke dunianya dengan cara memujinya, lalu arahkan perlahan ke dunia kita.

Ciri – ciri Machiaveli adalah berprinsip “Dunia ada sebagai alatku”.  Mereka tidak selalu ingin popular, tetapi agenda dirinya menjadi yang utama. Mereka mungkin mau peduli dan mendengarkan orang lain, tetapi tetap dengan tujuan, agar goalnya tercapai. Kemudian mereka mempunyai empati visi-terowongan, dimana dia bisa berempati dan memusatkan perhatian, jika ada tujuan yang ingin dicapainya melalui orang  itu.

Strategi yang bisa digunakan untuk Machiaveli adalah selalu waspada dan berhati-hati. Boleh saja untuk menentang konsepnya, tetapi jangan sampai membuatnya emosional.

Karakter ketiga dari Tiga Sekawan Kelam adalah Sosiopath. Mereka memiliki prinsip “ Dunia ada untuk dipermainkan, dikelabui, digunakan ataupun dibuang”. Sifat mereka suka akan perbedaan, senang membuat sekelilingnya merasa menderita, sulit berempati, dan parahnya mereka semakin bersemangat ketika orang lain sedang kesakitan dan menderita. Tetapi orang dengan karakter Sosiopath ini juga berani menerima  hukuman. Namun demikian mereka akan tetap merasa dirinya benar.

Strategi menghadapi Sosiopath adalah berusaha untuk membongkar pola, saat ia menggunakan pola penyiksaan.

Dari semua strategi yang disampaikan untuk menghadapi Tiga Sekawan Kelam itu, yang terpenting ialah memberikan cinta dan perhatian. Cinta dan perhatian diharapkan dapat merubah mereka. Syaratnya tentulah dengan kesabaran, ikuti “permainannya” namun jangan terjebak. Tetap waspada. Pelan-pelan mereka akan menyadari bahwa ada cara lain yang lebih nyaman untuk dinikmati tanpa membuat orang lain  menderita.

Neuro Psycho Imunologi

Tema Neuro Psycho Imunologi atau Psikoneuroimunologi dipilih untuk mengetahui bahwa ada hubungan antara keadaan emosi dengan kondisi fisik. Dengan demikian kita dapat merawat mood kita untuk menjaga kesehatan fisik.

Psikoneuroimunologi menurut Holden (1980) dan Ader (1981) ialah sebuah kajian yang melibatkan berbagai segi keilmuan, neurologi, psikiatri, patobiologi dan imunologi. Konsep psikoneuroimunologi ini muncul saat adanya penelitian tentang adanya hubungan antara stress dengan kekebalan tubuh. Dimana ditemukanlah kesimpulan bahwa stress bisa menyebabkan turunnya imunitas tubuh. Contoh yang mungkin sering kita alami tapi tak disadari adalah saat kita mengalami kondisi emosi yang kurang baik, flu atau pilek gampang sekali kita derita, walaupun di sekitar kita tidak ada yang menderita flu atau pilek. Tapi ketika kita dalam keadaan senang hati, nyaman dan damai, walaupun keluarga kita atau lingkungan di sekitar kita terkena wabah virus ini, daya tahan tubuh kita masih bisa menahan virus tersebut.

Kembali pada psikoneuroimunologi, Martin (1938)  mengemukakan ide dasar psikoneuroimunologi adalah sistem kekebalan ditentukan oleh status emosi. Lalu stres dapat meningkatkan kerentanan tubuh terhadap infeksi (seperti contoh yang disebutkan diatas). Dikatakan pula lebih lanjut bahwa karakter, perilaku, pola coping (pertahanan), dan status emosi berperan pada modulasi sistem imun.

Adapun penyebab stress yang disebut stresor dibagi atas 3 golongan yaitu:

Stresor fisik biologik : dingin, panas, infeksi, rasa nyeri, pukulan, dll.
Stresor psikologis : takut, khawatir, cemas, marah, kekecewaan, kesepian, jatuh cinta, dll
Stresor sosial budaya : menganggur, perceraian, perselisihan, dll.
Stres dapat mengenai semua orang dan dari segala usia. Dan pada kondisi tertentu stres dibutuhkan agar kita bisa lebih waspada, sigap dan siap menghadapi tantangan.

Cara – cara untuk mengelola stresor adalah dengan rasionalisasi (menerima peristiwa yang dialami), mencurahkan isi hati pada orang yang tepat, kemudian mengambil hikmah dari peristiwa yang dialami.
 
 

Do Customer Buy Because of Price Only?

Dulu ketika orang lebih banyak menjual komoditi, harga adalah pembeda. Pelanggan pun membeli suatu produk karena harga. Namun dengan kompleksitas yang ada sekarang dimana komoditi berubah menjadi barang dagangan pelanggan akan memilih pasarnya sendiri tergantung dari apa yang menjadi tujuannya membeli produk.

Karena itu banyak pedagang sekarang yang memakai strategi dalam menjual produknya. Diantaranya adalah penggunaan merek. Banyak pelanggan sekarang yang membeli produk karena merek. Tidak hanya itu, pelanggan juga membeli karena kualitas, kebanggaan dan edukasi.

Namun ada juga pembeli yang membeli suatu produk karena pelayanannya yang baik atau yang disebut sebagai pelayanan prima. Bahkan pengalaman menyenangkan saat membeli produk pun bisa membuat pelanggan memborong produk kita.

Lalu bagaimana dengan kita ? Mengapa kita membeli suatu produk dari tempat tertentu ?

Behave Like A Profesional Doctor

Para sales person mempunyai kebiasaan Vini, Vidi, Vici – aku datang, serang dan menang ketika berhadapan dengan para pelanggannya. Kebiasaan ini membuat seringkali membuat jengah para pelanggannya. Untuk itu agar kita mempunyai imej yang baik di depan pelanggan sehingga mereka juga dapat terus bersama kita ada baiknya kita mengikuti langkah para dokter profesional dalam menangani pasiennya.

Selain memperhatikan penampilan hal yang biasa dilakukan dokter profesional adalah membangun hubungan baik dengan pasiennya. Begitupun para sales person harus melakukannya. Ada tiga kunci yang bisa diterapkan untuk membangun hubungan dengan pelanggan yaitu dengan berempati, memperhatikan bahasa tubuh positif kala berhadapan dengan pelanggan dan harus memegang kode etik yang kuat.

Langkah – langkah tadi cukup efektif diterapkan jika kita ingin memiliki hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Kemudian hal berikutnya yang bisa dilakukan adalah menyelidiki apa yang menjadi keluhan dan kebutuhan pelanggan. Jangan asal memberikan produk kita tanpa kita mencari tahu dulu apa yang menjadi keinginan dan kebutuhannya. Cari tahu keluhan – keluhan dan masalahnya atau mendiagnosa masalah secara detil.

Jika itu sudah diketahui maka kita sebagai sales person bisa memberikan solusi yang tepat guna. Setelah keluhan dan masalah diketahui maka waktunya untuk memberikan resep atau apa yang dibutuhkan oleh pelanggan kita yaitu membuat presentasi, mengajukan proposal dan akhirnya memberikan penawaran.

PEOPLE BUY VALUE NOT PRICE ONLY

Pelanggan membeli suatu produk tidak melulu karena harga. Tapi juga karena suatu nilai yang terkandung dalam suatu produk itu. Nilai ini bisa berupa manfaat. Manfaat pada suatu produk ini ada dua, yaitu rasional dan emosional. Untuk manfaat rasional banyak orang tahu seperti kualitas produk, pengantaran, distribusi yang tepat, respon cepat jika ada keluhan, purna jual dan layanan, serta masih banyak lagi.  

Manfaat berikutnya yang juga perlu diperhatikan adalah manfaat yang bersifat emosional. Contohnya seperti Bank. Sekarang banyak orang yang menaruh dananya di Bank yang memakai sistem operasi Syariah untuk tujuan keamanan dan kenyamanan, bukan karena bunganya yang tinggi. 

Pemilihan bank ini juga dilakukan berdasarkan citra grup yang memayunginya. Apakah bank ini bersindikasi dengan grup yang besar atau kecil ? Status juga menjadi pertimbangan penting kenapa pelanggan memilih produk tertentu. Seorang wanita yang hidup di kalangan atas akan memilih tas dengan merk Channel misalnya, untuk memenuhi kebutuhan statusnya.

Jadi untuk meningkatkan penjualan, diskon tidak selalu berhasil menjerat pelanggan. Tapi cobalah alihkan pada pemberian manfaat baik yang bersifat rasional maupun emosional. (hac)

THE BENEFITS TO DO TERRITORY MANAGEMENT

Di perusahaan distribusi dan sales masalah yang sering muncul adalah tidak adanya sistem yang disusun dan dibakukan sebagai Standar Corporate Plan maupun Operational Plan bagi cabang dan divisi penjualan dari suatu perusahaan. Untuk hal ini kita bisa belajar dari kerangka kerja militer. Dalam hal ini militer memiliki pola kerja yang cukup baik, solid dan berhasil. Seperti contoh di Angkatan Darat. Dimana di satu wilayah dibagi ke dalam beberapa daerah yang lebih kecil, dan di tiap daerah tersebut ditugaskan seorang perwira. Sebagai contoh, Indonesia dibagi ke dalam beberapa daerah militer: daerah provinsi dipimpin Pangdam, resort dipimpin Danrem, distrik dipimpin Dandim, kecamatan dipimpin Danramil, dan kelurahan dipimpin Babinsa. Di mana pun bertugas, masing-masing pejabat militer harus mengikuti suatu pola yang telah tersusun dan dibakukan. 

Tidak jauh berbeda juga adalah manajemen penjualan dan distribusi, di mana setiap wilayah dapat mengikuti sistem terpadu yang disusun untuk kepentingan dan keperluan perusahaan induk. Tujuannya untuk menggarap wilayah-wilayah itu secara efisien dan efektif. Hal ini dikenal dengan Manajemen Wilayah atau Territory Management. Lebih jelasnya Manajemen Wilayah adalah suatu susunan dari pelanggan-pelanggan yang saat ini terdaftar dan aktif, di mana seorang eksekutif penjualan ditugaskan khusus untuk melakukan penjualan secara optimal dan berkesinambungan. Eksekutif penjualan ini bisa seorang kepala cabang, manajer penjualan, penyelia penjualan, atau wiraniaga yang ditempatkan di suatu wilayah. 

Nah jika perusahaan distribusi dan sales ini (khususnya) menerapkan Territory Management maka akan banyak keuntungan yang bisa didapat. Diantaranya adalah dapat mengurangi biaya penjualan. Dengan adanya Territory Management maka segala sesuatunya sesuai dengan rencana tanpa menghabiskan waktu dan biaya, khususnya biaya perjalanan Dinas Executive. Keuntungan lain yang bisa didapat dengan menerapkan Territory Management adalah meningkatkan pelayanan pelanggan. Pelanggan akan mendapatkan pelayanan yang terbaik dari perusahaan. Berikutnya adalah meningkatkan penjualan dengan memaksimalkan dan mengefektifkan penjualan. Selanjutnya adalah membagi cakupan dan beban lebih profesional. Dengan beban pekerjaan, waktu kerja dan potensi penjualan yang sama untuk semua Sales. 

Dengan menerapkan Territory Management, evaluasi kerja juga dapat dilakukan dengan akurat dan profesional. Karena sistem ini memudahkan untuk merencanakan dan mengevaluasi kinerja SDM dan sistem intensif. Selain itu melakukan analisa distribusi, potensi outlet, area, pasar dan kompetitor dapat dilakukan lebih profesional juga. Karena sistem manajemen ini memungkinkan adanya masukan bagi Departemen Pemasaran, Produksi, Keuangan dan HRD.

Why Do Some People Persist and Some Quit III

Agar tetap bertahan dalam situasi sulit, maka kita membutuhkan motivasi. Sebaiknya motivasi ini ditumbuhkan dalam diri kita sendiri dulu. Karena pada dasarnya manusia itu mempunyai motivasi dalam dirinya sendiri. Galilah itu untuk dijadikan poin positif bagi perkembangan diri kita. Motivasi ini bisa dilakukan oleh semua orang apapun pekerjaan mereka, karena toh semua orang berpotensi untuk mengalami demotivasi. 

Motivasi akan semakin kuat berada dalam diri kita jika kita juga mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Rencana – rencana juga akan sangat membantu terciptanya tujuan kita. 

Dan jangan lupa untuk mengelolanya bersama motivasi. 
Alangkah baiknya juga jika rencana kita ini didukung oleh pengetahuan yang cukup. Dengan pengetahuan yang cukup maka kita bisa lebih percaya diri menghadapi segala sesuatunya. Pengetahuan ini bisa kita dapat dari banyak sumber seperti majalah, radio, televisi dan lain sebagainya.  (hac)
 
 
Pembicara Tamu : Haryo Ardito – Die Hard Motivator

Why Do Some People Persist and Some Quit II

Dalam situasi serba sulit seperti ini pemenangnya adalah mereka yang bisa menyiasati kondisi ini. Untuk itu diperlukan cara agar bisa bertahan. Dan kunci untuk bisa bertahan adalah dengan menentukan tujuan yang jelas akan arah bisnis kita. Kemudian buatlah motif usaha kita. Dengan adanya motif, maka kita akan lebih tahan menghadapi krisis. 
Kunci berikutnya adalah dengan membuat standar kesuksesan. Standar ini bisa kita ambil dari sosok – sosok sukses, yang bisa kita tiru kesuksesannya. 

Lalu punyailah motivasi.  Cara mengumpulkan motivasi adalah dengan berkumpul bersama orang - orang yang  termotivasi dan bersemangat. Karena motivasi dan semangat akan menular. (hac)

Why Do Some People Persist and Some Quit

Dalam situasi yang tidak menentu seperti saat ini, para atasan biasanya akan mudah patah arang. Dan biasanya orang seperti itu jarang menghadapi kesulitan dalam kehidupannya. Berbeda dengan atasan yang sering menemui kendala, maka mereka akan lebih tahan menghadapi cobaan. Padahal dalam keadaan seperti ini, sangat dibutuhkan sekali suatu ketahanan dalam bekerja. Karena itu ada beberapa kunci yang bisa digunakan agar kita bisa lebih tahan di masa perekonomian yang sedang menurun seperti ini. Kunci itu adalah :

Defitiness of Purpose. Seseorang akan mempunyai ketahanan jika dia mempunyai cara berpikir dan motif yang kuat untuk menjalankan sesuatu. Dan motif itu biasanya datang dari dalam diri sendiri. Segala sesuatu yang datang dari dalam diri sendiri, selalu akan jauh lebih kuat daripada datangnya dari luar diri kita sendiri. 

Selain itu juga kita harus berani untuk keluar dari zona nyaman. Dengan kita keluar dari zona nyaman, maka kita akan lebih tahu sekuat apa kita sesungguhnya. Ditambah lagi dengan adanya motif dan dukungan yang kuat maka ketahanan kita menghadapi masalah akan jauh lebih baik lagi. (hac)

Three Options Opportunnity to Create Reputation

Membangun reputasi berarti membangun kepercayaan. Dalam dunia bisnis berarti berhubungan erat dengan membangun kepercayaan bagi pelanggan. Untuk pembangunan reputasi sebenarnya bukanlah mutlak tugas Public Relation saja, tapi juga tugas seorang Sales People. Membangun kepercayaan bisa dilakukan dengan melakukan hal – hal positif seperti MELAYANI. Melayani jika kita biasakan bukanlah hal yang sulit. Kita bisa selalu menjaga hubungan baik dengan pelanggan hanya dengan mengucapkan terima kasih ketika selesai melakukan kerjasama melalui SMS. Atau mengucapkan Selamat Ulang Tahun. Hal sederhana ini diharapkan dapat mengakuisisi pelanggan baru lebih besar sampai sekitar 6 sampai 8 x lipat, dibanding dengan mempertahankan pelanggan. 

Nah dengan pelayanan yang sederhana itu maka akan terbangun loyalitas pelanggan secara berkesinambungan. Karena itu ketika pelanggan telah selesai melakukan Closing, tetap lakukan komunikasi dengan mereka dan usahakan untuk selalu mudah dihubungi oleh para pelanggan. 

Pelayanan yang baik kepada pelanggan akan membuat mereka terkesan dan melakukan Repeat Order. Dengan ini maka reputasi baik telah dibentuk. Hal lain yang bisa dilakukan dengan melakukan pelayanan adalah terbentuknya nilai positif. Nilai positif akan semakin menetap jika kita membantu pelanggan dengan memenuhi apa yang menjadi kebutuhannya kala kita menawarkan produk kita dan tidak menjual produk yang kita bawa. Jika kita dapat melakukan itu maka kita dapat meningkatkan manfaat emosional dengan  pelanggan. Selain pelayanan, agar pelanggan tetap lengket dengan kita maka produk kita juga harus mempunyai kekhasan. 

Namun diatas itu semua pelayanan yang baik dimulai dari diri kita sebagai Leader. Lead by Example. Kepuasan pelanggan berbanding lurus dengan kepuasan pelanggan yang ada dalam organisasi kita sendiri (anak buah). Dan kepuasasn pelanggan dalam organisasi sangat tergantung dari bagaimana kita memimpin anak buah di lapangan dalam organisasi. (hac)

Winner For Leader

Masa krisis bagi para pemimpin adalah saat dimana mereka membuktikan diri kepada semua pihak. Nah pemimpin yang berhasil membawa perusahaan dan anggotanya keluar dari krisis biasa adalah mereka yang berkarakter WINNER.W ? Work Hard & Smart. Para pemimpin yang berhasil selain bekerja keras membangun usahanya juga berani untuk mendelegasikan pekerjaannya kepada karyawannya. Selain itu mereka juga memberikan contoh dengan kepimpinan mereka, bukan dengan perintah – perintah.

I ? Ideas. Pemimpin berhasil adalah mereka yang memiliki ide inovatif. Ide – ide inovatif mereka didapatkan dengan belajar dari berbagai sumber.

N ? Now. Orang yang biasanya suka menunda, sulit menjadi seorang pemimpin apalagi membawa perusahaannya keluar dari krisis. Karena itu pemimpin yang baik adalah mereka yang selalu melakukan aksi bukan melulu membuat rencana (PDCA – Plan Do Check Action).

N ? Natural. Menjadi diri sendiri dan tidak ikut – ikutan gaya kepimpinan orang lain adalah salah satu rahasia pemimpin yang berhasil menjadi pemenang melawan krisis. Karena dia sadar betul bahwa dirinya berbeda dan menghadapi situasi dan kondisi yang berbeda dibandingkan dengan orang lain. Mereka juga biasanya transparan kepada para karyawannya dengan tidak menyembunyikan apapun kepada bawahannya. 

E ? Enthusiasm. Berantusias itu sangat diperlukan bagi para pemimpin. Dengan antusiasme maka kerja mereka akan lebih mantap dan efektif. Namun demikian ingat selalu untuk berantusias dengan ilmu. Artinya antusias juga harus dibarengi dengan ilmu pengetahuan yang cukup.

R ? Repeat. Lakukan apa yang menjadi kesepakatan bersama terkait dengan pekerjaan secara terus menerus. Dari sini dapat dilihat bagaimana konsistensi pemimpin. 

S ? Sell. Setelah semua upaya dilakukan maka hal terakhir yang harus dilakukan adalah melakukan penjualan. Jika mereka berhasil untuk melakukan Closing The Sell secara sempurna, bisa dipastikan pemimpin ini dapat membawa perusahaan dan organisasinya pada level semangat baru dan akhirnya menjadi WINNER. (hac)

Leading in Crisis Situation (I)

Seorang pemimpin pasti tahu bahwa potensi krisis dalam bisnis dapat menjadi krisis betulan suatu saat nanti. Pada saat situasi krisis nyata ini datang, hal yang harus dilakukan adalah tetap berusaha dan berdoa. Usaha ini perlu dilakukan karena jika kita tidak melakukan apapun, dampaknya malah akan memperparah bisnis kita. Selain itu juga kita harus melakukan komunikasi secara intens dengan para karyawan, pemegang kuasa dan media. Ini dilakukan agar kita dapat mengantisipasi segala sesuatunya. Sehingga ketika hal terburuk terjadi kita tidak merasa aneh dan kaget. 

Jangan lupa juga untuk selalu bermitra dengan pelanggan kita. Pelanggan adalah mitra potensial untuk menambah pelanggan. Hal ini terjadi karena satu pelanggan bisa mempunyai banyak teman yang berpotensi untuk menjadi pelanggan kita. Dan di situasi krisis seperti ini, promosi dari pelanggan dapat membantu menekan biaya promosi. (hac)

People of Influence Are Successful. Are You The One of Them ?

Seorang pemimpin sebaiknya adalah mereka yang dapat mempengaruhi orang lain untuk melakukan apa yang diperintahkannya. Hanya saja pada kenyataanya tidak semua pemimpin mempunyai kemampuan seperti itu. Malah banyak juga orang yang tidak punya jabatan mempunyai daya pengaruh yang tinggi. Mereka bisa disebut sebagai pemimpin informal.

Kabar baiknya adalah semua orang mempunyai daya pengaruh yang berbeda satu sama lainnya. Mereka yang mempunyai daya pengaruh tinggi tentu akan lebih mudah untuk mempengaruhi orang lain.

Daya pengaruh penting untuk kita meraih kesuksesan dalam setiap aspek kehidupan kita tanpa harus mengeluarkan aksi fisik, sehingga kita bisa diterima oleh banyak orang. 

Elemen yang harus dimiliki mereka yang mempunyai daya pengaruh adalah :

Friendly : mereka biasanya ramah pada semua orang.
Easy to Know People : cepat kenal dan akrab dengan orang lain dan memiliki aura menyenangkan. 
Smart : mereka mampu melihat celah yang tidak semua orang bisa melihatnya. 
Respect to Others : mereka tidak pernah mencela, meremehkan dan mengentengkan orang lain. Mereka biasanya memanusiakan manusia.
Pilot Hours : mereka mempunyai jam terbang yang tingi. Maka itu tidak heran mereka yang mempunyai daya pengaruh tinggi biasanya sudah mapan dalam kehidupan mereka karena jam terbang. Apalagi jika dalam jam kerja tersebut performa kerjanya baik.
Take Action : mereka selain memberikan teori biasanya langsung melakukan aksi. Dan tidak takut berbuat salah. Karena bagi mereka lebih baik salah tapi beraksi daripada aman tapi mati. 
Knowledgable : mereka mempunyai pengetahuan yang luas.
Successful : kesuksesan untuk mereka adalah mampu menghargai setiap usahanya.
A Winner : mereka adalah yang mampu bangun dari kekalahan.
Creative : mereka yang mapmu menyikapi kehidupannya dengan segala kegiatan membangun.
Well Read : mereka biasanya suka menambah ilmu dengan membaca segala macam buku.
Articles Published : ilmu yang mereka punyai biasanya mereka rangkum dalam sebuah artikel yang nantinya dipublikasikan agar bermanfaat bagi orang lain. 
An Author : dengan semua kumpulan artikelnya maka mereka menciptakan buku.
A Speaker : Setelah buku berhasil terbit maka mereka akan mendadak jadi Speaker untuk mempromosikan bukunya. 
Tells The Truth : mereka adalah orang suka yang berbicara apa adanya. 
Gets the Job Done : tidak melulu berteori tapi juga melakukan sesuatu dengan memberikan contoh baik kepada bawahan atau rekan sekerja.
Credible : mereka punya kredibilitas tinggi.
Long-term Oriented : mereka mempunyai pemikiran jauh kedepan dan konsisten dengan apa yang dikatakannya dari awal hingga akhir.
A Spiritualist : keberhasilan mereka selalu dibarengi dengan kesuksesan spiritual mereka. (hac)

Leading in Crisis Situation (II)

Pemimpin adalah shadow of organization atau bayangan perusahaan. Artinya ketika seseorang dipercaya untuk menjadi pemimpin di suatu cabang perusahaan maka dia sebenarnya bayang - bayang perusahaan itu di tempat tersebut. Saat krisis ini juga adalah saat yang tepat untuk membuktikan eksistansi pemimpin. Karena mampu teratasi atau tidaknya situasi krisis perusahaan tergantung dari kinerja pimpinannya. Maka itu beraksilah daripada mengeluh dan berilah contoh daripada banyak menyuruh. 

Lalu lakukanlah Management By Wondering (Walking) Around dimana memimpin dengan sistem bertanya. Bertanya mengenai apa saja yang terkait dengan perkembangan usaha. Atau juga memimpin dengan turun langsung ke lapangan untuk mengetahui situasi di lapangan, sehingga didapat suatu pandangan yang dapat berpengaruh positif pada bisnis. 
Jangan lupa juga untuk selalu mempraktekan Lead by Example. Kekuatan memimpin karyawan dengan memberikan contoh akan jauh lebih efektif. Karena anak buah tidak merasa digurui dan dimandori.

Boleh saja memotong bea usaha yang tidak penting, tapi jangan sampai nilai perusahaan juga terpotong. Karena nilai perusahaan ini erat kaitannya dengan pelanggan. Dimana kebanyakan pelanggan itu membeli nilai. 

Tetap fokus pada rencana dan langkah yang diambil saat krisis sangat penting adanya bagi keberlangsungan bisnis saat krisis. Dalam kondisi krisis seperti sekarang ini pilihannya hanya dua yaitu Focus or Fail. Ingat juga bahwa anak buah adalah suatu Sumber Daya yang sangat berharga, karena itu lakukanlah gaya memimpin - People Oriented. (hac)

Welcome To The Era of Economy Crisis : What Do You Do Then?

Krisis keuangan Amerika telah mempengaruhi seluruh dunia di hampir semua sisi kehidupan. Namun jangan khawatir dengan krisis keuangan ini, karena toh yang mengalaminya bukan saja usaha milik kita tapi juga menimpa usaha pesaing kita.

Karena itu dibutuhkan suatu gerakan dari seorang pemimpin untuk melakukan yang terbaik. Karena seperti kita ketahui bersama bahwa apapun yang terjadi toh the show must go on dan do more sales and profit.

Salah satu caranya adalah dengan melakukan extra mile. Extra mile adalah suatu kegiatan lebih yang kita lakukan untuk mendapat hasil lebih juga. Namun demikian sebelum melaksanakan extra mile,tetap harus sistem yang ditetapkan agar pelaksanaan extra mile dapat lebih membuat karyawan termotivasi sehingga hasil yang didapat juga lebih baik lagi. Pelaksanaan extra mile tidak harus njlimet, lakukan saja dengan sederhana.

Contoh adalah seperti Rumah Makan Sop Ikan Batam. Ketika kita akan mencapai pintu rumah makan itu, salah satu pelayannya membukakan pintu untuk mempersilakan para tamu yang datang. Kemudian mereka juga tanpa sungkan mendatangi calon tamu yang masih ada dalam mobil ketika hujan sambil membawakan payung. Suatu hal yang sederhana bukan, tapi pengaruhnya luar biasa dan dapat membuat kita sebagai pelanggan terkesan dan bisa dipastikan kita pasti akan datang lagi ke Rumah Makan yang melayani pelanggannya dengan Excellent ! (hac)

The Power of Preparation in Selling II

Segala sesuatu perlu sebuah persiapan. Termasuk juga saat kita akan menjual suatu produk. Ada beberapa persiapan yang bisa dilakukan sebelum kita menjual produk pada prospek.

Buatlah prospek mengenal kita secara positif. Berikanlah kesan positif saat kita bertemu dengan prospek. Bisa dengan penampilan rapi, senyum ramah dan bahasa tubuh menyenangkan dan hangat. Dengan semua usaha diatas prospek juga akan merasa nyaman dan siap untuk menuju langkah selanjutnya.

Kita mengenal prospek. Saat kita bertemu dengan prospek ngobrollah dengan santai untuk mengetahui lebih jauh lagi tentang prospek. Mengenal prospek ini tidak melulu harus melalui obrolan langsung tapi juga bisa dengan melihat internet, menelepon atau menanyai orang yang ada di sekeliling prospek. Dengan mengetahui diri kita dan lawan bicara maka kita akan lebih jauh bisa menguasai perbincangan menuju presentasi.

Siapkan pertanyaan dan bukan presentasi. Ajukan pertanyaan kepada prospek mengenai problem apa yang dihadapi dan solusi seperti apa yang diinginkannya. Dengan perhatian seperti itu maka prospek merasa seolah diperhatikan. Kehadiran kita di hadapan prospek adalah untuk membantu mereka membeli.

Siapkan pembicaraan yang membuat propsek senang. Perbincangan yang menyenangkan bagi prospek bisa digali dari sekitar mereka, seperti bicara soal anak, tempat asal, hobi, foto keluarga dsb.

Buatlah produk yang ditawarkan mempunyai diferensiasi dari kompetitor. Perbedaan bisa dimulai dari bungkus produk, pelayanan, pemasaran, desain tempat, desain produk atau rasa yang berbeda. Namun yang lebih penting adalah manfaat yang diberikan harus juga berbeda.

The Evolution of Sales Orientation

Perubahan jaman seharusnya juga diikuti oleh perubahan cara menjual kepada pelanggan. Karena cara pendekatan, cara pandang dan keinginan pelanggannya sudah berbeda dibanding dulu. Dulu orientasi penjualan adalah product sales (menonjolkan produknya). Namun sekarang menjual lebih pada memberikan solusi bagi pelanggan.  Ada tiga jalur evolusi yang bisa dilihat dalam suatu proses penjualan yaitu Product Sales Orientation, Solution Sales Orientation dan Value Sales Orientation. 
Beberapa hal yang mengalami evolusi dalam hal penjualan adalah Sales Argument, Profile of Sales dan Customer Contact.

Sales Argument 
Dulu orang selalu mencari produk yang tahan lama. Tapi sekarang apakah memang benar pelanggan mencari produk yang tahan lama ? Sesuatu yang dulu  benar, belum tentu masih berlaku sekarang. Dalam hal ini product sales orientation yang disarankan adalah best product, solution sales orientationnya adalah solution to your need, dan value sales orientationnya adalah dampaknya terhadap bisnis. 

Profile of Sales
Bicara masa dulu, orang membutuhkan sales person yang bisa menjual kehebatan produk, tapi sekarang orang mencari sales person yang dapat mencari solusi dan memenuhi kebutuhan pelanggan. Karena itu sebelum prospek alangkah disarankan kepada para sales person untuk mencari terlebih dahulu mengenai pelanggan kita. Cari informasi sebanyak – banyaknya mengenai pelanggan itu, untuk memudahkan menggali kebutuhannya dan memudahkan para sales person untuk mencari solusinya. Dalam hal ini product sales orientation yang disarankan adalah product expert, solution sales orientationnya adalah solution provider, dan value sales orientationnya adalah memberikan nilai dalam bisnis (konsultan bisnis).

Customer Contact
Perhatikan siapa yang menjadi kontak kita pada suatu perusahaan. Kalau memang diperlukan maka kita juga harus memperluas kontak kita selain kepada bagian purchasing atau marketing, juga bisa kita menghubungi divisi fungsi (user) atau Department Manager. Ketika menghubungi Department Manager ini berikan value bahwa produk ini bisa memberikan penghematan dan menambah kinerja. (hac)

Leadership Factors in Sales Management II

Jika ingin menjadi pemimpin maka harus mempunyai tiga unsur mutlak seperti ketrampilan, gaya memimpin dan kekuatan. Ketiga hal ini saling mengisi. Ketrampilan tanpa kekuatan maka tidak akan berarti apa – apa.

Demikian juga kekuatan tanpa tahu situasi yang dihadapinya, itu juga masalah. Karena dengan mengetahui situasi yang kita hadapi maka dengan sendirinya pemimpin juga akan menyesuaikan gaya memimpinnya.

Kekuatan bisa merupakan warisan atau juga dibuat. Apapun itu jika kita berada dalam posisi ‘Pemimpin’ maka kita berada dalam posisi yang mempunyai kekuatan. Dan ini amanat. Artinya kita harus memberikan yang terbaik untuk karyawan kita.

Leadership Factors in Sales Management

Pelatihan dalam sebuah perusahaan mutlak diperlukan. Namun jika perusahaan tidak mempunyai anggaran untuk melakukan pelatihan, maka perusahaan harus memaksimalkan Sales Manager-nya.

Sales Manager adalah orang yang paling potensial untuk mendapatkan pelatihan, nah ketika kembali pulang maka Sales Manager harus memberikan ilmunya kepada para karyawannya. Karena itu Sales Manager dituntut untuk mempunyai sifat kepimpinan yang tinggi.

Dimana dia harus mempunyai ketrampilan untuk memimpin, mengatur dan mengelola manusia, dalam hal ini karyawannya. Untuk mengatur dan memimpin serta mengelola ini dibutuhkan sikap positif karena Sales Manager ini nantinya harus juga memberikan motivasi. Power juga harus dipunyai oleh seorang Sales Manager agar pelatihan juga dapat berjalan dengan baik dan terimplementasi nyata.

How To Do A Smart and Effective Sales Training II - Interaksi

Bagaimana cara memberikan training motivasi padahal perusahaan tidak mempunyai budget training ? 

Pembelajaran yang benar adalah pembelajaran yang dilakukan oleh atasan. Karena atasan adalah individu yang paling tahu persis bisnis, karakter, dan bagaimana positif dan negatif kita. Karena itu Training atau Pelatihan harus selalu dilakukan oleh atasan. Caranya adalah dengan membagikan ilmu yang didapat saat mengikuti seminar atau pelatihan sebelumnya kepada bawahan. Dan pembagian ilmu ini harus diniatkan dan diagendakan. Untuk penambahan bahan bisa didapat dari buku, majalah, radio dan lainnya. 


Bagaimana cara mendidik anggota tim di tempat kerja baru berdasarkan apa yang saya miliki  ? 

Memberikan pelatihan adalah suatu hal yang baik. Hanya saja jika kita memberikannya di tempat baru harus berhati – hati. Karena perusahaan baru pasti mempunyai kebijakan dan budaya berbeda dengan perusahaan lama. Karena itu ada baiknya pertama melapor dulu kepada atasan atau pemilik perusahaan mengenai niat kita memberikan pelatihan. 

Jika mereka mempunyai anggaran untuk pelatihan rencana memberikan pelatihan akan lebih mudah. Tapi jika perusahaan tidak memiliki anggaran pelatihan maka mulailah menawarkan diri untuk melakukan pelatihan gratis. Tidak hanya itu, beberkan juga kepada mereka mengenai keuntungan yang bisa didapat perusahaan jika karyawannya mengikuti pelatihan. Jika ini disetujui maka minta mereka mengumumkan instruksi pelatihan agar tidak ada pihak yang merasa dilangkahi.


Bagamana agar training bisa berjalan konsisten ?

Sifat manusia itu mudah lupa dan terlena dengan rutinitas. Dan ini berdampak pada hasil pelatihan. Karena itu para atasan diminta untuk selalu cerewet mengingatkan karyawan yang telah mengikuti pelatihan mengenai materi pelatihan yang mereka ambil. (hac)

How To Do A Smart and Effective Sales Training II

Alasan perusahaan melakukan pelatihan atau yang lebih dikenal dengan Training adalah untuk meningkatkan kualitas karyawan, meningkatkan kepedulian pada pelanggan dan mengurangi jumlah turn over karyawan. Yang mana semua ini akan mengacu pada perkembangan bisnis perusahaan yang bersangkutan. 
Selain itu tujuan diikutsertakannya karyawan dalam sebuah pelatihan adalah untuk meningkatkan efektifitas kerja karyawan. Karena bagi mereka yang telah mengimplementasikan training dengan baik, maka mereka dapat mengelola waktunya dengan baik pula. 

Lalu bagaimana melakukan training secara baik dan profesional ? Pertama manajer harus melakukan pengecekan terlebih dulu terhadap calon pesertanya yang notabene adalah karyawannya. Apakah mereka perlu mendapatkan training atau tidak. Kemudian cek dulu apa yang menjadi kebutuhan mereka. Setelah mengetahui apa keperluan dan kebutuhan calon peserta, maka mulailah untuk membimbing mereka agar bisa mengikuti pelatihan ini dengan efektif. Contohnya seperti dengan memberikan buku yang relevan dengan topik pelatihan sehingga peserta tahu kemana arah pelatihan ini. 
Ketika karyawan sudah berada dalam arena pelatihan, manajer atau atasan tetap harus melakukan kontak dengan karyawan, apalagi jika pelatihan memakan waktu lama. Kontak ini dilakukan semata – mata untuk memberikan dukungan pada karyawan ini dan membuatnya menjai lebih fokus. Karena itu biasanya atasan akan memberikan pertanyaan mengenai bagaimana pelatihan itu berlangsung. 

Kemudian setelah karyawan kembali pulang ke kantor, mintalah dia untuk membagikan ilmunya dengan rekan sekerja. Hal ini sebaiknya diungkapkan sejak awal sebelum berangkat. Dengan demikian maka biaya untuk satu orang bisa dipergunakan untuk semua karyawan. 

Agar lebih efektif lagi maka perlakukanlah semua karyawan sebagai karyawan yang potensial, apalagi untuk mereka yang berkategori baik. Dimana atasan yang bersangkutan harus terlibat dalam pelatihan, seperti dengan mengetahui isinya dan seperti apa programnya.

Jangan ragu  untuk memberikan pelatihan di saat kritis selama pelatihan itu tepat sasaran dan tepat guna untuk kemajuan masa depan.

How To Do A Smart and Effective Sales Training

Untuk meningkatkan kualitas karyawan maka perusahaan melakukan atau mengirimkan karyawannya ke pelatihan. Namun terkadang karyawan yang mengikuti training cepat lupa begitu training berakhir.Nah tujuan perusahaan melakukan training pastinya untuk meningkatkan keuntungan. Karena itu sebaiknya training dilakukan oleh atasan sendiri dan dilakukan di perusahaan. Selain karena atasan adalah pihak yang berhubungan langsung dengan karyawan, atasan juga bisa langsung memberikan penilaian atas kualitas kerja karyawannya. 

Bagi peserta pelatihan juga harus sadar diri dengan merenungkan dan mengimplementasikan hasil dari training itu. Dengan demikian maka karyawan akan melakukan perbaikan diri sehingga menciptakan sikap positif dan motivasi. 

Ingat selalu untuk meningkatkan kepedulian pada pelanggan. Karena pelanggan adalah pusat kinerja perusahaan. Jika perusahaan memperhatikan pelanggan maka pelanggan akan memperhatikan perusahaan. 

Nah jika semua itu diberikan maka training juga akan mengurangi turn over karyawan. 

Teachers open the door. You enter by ur self.

How To Propose An Additional Sales Staff Professionally

Perusahaan yang sehat adalah perusahaan yang keuntungannya meningkat terus. Namun di dunia nyata hal itu tidak selalu terwujud, kadang perusahaan harus menghadapi situasi keuntungan menurun. Nah jika keadaannya begini maka harus ada upaya untuk meningkatkan keuntungan. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keuntungan yaitu dengan menurunkan produksi atau meningkatkan penjualan. Untuk meningkatkan biaya penjualan ini tentu harus melibatkan SDM yang ada. Dan SDM itu adalah staf penjualan atau sales person. SDM diakui atau tidak memang modal perusahaan yang paling banyak memakan biaya. Itu bisa dilihat dari tunjangan – tunjangan yang dikeluarkan. 

Apalagi untuk bagian sales. Contohnya adalah jika mereka harus melakukan kunjungan untuk prospek. Karena itu alangkah baiknya jika para sales person ini diberitahukan mengenai perhitungan keuangan. Memang terkesan jadi memusingkan, tapi ini adalah salah satu cara lain agar pengeluaran perusahaan bisa ditekan dengan bijak. 

Namun untuk menekan biaya perusahaan juga harus memperhatikan hal seperti perhitungan produktifitas penjual yaitu berapa biaya yang dikeluarkan untuk transportasi sekali kunjungan, berapa kali kunjungan yang dilakukan dan biaya rata – rata perkunjungan berapa, lalu terjadinya transaksi dalam berapa kali kunjungan dan berapa keuntungan setiap transaksi ? 

Nah dengan melakukan perhitungan demikian, para sales person pun akan melakukan kerjanya dengan penuh semangat dan diingatkan bahwa apa yang dikerjakannya juga akan berdampak tidak hanya pada perusahaan tapi juga dirinya sendiri.

How To Earn Your Trust From Your Prospect

Ketika berjualan atau menawarkan produk kepada para prospek kebanyakan para sales people terkesan memaksa. Dalam hal ini prospek menjadi merasa diintimidasi daripada ditawari. Hal yang selalu perlu diingat adalah bahwa kunci utama sales people bisa sukses adalah Trust. Karena biasanya orang membeli dari seseorang yang telah dikenal dan dipercayainya. Untuk membangun kepercayaan maka kita harus melalui proses mengenal prospek kita terlebih dulu, jika sudah kenal maka cobalah untuk menimbulkan rasa suka. Dari rasa suka maka kita bisa memunculkan rasa percaya dan rasa yakin. Setelah perasaan yakin ada maka akan timbul rasa respek. Dan pada saat respek inilah biasanya orang akan memutuskan untuk membeli. 

Trust atau kepercayaan adalah investasi jangka panjang. Jika prospek kita sudah menanamkan rasa percaya maka kemungkinan besar mereka akan melakukan repeat selling. Dan kalau sudah puas dengan pelayanan kita maka mereka pun akan melakukan cross selling dan membeli dalam jumlah yang lebih banyak. Tahap selanjutnya prospek bisa menjadi sangat loyal sehingga mereka melakukan promosi word of mouth, nah ini akan menjadi referral selling. 

Untuk menumbuhkan kepercayaan selain melakukan proses diatas tadi kita juga harus bicara jujur mengenai produk kita, dimana kita harus konsisten dengan janji yang kita berikan pada mereka. Untuk itu jangan melulu menawarkan harga tapi nilai. Buatlah pelanggan kita sebagai mitra dan bukan pelengkap penderita, karena itu dibutuhkan ketulusan dan empati. Terakhir, untuk mendapatkan kepercayaan dari pelanggan adalah dengan membantu mereka untuk menjadi pelanggan yang sukses.

9 Manfaat Perencanaan Bisnis

Saat ini kita sudah masuk di pertengahan tahun. Waktu yang tepat untuk melihat kembali perencanaan kita selama setengah tahun yang telah lewat. Review ini nantinya bisa kita gunakan untuk memperbaiki hal yang salah dalam pelaksanaan bisnis di sisa setengah tahun selanjutnya.

Perencanaan bisnis atau business plan merupakan alat monitoring bagi tim kerja kita dan hal ini juga bisa dijadikan sebagai panduan bagi semua orang yang terlibat dalam usaha  itu agar mematuhinya.

Berikut adalah manfaat perencanaan bisnis lainnya:

Peta jalan. Perencanaan bisnis adalah juga peta jalan bagi perusahaan. Seperti kapan kita harus mulai kerja dan kapan kita harus mulai berhenti untuk melakukan manuver selanjutnya. Dalam hal ini perencanaan bisnis dibutuhkan untuk pencapaian target yang telah kita tetapkan di awal tahun. Selain itu perencanaan bisnis juga dapat digunakan sebagai panduan untuk memimpin berbagai perbedaan, baik manusia, budaya maupun pemikiran untuk menjadi satu arah dan bersinergi.

Monitor pelaksanaan. Dengan adanya perencanaan bisnis, kita bisa memonitor pekerjaan kita. Sejauh mana keberhasilan yang telah kita raih dan kegagalan yang harus dibenahi.

Alat bantu staf baru. Agar staf baru mudah untuk beradaptasi maka diperlukan sebuah perencanaan bisnis. Biasanya perencanaan bisnis ini dirangkum dalam sebuah buku dan staf baru bisa dengan mudah mempelajarinya tanpa perlu repot.
Perencanaan SDM. Sumber daya manusia adalah modal yang membutuhkan fix cost tinggi. Untuk mengetahui kapan dan berapa orang yang harus kita rekrut maka perencanaan bisnis harus dibuat. Karena dari situlah kita bisa membuat perkiraan karyawan seperti apa dan berapa yang kita butuhkan.

Alat koordinasi. Sejak perencanaan bisnis bukan melulu rencana untuk bisnis tapi juga merangkum sejarah dan apa saja yang dialami perusahaan serta penanganannya, maka perencanaan bisnis juga bisa dijadikan sebagai alat koordinasi bagi semua karyawan dari divisi manapun. Dengan perencanaan bisnis sebagai alat koordinasi maka akan terjadi suatu sinkronisasi menuju keberhasilan bersama.

Contingency plan. Alangkah baiknya jika kita juga menyediakan beberapa versi perencanaan bisnis. Karena kondisi yang kita hadapi juga tidak akan pasti, maka diperlukan banyak alternative perencanaan bisnis. Meningkatkan daya nalar. Perencanaan bisnis diharapkan dapat meningkatkan daya nalar dari semua orang yang terlibat didalamnya. Sehingga semua orang yang ada dalam perusahaan bisa menjadi dewasa. Karena kedewasaan penting dimiliki setiap karyawan yang ada di perusahaan.

Alat evaluasi. Perencanaan bisnis bisa dijadikan sebagai alat evaluasi. Karena di dalam perencanaan bisnis harusnya terdapat aturan – aturan yang harus dipatuhi sehingga juga memudahkan bagi karyawan untuk mengetahui alasan dia dapat penalty ataupun reward.

Perencanaan cash flow. Dalam cash flow juga kita dapat memberikan data mengenai cash flow, baik yang berupa uang maupun kegiatan yang berkaitan dengan uang itu sendiri.

Melihat manfaat yang disebutkan diatas maka perencanaan bisnis adalah sentral dari semua pekerjaan. Dimana dibutuhkan keterlibatan dari setiap orang termasuk professional, pengusaha, pihak pajak dan bank.

Tips Membangun Jiwa Usaha Entrepreneur


1. Sugesti diri pribadi.
Berkatalah selalu "aku bisa... aku bisa..!!" sekuat dan sekencang mungkin, apalagi ketika kita berada pada kondisi ketakutan dan ketidakmampuan. Sugesti ini akan menimbulkan energi positif dalam pribadi dan membuat kita menjadi berpikir positif dan berani menghadapi tantangan. Akan lebih baik lagi jika teriakan ini diikuti oleh gesture tubuh yang menunjang. Seperti, dada dibusungkan, kaki berdiri lurus, tangan mengepal ke udara, dan segala sesuatu yang membuat kita lebih nyaman dan lebih bersemangat.

2. Berkumpullah bersama pengusaha untuk mengatahui seperti apa dunia kewirausahaan itu.
Tak kenal maka tak tahu, tak tahu maka tak sayang. Ungkapan ini tepat untuk menggambarkan tips yang dijelaskan di atas. Dengan berkumpul dengan pengusaha
website murah, maka kita akan tahu seperti apa dunia usaha yang sebenarnya, sehingga argumen2 yang menggejolak di dalam diri kita akan terkoreksi ketika mengetahui seperti apa dunia wirausaha yang sebenarnya.

3. Kalau belum berani mengeluarkan modal untuk memulai berwirausaha, kenapa tidak mencoba menghilangkan ketakutan itu??
Kebanyakan orang takut berwirausaha karena mereka takut uang mereka akan menjadi miskin, atau mereka akan dijerat mafia dunia bisnis, atau waktu mereka akan banyak tersita, dan alasan2 lainnya. Bagaimana jika kita berhasil mengalahkan ketakutan yang lebih mengerikan dibanding ketakutan yang muncul ketika berwirausaha? Sebagai contoh, jika kita takut kehilangan uang, apa yang membuat kita lebih takut dibanding kehilangan uang? Mungkin reputasi? atau istri? Mungkin nyawa? Bagaimana jika kita mengatasi ketakutan2 itu dulu? Seandainya kita lebih takut kehilangan reputasi ketimbang kehilangan uang. Lakukanlah hal2 yang membuat kita beresiko kehilangan reputasi, seperti berperilaku bagai orang gila. Seandainya perasaan kita tidak merasa takut setelah melakukan hal tersebut, maka tentu kita tak akan takut lagi kehilangan??

4. Perbanyak bahan referensi entrepreneurship.
Agar kita lebih yakin untuk melangkah, kita butuh buku panduan . Dengan buku panduan, selain kita lebih yakin, kita juga menjadi lebih berani dalam mengambil keputusan dalam dunia usaha
kosmetik wajah. Ketakutan kita juga akan semakin berkurang dikarenakan kita telah menguasai buku panduan kita dalam mengarungi samudera entrepreneurship.

5. Jangan cuma diam dan membaca, Lakukan sekarang!!
Ada pepatah yang bilang, seseorang pasti bisa kalau dipaksa. Sebenarnya segala ketakutan anda mengenai dunia usaha perlahan pasti akan luntur seandainya anda langsung mencoba terjun untuk berwirausaha cth menjadi
penerbit majalah. Perlahan tapi pasti anda akan mengerti bagaimana cara me-manage segala ketakutan dalam dunia usaha sehingga kita lebih berani.
Masih takut ber-wirausaha??

Entrepreneurship

Oleh: Budi Rahardjo

Artikel ini ditulis sebagai jawaban atas pertanyaan pak Zainal Abidin (Dosen Mesin ITB) yang dilontarkan di mailing list Dosen ITB. Pertanyaan itu sendiri muncul sebagai respon terhadap komik saya tentang kuliah Konsep Teknologi yang kami (4 dosen) ajarkan dimana pak Buntoro (sebagai tamu) mengatakan "Jangan Pernah Menulis Lamaran. Jadilah Entrepreneur!" Apakah ajakan ini bijaksana? demikian pertanyaan pak Zainal. Kemudian ada pertanyaan-pertanyaan lain yang saya akan coba jawab dalam tulisan ini.

my 
starbucks gear Ternyata menulis artikel singkat ini membutuhkan waktu yang lumayan lama. Saya terpaksa menyingkir ke Starbucks (Ciwalk, Bandung) untuk mencoba menuliskan artikel ini. Writing gears saya dapat dilihat pada gambar di samping ini. Lihat iPod nano di sebelah kiri. Satu jam kemudian, artikel ini belum selesai juga. Kemudian saya pindah ke food court dari Ciwalk. Sambil makan, saya teruskan menulis artikel ini. Waktu ini belum termasuk untuk membuatnya dalam format yang lebih menarik seperti ini. Secara keseluruhan mungkin dibutuhkan waktu tiga jam untuk menulis artikel ini.


Baiklah, kita mulai.

Pak Zainal Abidin: "Saya justru menganjurkan lulusan untuk bekerja dulu di industri beberapa saat sebelum menjadi enterpreneur, karena ... (dihapus) biar punya modal, ... (dihapus) memiliki pandangan barang yang dibutuhkan oleh industri, ... (dihapus) mengenal pembeli, pensuplai, tenaga ahli yang diperlukan, dan cara pemasaran."

Tunggu sampai lulus dan bekerja dulu?

Apa yang dikatakan bapak benar, akan tetapi mengapa harus menunggu sampai mahasiswa lulus? Semestinya hal-hal mengenai entrepreneurship ini harus dimulai sebelum mereka lulus (ketika menjadi mahasiswa) atau bahkan tidak perlu lulus (drop out)! Ketika kampus tidak memberikan kemudahan untuk bereksperimen dalam entrepreneurship (dan lebih menekankan kepada kuliah kelas) maka drop out mungkin merupakan sebuah alternatif yang lebih menarik. Banyak contoh di luar negeri dan bahkan di Indonesia yang drop out dan sukses. How deep is your passion in your dream?

Mohon tulisan ini jangan dianggap sebagai ajakan atau legitimasi untuk dropout. Sebagai orang tua, saya pun tidak ingin anak saya drop out karena pendidikan dan lingkungan kampus dapat memberi banyak manfaat. (Asumsi saya kampus memang kondusif untuk entrepreneurship. Mengenai kebenaran asumsi ini akan kita bahas di bawah.)

Entrepreneurship dapat dimulai ketika masih menjadi mahasiswa, seperti mengerjakan cucian untuk kawan, membantu tutorial, dan sebagainya. Namun bapak menggelishkan bahwa semestinya anak didik kita (lulusan ITB) bergerak di usaha dalam bidangnya.

Apabila entrepreneurship baru dimulai setelah mahasiswa lulus, dan kemudian bekerja, maka berapa tahun lagi baru dia bisa memulai. Kesuksesan dalam segala hal membutuhkan waktu. Skill membutuhkan waktu untuk diasah. Intuisi membutuhkan waktu dipertajam. Saingan mahasiswa tersebut sudah mulai.

Aspek finansial

Dalam tulisan lain tentang entrepreneurship dan start-up saya katakan bahwa aspek finansial ini bukan masalah yang paling utama saat ini. Bukan berarti dia tidak penting, akan tetapi bukan masalah yang utama saat ini. Banyak orang yang datang ke saya karena kebingungan kemana uang mereka harus diinvestasikan.

Lihat tulisan di sini: http://budi.insan.co.id/start-up/articles/pendanaan.html

Masalah utama saat ini adalah mencari orang (SDM) yang kompeten untuk menjalankan usaha. Kompeten di sini maksudnya bukan dalam hal teknis saja, akan tetapi lebih kepada "dapat diandalkan".

Banyaknya kegagalan

Saya rasa dari 10 (atau bahkan 100) perusahaan yang berdiri hanya 1 yang dapat bertahan setelah 5 tahun (CMIIW). Apalagi menghadapi krisis ekonomi semacam ini.

Jadi bagaimana sebaiknya? Kita tidak usah mendirikan perusahaan dan membuka lapangan pekerjaan? Biarkan orang lain saja yang mengambil resiko? Lulusan kita sebaiknya menjadi pegawai saja? Atau lebih aman lagi, mungkin perlu kita anjurkan agar lulusan kita menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) saja?

Maaf kalau kalimat di atas menampilkan sinisme saya. Bukan maksud saya untuk mendiskreditkan seseorang atau sekelompok, akan tetapi perlu kita tegaskan kemana lulusan kita akan diarahkan. (Khususnya untuk bapak, saya bukan bermaksud menggurui.)

Entrepreneurship memang tidak untuk setiap orang. Namun perlu kita perhatikan berapa jumlah pencari pekerjaan (termasuk lulusan perguruan tinggi) setiap tahunnya? Siapa yang akan menyerap mereka? Siapa yang mau memikirkan pembuatan lapangan pekerjaan kalau bukan kita-kita? Sayangnya kita-kita, termasuk kampusku yang tercinta, tidak terlalu peduli. Business as usual.

Entrepreneurship dan Kampus

Apa itu entrepreneurship? Saya tidak tahu karena tidak pernah diajarkan di kampus.

Pembahasan mengenai entrepreneurship itu sendiri bisa menjadi satu buku. Bahkan sudah ada buku-buku yang membahas hal tersebut. Tulisan ini tidak bermaksud menguraikn definisinya. Mungkin di lain tulisan akan saya jawab. Saya lebih tertarik ingin mengomentari kalimat di atas.

Tepat sekali, saat ini memang kampus kita (ITB) belum mampu mengajarkan entrepreneurship. Padahal saya pernah mendengar rencana ITB untuk menjadi entrepreneurial university setelah menjadi research university. Untuk sementara ini bisa saya katakan bahwa ini masih mimpi. Jika tidak diajarkan di university, maka dimana mahasiswa bisa belajar mengenai hal ini? Berarti mahasiswa harus belajar di luar kampus.

Selain itu, menurut pendapat saya entrepreneurship tidak hanya diajarkan di kelas saja, akan tetapi harus dicontohkan juga. Akan lebih mudah menjelaskan sesuatu jika ada contoh yang nyata. Apakah ada contoh entrepreneur sukses di kampus ITB? Tidak banyak. Bagaimana mahasiswa akan percaya kalau tidak ada contoh, dan bahkan dosennya pun hanya berteori tanpa pernah mencoba. Kalaupun mencoba, dosen ini hanya menjalankan perusahaan "ecek-ecek" yang sebetulnya hanya mengerjakan proyek-proyek saja. Ini bukan entrepreneurship yang saya pikirkan.

Sebagai bahan renungan kepada para pembaca, apa yang Anda harapkan dari mahasiswa Anda? (Tidak harus dosen, saya hanya mengunakan perumpamaan ini karena berdiskusi di milis dosen.) Bagaimana bila semua (sekali lagi, SEMUA) mahasiswa di kelas Anda menjadi persis seperti Anda? Lengkap dengan kelebihan dan kekurangannya. Bila Anda senang mroyek, maka 200 mahasiswa akan menjadi proyektan (proyektor?) semua! Bila Anda senang menipu, maka 200 mahasiswa akan menjadi penipu. Bila dalam mengerjakan proyek Anda hanya mengerjakan laporan untuk sekedar memenuhi syarat, maka 200 mahasiswa Anda akan melakukan ini juga. (Bayangkan apabila anak Anda yang menjadi client yang akan dilayani oleh didikan Anda.) Di saat yang sama, apabila Anda memberikan layanan yang terbaik kepada client Anda, maka 200 mahasiswa akan memberikan layanan yang terbaik bagi client mereka nantinya. Kampus akan mencetak mahasiswa sesuai dengan dosennya.

Kembali ke masalah entrepreneurship di kampus. Sikap kampus terhadap entrepreneurship masih belum bersahabat, dan bahkan cenderung memusuhi. Pengamatan saya menunjukan sikap permusuhan ini. (Lihat saja contoh "Air Ganesha" di ITB.) Sadar atau tidak, nuansa tidak bersahabat ini akan dirasakan oleh mahasiswa. Lupakanlah mendidik mahasiswa untuk menjadi entrepreneur dengan aroma seperti ini.

Contoh yang baik dan bersahabat dengan entrepreneurship adalah mengijinkan stafnya (dan bahkan mahasiswanya!) untuk leave of absence dalam rangka entrepreneurship. Mereka boleh kembali lagi ketika mereka gagal. Tentunya kalau mereka berhasil, mungkin mereka tidak kembali lagi sebagai staf/mahasiswa. Mereka akan kembali sebagai entrepreneur yang berhasil dan membawa kontribusi (termasuk kontribusi finansial) kepada perguruan tinggi yang bersahabat dan memberi kesempatan kepada mereka.

Penutup

Saya masih ingin mengajak mahasiswa saya untuk mulai memikirkan bagaimana menciptakan lapangan pekerjaan. Entrepreneurship harus dimulai sejak dini. Di sisi lain, saya ingin mebuka mata para dosen dan pimpinan perguruan tinggi tentang pentingnya mendukung entrepreneurship yang tidak hanya berhenti di mulut saja, akan tetapi juga pada action. Jika ini pendekatan yang salah, mari kita diskusikan lebih lanjut.


Mendanai Start Up

Oleh: Budi Rahardjo

Banyak orang yang beranggapan bahwa masalah utama dalam mendirikan sebuah perusahaan start up adalah aspek pendanaan. Memang aspek pendanaan merupakan aspek yang penting, akan tetapi dia bukan aspek yang nomor satu menurut pandangan saya. Aspek lain yang lebih penting adalah ide dan SDM. Tapi, baiklah kita bahas aspek pendanaan ini.

Sumber pendanaan dari pendirian perusahaan start up ada banyak, antara lain: angel investors, institutionalized investors, dan bursa saham. Perlu diingat bahwa pinjam uang dari bank, bukan merupakan alternatif dalam mendirikan start up.

Angel investors

Angel investors adalah investor yang merupakan orang tua, saudara, teman, temannya teman, dan seterusnya. Pada prinsipnya adalah orang yang kenal dan mau melakukan investasi berdasarkan kepercayaan. Apakah ada orang semacam ini di Indonesia? Banyak. Hanya, karena memang landasan utamanya adalah kepercayaan, maka Anda harus mendapat kepercayaan dari sang investor. Saya sendiri berperan sebagai angel investor untuk beberapa start up dari kawan, yang sayangnya belum berhasil.

Mengapa saya mau menjadi angel investor? Begini. Saya ambil sebuah contoh. Pada suatu hari, pak Amat datang kepada Anda. Pak Amat ini ingin membuka usaha jualan mie bakso. Anda tahu pak Amat ini memang rajin, dan memang pandai membuat mie bakso. Hanya karena dia tidak punya modal, maka dia hanya bekerja sebagai tukang masak di sebuah warung. Dia meminta bantuan Rp 500 ribu untuk membuka usahanya dan dengan tawaran bagi hasil. Apa yang akan anda lakukan? Kalau saya, saya lihat perkiraan penghasilannya (tidak perlu pakai business plan formal), dan kemudian langsung ikutan investasi. Resikonya adalah Rp 500 ribu tersebut. Nah, seperti itulah mengapa orang mau menjadi angel investor.

Institutionalized Investors

Nah, saya belum sampai pada tahap ini sehingga belum dapat memberikan cerita mengenai hal ini. Institutionalized investors adalah para investor yang tergabung dalam sebuah perusahaan yang memang fokus dalam hal investasi.

Apa yang dicari oleh investor

oleh: Budi Rahardjo (aka Mr. GBT)

Sebetulnya faktor apa yang dicari oleh investor sehingga dia mau menanamkan uangnya? Berikut ini adalah pandangan saya, sebagai seorang investor dan sebagai seorang peneliti (can I say that?) mengenai starting-up ini.

Ide

Faktor yang pertama dilihat tentu saja adalah ide. Ide tersebut tidak harus advanced. Bahkan ide yang terlalu "maju" mungkin malah terlalu beresiko. Beberapa perusahaan start up saya (waktu di Kanada dulu) gagal karena idenya terlalu maju. Ahead of its time.

Ide yang biasanya menarik adalah ide yang menjawab sebuah permasalahan. Necessity is the mother of invention. Biasanya permasalahan tersebut adalah permasalahan yang dihadapi banyak orang, yang membuat gatel sang innovator sehingga dia menciptakan sebuah solusi.

Orang

Untuk mewujudkan ide tersebut menjadi sebuah produk atau layanan dibutuhkan manusia. Aspek manusia ini merupakan aspek yang sangat penting karena bisa saja seorang penggagas ide tidak memiliki kemampuan (atau bahkan tidak memiliki kemauan) untuk mewujudkan idenya. Dia mungkin hanya menggagas ide saja kemudian kembali "bermimpi." Nah, investor akan melihat kesungguhan dari orang-orang yang berada di belakang perusahaan yang akan didanainya. Sekedar ide yang hebat saja tidak cukup.

Sebelum melakukan investasi biasanya saya melihat siapa yang berada di belakang kegiatan itu; bagaimana kesungguhan dia? (apakah dia siang malam memikirkan dan mencoba mewujudkan mimpinya itu?) track record? (apakah dia sudah pernah mendirikan start up sebelumnya? catatan: tidak masalah jika yang sebelumnya gagal. atau sudah pernah membuat produk sebelumnya?) karakter? (apakah dia mudah diajak bicara? keras kepala? arogan? sulit diajak bekerja sama dalam sebuah tim?)

Ketika saya mendapat investasi dari investor saya, inilah yang dilihat oleh investor saya. Investor saya percaya kepada saya dan tim saya untuk menjalankan ide bisnis yang saya ajukan. Apapun yang saya ajukan kemungkinan besar akan didanai oleh dia. Tentu saja saya tidak berminat untuk mengajikan usulan jika saya tidak berminat untuk mengerjakannya. Bukan uang yang menjadi pemicu saya (dan para founder lain) untuk mendirikan start up.

Arti dari ini semua adalah investor mempercayakan uangnya kepada orang yang dia percaya (dapat mewujudkan ide tersebut). Faktor kepercayaan (trust) ini sangat penting. Biarpun ide Anda bagus dan Anda mungkin mampu untuk mewujudkannya, akan tetapi jika sang investor tidak percaya kepada Anda maka dia tidak akan memberikan dananya kepada Anda. Memang hal ini merugikan bagi kedua belah pihak, terlebih bagi sang investor karena mungkin saja Anda pergi ke investor lain dan ternyata cocok.

Starting-Up: why do we have to grow up?


Originally, I was planning to write this in English. But, I thought, there's enough stories about starting-up in English that I should write this in Bahasa Indonesia instead. This is a story about growing up. About a company that refuses to grow.


Beberapa waktu yang lalu saya melihat film (belum habis) tentang Peter Pan. Di sana diceritakan tentang seorang anak yang tidak mau menjadi dewasa. He refused to grow up. Saya membayangkan hal yang sama terjadi dengan perusahaan saya (INDO CISC) yang saat ini sedang tumbuh dari "taman kanak-kanak" menjadi "dewasa".

Perusahaan kami masih kecil. Saat ini baru berisi 8 orang. Pekerjaan utama kami adalah melakukan audit teknologi di bidang {network, information} security. (Sangat menarik, atau tepatnya ... lucu, melihat perkembangan akhir-akhir ini setelah situs KPU dihacked. Banyak yang tiba-tiba menjadi jagoan security.) Setelah beberapa tahun mencoba meyakinkan berbagai industri bahwa masalah keamanan merupakan masalah yang harus mendapat perhatian, baru tahun terakhir ini kami mendapat banyak pekerjaan. Kami pun mulai bersaing dengan perusahaan asing! (No need to mention names.) We know that we can beat them.

Waktunya untuk berkembang. It's time to grow up. Tapi, mengapa kita harus berkembang? Kami ingin tetap di taman kanak-kanak!

Tapi, menjadi dewasa bukanlah hal yang mudah. Sangat menakutkan. Terlebih-lebih setelah saya banyak membaca cerita-cerita "kegagalan" perusahaan start-up untuk menjadi lebih besar. Salah satu artikel yang baru saja saya baca adalah tulisan dari Eve Andresson yang berjudul Diary of a Start-Up: the rise and fall of ArsDigita and lessons from the world of venture capital. Artikel ini (dan link-link yang berhubungan dengan polemik atas tulisan tersebut) menceritakan pengalaman buruk mereka dalam mengembangkan perusahaan ArsDigita. Sekarang perusahaan ini sudah ambruk.

Selain artikel itu saya juga sudah baca buku tentang Jim Clark ("The New New Thing") yang mendirikan Silicon Graphics dan Netscape, atau cerita tentang berdirinya Cisco (anda tahu siapa pendiri Cisco? yang pasti bukan Chambers). Intinya sama. Tidak selamanya pendiri mendapatkan "kemenangan". Seringkali mereka ditendang dari perusahaan yang mereka dirikan. Ini membuat saya ketakutan.

Di satu sisi, tidak mungkin kita tetap di taman kanak-kanak. Suatu saat harus naik kelas menjadi SD, SMP, SMA, dan mahasiswa. Tapi dunia taman kanak-kanak sangat menyenangkan. Mengapa harus kita tinggalkan?

Saat ini bekerjan di perusahaan kami ini sangat menyenangkan. Saya takut membuatnya menjadi "kantoran". Bagaimana saran anda?
Make a Free Website with Yola.