Video Betti Ngamen untuk Anak Jalanan

JANGAN-JANGAN POSITIVE THINKING-LAH SUMBER MASALAHNYA

Anda mungkin tak asing dengan Pygmalion. Dia adalah nama tokoh legenda Yunani yang katanya dikenang hingga kini untuk mengambarkan dampak ampuh pola berpikir positif. Dalam kisahnya Pygmalion–yang selalu berpikir positif itu–konon diberkahi para dewa yang salut: patung perempuan rupawan karyanya diberi nyawa dan lalu jadi istrinya.

Pola pikir Pygmalion adalah berpikir, menduga, dan berharap hanya yang baik tentang suatu keadaan atau seseorang. Warna hidup tergantung dari warna kacamata yang kita pakai. Kalau kita berpikir positif tentang suatu keadaan atau seseorang, seringkali hasilnya betul-betul menjadi positif. Pokoknya berpikirlah positif agar segala keinginan bisa sering terwujud.

Namun sebagian orang mengatakan: ”Hare gene terus berpikir positif. Gimana bisa?! Nggak ngeliat berita di koran dan TV apa? Gimana para anggota DPR satu per satu masuk bui. Bagaimana satu pengusaha diciduk aparat untuk mengimbangi penangkapan jaksa yang sebelumnya tertangkap tangan menerima duit suap. Juga bagaimana seorang pemeriksa pajak punya rekening berisi duit lima miliar rupiah.”

Sebagai penyemangat, secara individual bersikap positif sah-sah saja. Terserah masing-masing karena itu pilihan pribadi. Tapi secara pribadi pikiran sering terusik: sudah benarkah kita berpikir polisi yang minta disuap karena anaknya lagi sakit dan bukan menjebak dengan sengaja? Benarkah kita menganggap anggota DPR yang mengendap-endap mengambil koper uang fee di pintu Plaza Senayan itu perlu duit agar bisa lebih banyak beramal.

Benarkah ini… Benarkah itu… meskipun jelas yang dilakukan sudah melanggar pagar kepatutan. Bahkan, pelanggaran pidana yang telah menyeabkan jutaan anak terpaksa sekolah dengan fasilitas seadanya. Mungkin lebih dari itu tindak korupnya sudah menyebabkan banyak orang tewas karena dampak ikutannya. Entah karena gedung yang dibangun runtuh atau jembatan yang dibangun ambrol.

Tak tertarikah kita untuk menengok bahwa semua bencana sebenarnya disebabkan ulah manusia sendiri. Tepatnya ulah segelintir manusia yang mengutamakan keserakahannya untuk memenuhi keinginan kemaruknya akan uang dan kekuasaan. Ulah yang bukan didorong kebutuhan wajar manusiawi untuk hidup layak dan beradab. Hidup yang semestinya juga memberikan berkah bagi sesama dan bukan mengundang malapetaka.

Tegasnya sikap positif itulah yang mungkin justru menunjang berbagai tindak korupsi dan kolusi yang hanya menguntungkan segelintir orang. Semuanya atas biaya yang dikeluarkan orang lain, sejak yang hanya dilanggar haknya saat mengantri, hingga mereka yang benar-benar diputus hak hidup bahkan berakibat kematian, yang konyolnya tak jarang terjadi secara tanpa disengaja.

Tampaknya perlulah kita semua merenungkan berkali-kali sudah tepatkah sikap egoistis yang seakan tak hirau dengan kesejahteraan bagi individu yang mestinya bisa dilahirkan dari hidup bersama ini? Tepatkah sikap positif kita sepenuhnya menjadi dalih untuk tak hirau dengan berbagai centang perenang situasi dan kondisi hidup bersama?

Benarkah bahwa asal kita sudah kecipratan tak ada yang perlu dirisaukan. Bahkan bila ada suara sumbang yang mengusik tentang itu bersikap elegan sajalah seperti kata pepatah anjing menggonggong, kafilah berlalu. Bahkan kalau perlu si pengusik itu dibungkam total dan perlakukan seakan dia orang gila yang tak punya hak bersuara bahkan hak hidup.

Sudah tepatkah ”sikap cuek” asal perut–sendiri, keluarga, kelompok–tetap kenyang itu dipertahankan di tengah suasana tak tahu malu para koruptor yang tak jera-jeranya berlaku serong meski terancam disadap dan ditangkap basah. Cukup beradabkah kita bila malah menyalahkan para korban yang kita anggap terlalu lugu dan berseberangan dengan aspirasi pribadi kita yang mengagungkan sikap positif.

Memang bisa jadi itu hanya masalah mind game untuk menjalankan pilihan yang satu dan meninggalkan yang lain. Tapi jelas selalu berperilaku positif sebagaimana tuntutan untuk memenuhi kredo selalu bersikap positif dan berprasangka baik, dari sisi yang lain terlihat semakin tidak realistis. Bahkan menjurus pada penyangkalan tentang kebenaran dan bisa jadi malah dianggap sebagai realitas yang bisa memberi kebaikan.

Jadi betapa sudah terbalik-baliknya dunia. Yang benar disalahkan, dan yang salah dibenarkan. Semua dengan dalih yang sering dikemukakan betapa orang sebaiknya bisa terus bersikap positif dalam kondisi apa pun. Padahal dalih itu rawan dipelesetkan untuk sekalian memaksakan realitas internal tentang kondisi yang dihadapi sebagai hal yang benar secara absolut tanpa peduli kondisi objektifnya.

Simak dari sangkalan atas pembicaraan antar tersangka yang jaksa dan pengusaha dalam kasus penyuapan terkait penyidikan BLBI, bahwa apa pun yang dikatakan maknanya bisa dipersepsikan positif atau negatif. Para tersangka berkeras uang ratusan ribu dolar itu tak terkait dengan jabatan, tugas, dan kasus yang tengah ditangani. Serta sama sekali tak merugikan karena itu duit pribadi, meskipun jelas bahwa transaksi itu merugikan negara dan masyarakat.

Satu hal lagi betapa seakan kita, warga masyarakat yang lain, sudah dianggap buta-tuli-bisu yang sama sekali tak berhak menentukan bahwa tindak kianat yang terbongkar itu benar atau salah. Seolah hanya pendapat mereka yang sahih bahwa itu semata tindak pinjam meminjam terkait bisnis permata yang tak perlu dibesar-besarkan. Dan, pendapat para tersangka inilah yang benar seratus persen.

Mungkin benar kata seorang pakar bahwa mereka yang sukses sebenarnya tak ada bedanya dengan orang gila. Khususnya dalam hal anggapan bahwa realitas internal dalam dirinya adalah yang paling nyata dan dianggap sebagai kebenaran yang pantas melandasi segala tingkah lakunya. Pilihan sikap yang menjadi berlebihan saat bukti dan kondisi objektif dan norma bicara sebaliknya: yang benar adalah realitas eksternal.

Kesadaran yang mengukuhi realitas internal dan sangat subjektif ini berakibat kepekaan akan kebenaran—setidaknya secara normatif–kian tumpul. Pilihan yang makin menjerumuskan kewarasan seseorang ke dalam pusaran kebingungan yang makin menyeretnya meninggalkan realitas objektif. Pusaran yang membuat orang kebablasan untuk tak bisa lagi menyadari bahwa dirinya bisa salah dan terancam jadi gila beneran.[rab]

 

JUNGKIR BALIK MORALITAS UAN

”Para guru di sejumlah sekolah tahu dan bahkan ikut menyebarkan kunci jawaban pada murid-muridnya saat Ujian Akhir Nasional (UAN). Sementara mekanisme distribusi soal yang selama ini disebut aman, setidaknya dalam empat tahun belakangan bisa ditembus para penyedia kunci jawaban soal yang menjualnya hingga Rp 6 juta per paket.”

Itulah isi tayangan Investigasi Trans TV yang ditayangkan pada sore hari tanggal 26 April 2008. Pernyataan bahwa kecil kemungkinannya soal UAN bisa bocor oleh pejabat dinas di Jakarta Selatan seketika terbantahkan oleh hasil pelacakan yang mendapatkan pernyataan dari penjual kunci soal.

Bahwa selama empat tahun belakangan ini, dia dan rekan-rekannya bisa mendapatkan bocoran soal yang didistribusikan ke sekolah siswa yang memesan kunci jawaban. Mereka mengaku bisa mendapat soal yang entah dengan cara bagaimana bisa dikeluarkan oleh kurir.

Titik lemahnya tampaknya pada soal dikirim ke sekolah sehari sebelum ujian dilaksanakan. Kelompok penjual kunci jawaban mendapatkan bendel soal pada pagi hari tepat sebelum disajikan di ruang ujian. ”Kami langsung mengerjakan soal dan mengirimnya ke konsumen lewat SMS, sekitar 1,5 jam sebelum ujian.”

Sekitar 10 penyedia jasa yang dalam gambar terlihat mengerjakan bersama soal UAN itu mengaku mendapatkan klien dari para guru. Harganya berkisar dari Rp1 juta hingga Rp6 juta. Bahkan dalam kwitansi tertulis jaminan bahwa itulah kunci soal UAN yang disajikan di sekolah. ”… uang kembali kalau pembeli tidak lulus.”

Sedangkan berita Kompas di hari yang sama memberitakan guru di satu sekolah di Lubuk Pakam, Sumatera Utara, yang membetulkan lembar jawaban muridnya begitu ujian usai. Ruang UKS yang menjadi tempat reparasi bahkan sempat digerebek Unit Detasemen Khusus 88 dari Polri yang biasanya menangani para gembong teroris.

Semua Terlibat
Murid, guru, kepala sekolah, mentor bimbingan tes, kurir pengantar soal, kepala dinas Diknas, tim pembuat soal, pejabat BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan), sampai menteri. Itulah semua pihak yang terkait dengan fenomena kisruhnya ujian nasional yang lebih mementingkan perolehan nilai kelulusan berstandar nasional.

Semua pihak ketakutan bila hasil UAN buruk. Guru, harus menanggung risiko muridnya banyak yang tak lulus kalau tidak memberi atau membiarkan pencontekan kunci jawaban. Soalnya, banyak sekolah lain yang membiarkan muridnya mendapatkan kunci jawaban, bahkan ada guru yang terlibat langsung dengan membetulkan jawaban pada lembar soal.

Tindakan yang menurut pengakuan para guru lebih didasari karena tak tega dan demi kepentingan murid agar lulus. Kalau ditelusur lebih jauh, ya apalagi kalau tidak demi membela kepentingan sendiri dan lembaga? Jelas para guru dan kepala sekolah tak mau disebut tidak kompeten mendidik murid.

Selain itu, tindakan tak terpuji juga dilandasi motivasi untuk menyelamatkan diri sendiri. Bagaimana tidak? Karena, tingkat kelulusan sekolah tentu berkorelasi dengan tingkat reputasi sekolah dan para gurunya. Bukan rahasia bahwa kondite guru dan kepala sekolah tergantung pada seberapa bagus nilai yang didapat para murid dalam UAN.

Memang tak bisa dimungkiri bahwa semua kekusutan itu terkait dengan kebijakan mulia bahwa standar nasional harus terus ditingkatkan. Tapi, sungguh kurang bisa dipahami mengapa ujiannya disamaratakan di saat pemerintah belum memenuhi kewajibannya memberi anggaran pendidikan memadai agar tersedia sarana dan prasarana yang layak.

Ekses Jungkir Balik
Bila melihat berbagai ekses yang terjadi, yang justru menjungkirbalikkan nilai dan makna pendidikan yang mestinya dijunjung tinggi, pemerintah semestinya tidak terus bersikap buta-tuli dan keras kepala. Ekses yang terjadi hanya mengacaukan nilai-nilai hidup utama yang semestinya ditanamkan dan terus dipupuk dalam semangat dan perilaku peserta didik.

Sungguh aturan dan norma sudah jungkir balik tak karuan. Tindakan yang seharusnya paling ditabukan menjadi sah dilakukan karena ketakutan bahwa kalau tidak ikut curang akan celaka sendiri. Sekolah yang mestinya mengajarkan kejujuran dan kepercayaan pada diri sendiri sudah mengkhianati nilai yang mesti ditumbuhkan dan dipertahankan itu.

Akibatnya, moralitas yang diajarkan juga amburadul demi lulus dan mendapat nilai bagus. Tak peduli bahwa nilai itu didapat dengan menghalalkan segala cara: menyontek, harus menyuap, atau membeli, merendahkan kemampuan sendiri, tidak peduli lagi dengan apa yang dipelajari. Pada prinsipnya tidak peduli lagi dengan nilai dan makna sekolah.

Persoalan ini memang sudah basi dan belum bisa ditemukan solusinya, meskipun beberapa waktu belakangan sudah diserukan oleh banyak orang. Persoalan tampak kian rumit meskipun untuk mengatasi kekisruhan itu sebenarnya hanya perlu sedikit kearifan dari penyelenggara negara untuk melakukan sedikit perubahan.

Misalnya, dari data yang ada dibuat standar peralihan dengan penargetan yang jelas sesuai dengan kondisi setiap wilayah. Dari pemetaan standar nilai per wilayah inilah yang pelan-pelan diupayakan untuk sama, terutama dari sisi masukannya yang terkait standar penyediaan sarana dan prasarana pendidikan.

Tapi kembali lagi persoalannya memang sejauh mana realisasi anggaran dan komitmen pemerintah bisa dilaksanakan. Beban itu memang ada pada pundak pemerintah yang perlu bertindak lebih tegas. Sudah ada contoh upaya bagus mendobrak mafia buku dengan membeli hak cipta buku ajar agar masyarakat bisa mendapat harga lebih murah.

Persoalan sudah begitu menumpuk sehingga perlu waktu dan usaha ekstra untuk membenahi kekacauan yang terjadi. Waktu jelas tak bisa menunggu. Tinggal sekarang bagaimana komitmen pemerintah dilaksanakan dengan melibatkan seluruh pihak yang merasa berkepentingan dengan peningkatan mutu hasil pendidikan.[rab]

JANGAN-JANGAN POSITIVE THINKINGLAH SUMBER MASALAHNYA (2)

Entah kenapa yang selalu muncul pertama kali adalah skeptisisme saat berhadapan dengan positivisme yang hampir selalu berlebihan. Sesuatu yang selalu menekan tombol kritis pikiran sehingga menganggapnya sebagai kekonyolan karena benar-benar kelewatan dan menggelikan. Misalnya sikap para peyakin harta karun peninggalan rezim Sukarno atau juga klaim pencipta ’blue energy’ beberapa saat lalu.

Klaim yang sampai saat ini terbukti masih sekadar omong kosong. Tak ada tanda kemajuan apapun bahwa berbagai fotokopian sertifikat lecek yang konon keluaran lembaga keuangan Swiss yang ditandatangani salah satu Proklamator Kemerdekaan RI ini bisa diuangkan dan memberikan kesejahteraan yang nyata bagi mereka yang mempercayainya dan telah rela mengeluarkan uang.

Sebagaimana juga tak ada bukti dan kejelasan bagaimana rincian cara mengolah air agar bisa berubah menjadi bahan bakar mirip solar. Atau juga bagaimana sebuah kotak besi yang dicor beton berisi kumparan yang bisa putar dan trafo yang terhubung lewat sejumlah kabel atau kawat bisa menghasilkan listrik. Listrik yang dayanya konon bisa menerangi kompleks berisi ratusan rumah.

Klaim yang sejauh ini menghasilkan laporan kepada polisi atas dugaan terjadinya tindak pidana penipuan. Yang menjadi korban pun bukan manusia dan institusi sembarangan: rektor dan institusi lembaga pendidikan tinggi terkemuka yang sekali lagi bisa jadi terlalu percaya pada sikap positif yang terbukti menutupi kekritisannya. Untungnya langkah koreksi tepat telah dilakukan.

Dalam dua kasus tersebut yang jelas juga sudah terjadi penyetoran uang. Yang satu katanya untuk mengurus pencairan harta karun Soekarno, dan yang lain adalah untuk membangun instalasi untuk menyuling air menjadi bahan bakar minyak. Yang satu melibatkan dana recehan tapi disetor oleh puluhan ribu orang, sedangkan satunya dana ratusan juta dan semiliar yang disetor pengusaha dan lembaga.

Polanya sejak awal memang bersemu klenik dan mistis. Biasanya yang dibawa untuk menarik perhatian calon korban adalah alat atau barang hasil akhir yang terasa ajaib bisa dipakai untuk ini-itu. Biasanya pula disertai dengan cerita pemikat mempesona yang biasanya memang untuk membuat orang terlena dan lupa menanyakan hal rinci terkait apa dan bagaimana. Soal yang yang biasanya diulur-ulur penjelasannya.

Dalam tahap ini bisa jadi kebiasaan kita sebagai orang timur yang segan mencecar agar tidak dianggap barbar dan demi menghormati tamu juga ambil peranan. Sikap sopan santun yang jelas sangat positif dan perlu dipertahankan, yang sayangnya sering disalahgunakan para peyakin klenik dan cenderung berperan ganda sebagai penipu yang manipulatif, untuk menanamkan pengaruhnya.

Tujuannya agar korban percaya yang seiring berjalannya waktu baru sadar untuk menanyakan ini-itu secara lebih rinci. Pertanyaan yang biasanya dijawab seadanya, dan sering disertai kelitan-kelitan sekenanya. Apalagi bila kita sudah telanjur menyetor sejumlah uang, baik sebagai tanda bersimpati maupun ikut berpartisipasi yang memang sudah dilandasi motif ekonomi ikut mencicip untung.

Celakanya, dalam banyak kasus, sering setoran uang itu juga tidak disertai dengan rincian klausul hak dan kewajiban yang jelas terkait rentang waktunya. Jadi memang si korban sering nyaris sama sekali tak memiliki kemampuan atau kendali untuk minta sekadar pertanggungjawaban bahwa klaim yang dikatakan benar adanya. Dan minta duitnya dikembalikan pun jadi kemustahilan.

Jadi jelas polanya adalah iming-iming menarik yang sering dibumbui kisah berbau mistik. Bukti-bukti pendukung bahwa klaim itu benar disodorkan. Peminat diminta menyetor duit dengan janji akan diberikan imbalan besar. Realisasi janji ditunda. Korban semakin tak sabar dan akhirnya melapor ke polisi. Lalu ujungnya kusut karena aset si penipu sudah menguap tanpa bekas akibat modus penyamaran yang begitu canggih.

Untuk mencegah agar tidak menjadi korban permainan sikap positif yang selalu saja memakan korban ini apa lagi kalau bukan menyuburkan sikap kritis. Bahwa sikap positif dan dalih sopan santun bukan pendekatan yang tepat dan layak dilakukan bila menghadapi tawaran menarik tapi palsu ini. Berbagai usaha pengumpulan informasi sebenarnya bukan hal yang sulit dilakukan.

Ini termasuk untuk mengetahui sejarah dan latar belakang aktor intelektual atau sang penebar janji. Pastikan dia bukan pemain lama atau anteknya yang bisa jadi hanya berganti isyu atau tunggangan organisasi. Selain itu tentu saja bagaimana menggali informasi dan menimbang kebenarannya melalui cek dan ricek yang mesti terus dilakukan agar tidak hanya menjala angin setelah menebar duit.[rab]

* Rab A. Broto adalah konsultan, trainer, dan direktur Sekolah Penulis Pembelajar. Penulis buku “Psikologi Duit” (Bornrich, 2006) ini sejak kuliah menekuni ihwal pelatihan peningkatan motivasi berprestasi. Pemerhati jurnalisme yang tengah menulis buku tanggapan kritis tentang The Secret ini dapat dihubungi di: nauram@yahoo.com.

Momen = (Mo)tivasi (Men)jadi

Pernah suatu saat saya mengajari Dadan, anak laki-laki saya, 4 tahun, melontarkan bola basket ke arah backboard, menemukan sudut pantul yang tepat; agar bola tak membentur ring dan langsung menerobos net.

Berkali-kali ia mencoba melempar, mencapai backboard pun tidak; apalagi memantul. “Ayo, lebih kuat lagi lontaranmu, Nak!,” teriak saya berkali-kali menyemangati. Sekeras apa pun saya berteriak, sekuat apa pun ia berusaha; tetap saja bola tak mencapai backboard. Bola bergerak naik tak lebih dari setengah jarak antara lantai dan ring. Bola tak pernah mengenai sasaran dan selalu terus jatuh ke lantai, diikuti pandangan mata kosong anak saya, tanda kekecewaannya.

Tak sabaran, saya peragakan contoh melempar sesantai mungkin, seolah saya melemparkan tanpa tenaga, sembari berucap: “Lihat! Begini saja kok, Nak, kenapa sulit?” Anak saya berusaha dan berusaha lagi, namun tak pernah lemparan bolanya berhasil membentur backboard.

Akhirnya ia terduduk terengah-engah setengah baring dengan kedua lengan tangan bertelekan di lantai. Katanya lirih: “Buat ayah mudah sekali membikin bola itu naik, memantul ke bawah, dan menerobos net. Ayah tak mau tahu, betapa sulit buatku membikin bola sial itu naik dari bawah ke atas sana…”

Ucapannya membuat saya tersentak. Bukan karena saya merasa terkritik habis, tetapi karena di luar kesadaran nalar saya, ternyata anak saya mampu berpikir dan merasakan sebagaimana orang dewasa umumnya berpikir dan merasakan; sementara saya kehilangan momen —motivasi menjadi— orang dewasa, atau lebih khusus, motivasi menjadi orangtua. Saya dililit perasaan malu lantaran ulah kekanak-kanakan saya.

Saya coba menetralkan galau perasaan saya. Saya ikut-ikutan setengah berbaring di lantai di bawah papan backboard yang terpasang di dinding depan teras rumah kami. Saya mencoba bersanding di sebelahnya sambil mengikuti arah ke mana matanya melayangkan pandangan. Rasanya saya tak sanggup beradu mata dengannya di tengah kecamuk perasaan malu saya.

Sembari memejamkan mata, saya merenungkan lagi kalimat anak saya yang masih terngiang di telinga. Rasanya ia sedang menggugat kata-kata ritual yang selalu saya bisikkan ke telinganya setiap kali mengantarnya ke pembaringan: “Ayah selalu sayang kau, Nak,” Rasanya ia sedang secara tandas mempersoalkan: apakah dirinya benar-benar dihargai, diterima, diurusi, diperhatikan, dicintai oleh orang yang sehari-hari ia panggil sebagai “Ayah”?

Perkataan bahwa “…ayah tak mau tahu…” adalah pernyataan fakta bahwa anak saya mampu membayangkan bagaimana orang lain berpikir dan merasakan di kala menghadapi momen yang sama. Ia sadar tentang kehadiran dan eksistensi orang lain. Bahkan ia dapat menangkap, menganalisis, dan menarik sintesis atas penanda-penanda kenyataan, seperti bahasa tubuh dan tonasi suara; dan akhirnya menarik kesimpulan.

Ia obyektif, karena ia sadar kenyataan —termasuk sadar akan keberadaan dirinya sendiri— dari berbagai sudut pandang. Kebalikannya, saya subyektif. Saya menangkap kenyataan semata dari perspektif saya sendiri, pun telah mengabaikan eksistensinya.

Empati
Sebagai psikolog saya paham, keberhasilan berinteraksi dan berlaku kooperatif dengan orang lain merupakan keterampilan hidup sentral seseorang. Tindakan anak yang merefleksikan kepedulian dan pertimbangan tentang eksistensi orang lain menjadi fundamen bagi pembentukan tanggung jawab sosial. Sebaliknya, berbagai perilaku antisosial, seperti: perilaku agresif, berbohong atau mencuri berkorelasi positif dengan juvenile delinquency dan kriminalitas (Farrington, 1987).

Dari jurnal yang saya baca saya tahu, perilaku agresif dan bohong berawal dari penolakan sosial (Patterson, 1982), yang gilirannya menjadi bibit kriminalitas (Rutter & Garmezy, 1983). Agresi dan penolakan sosial yang dialami seorang anak berkorelasi dengan problem akademik, sosial, problem perilaku di masa remajanya (Coie, Lochman, Terry, dan Hyman, 1992; Dodge, Coie, Pettit, dan Price, 1990; Kupersmidt dan Coie, 1990); dan penjelas dari berbagai kasus dropouts di SMA (Asher dan Gabriel, 1989). Berbagai data ini menyentak kesadaran saya sebagai seorang ayah yang baru saja melakukan penolakan sosial terhadap anaknya sendiri dalam skala tertentu. Artinya, meski saya psikolog, saya harus mengakui telah kehilangan momen —motivasi menjadi— orangtua yang efektif.

Pernyataan “…ayah tak mau tahu…” menyadarkan saya, betapa ia telah memiliki kapasitas berempati dan kecerdasan menafsirkan apa yang sedang berlangsung dalam situasi sosial tertentu. Pernyataan ini juga meyakinkan, ia memiliki kapasitas berbagi respon emosi atau mengalami “feeling with.” Beberapa penelitian yang pernah saya baca menguatkan, empati mencegah perilaku antisosial, baik selama masa kanak-kanak maupun sesudahnya (Eisenberg & Mussen, 1989; Feshbach, 1983).

Sementara itu, kemampuan merespon dengan empati pada orang dewasa menjadi indikator kritis dari keterampilan menjadi orangtua efektif. Salah satu hasil riset, seorang ibu dengan tingkat empati tinggi jarang melakukan children abuse, walau ia sedang mengalami tingkatan stres tinggi (Letourneau, 1981). Para peneliti juga menyimpulkan, kapasitas untuk berempati ini muncul di tengah setting rumah, prasekolah, maupun di laboratorium; dan pada usia dini, yakni antara usia 3 hingga 5 tahun (Dunn & Kendrick, 1979).

Momen
Sayalah psikolog yang pernah kehilangan momen: motivasi menjadi orangtua efektif. Bukan bagi sembarang atau semua anak, tapi bagi anak saya sendiri. Saya pernah gagal memberikan respon empathetic terhadap Dadan, anak saya.

Dari beragam kasus yang saya tangani di bilik konseling/terapi saya pun diyakinkan, betapa yang terjadi diskontinuitas proses pembentukan karakter manusia di hulu dan di pangkal proses, di fase perkembangan paling dini, yakni masa kanak-kanak. Sebagaimana yang saya alami, penyebabnya jelas: kegagalan saya dan para orangtua umumnya menangkap momen keorangtuaan bagi anak sendiri, yakni motivasi menjadi seorang yang berdaya empati tinggi.

Selama ini orang mudah terserap ke dalam cara pemahaman masalah secara myopic dan terdistorsi, lantaran pengambilan jarak yang terlalu dekat dengan masalah yang sedang dialami. Di tempat kerja Anda temui kasus mangkir kerja, apatisme, mogok, demo, pencurian, penggelapan, eksploitasi, otoritarian. Di area publik Anda temui pungli, korupsi, power abuse, inkonsistensi, tebang pilih kebijakan, pembunuhan karakter, politik seks. Tak terkecuali, di lingkup pendidikan pun Anda jumpai berbagai pungutan dana dengan berbagai justifikasi, pendangkalan karakter melalui berbagai perlakuan non-edukatif, berbagai tindak kekerasan yang diatasnamakan pada prinsip-prinsip prematur.

Fokus kita lebih pada hilir, ujung, dan akhir proses; namun secara nalar-logik kita lebih cenderung mengklaimnya sebagai hulu, pangkal, dan awal permasalahan; sehingga secara das sollen kita pun terjebak ke dalam pseudo sense of urgency untuk segera mengeliminasi dan melenyapkannya dari medan pandang realitas kita, tanpa pikir panjang. Seolah semua dapat diselesaikan berkat ortodoksi kita.

Kita permiskin daya refleksi dan empati kita dengan ketaksediaan belajar dari kejadian-kejadian dan kemalasan mengidentifikasi mana ujung mana pangkal, mana hilir mana hulu, mana akhir mana awal, mana akibat mana sebab. Kita mudah kehilangan momen —motivasi menjadi— di dalam konteks yang paling konkrit, di tengah hidup keseharian kita. Momen selalu datang. Persoalannya ada pada sensitivitas dan totalitas menanggapinya.

*) Edy Suhardono, adalah Executive Director pada IISA Assessment, Consultancy & Research Centre. Email: iisa@visiwaskita.com. Artikel ini dimuat di Majalah Motivasi LuarBiasa, Edisi Februari 2009.

BEST

Bes ebes ebes! Semuanya serba the best, never settle for less, always do the best, until better get the best. Itulah ciri utama orang-orang sukses yang paling hebat, menurut kawan saya yang X-O-P (extra-ordinary-person). Orang sukses amat sangat yakin bahwa mereka adalah yang terbaik dalam bidang yang mereka kerjakan; baik dalam arti potensial (akan menjadi) maupun aktual (sudah jadi). Ini sesuatu yang tidak bisa ditawar. Lihat saja Hermawan Kartajaya sang pakar pemasaran Indonesia yang berkiprah di kancah dunia, Ary Ginanjar Agustian sang pakar ESQ yang merambah pasar ASEAN, Andrie Wongso sang Motivator Nomor 1 Indonesia, Jansen Sinamo yang menabalkan eksistensinya sebagai Guru Etos Indonesia, dan sebagainya. Semuanya yakin bahwa mereka yang terbaik di bidangnya. Kalau ada yang kurang setuju boleh saja. Tapi perasaan itu subjektif, tak bisa didikte dan diatur pihak lain. Setuju atau tidak setuju silahkan saja, toh tak ada pengaruhnya sama sekali.

Jadi, best yang pertama adalah Feel I am the best. Orang yang mau sukses harus bisa merasa bahwa dirinya adalah yang terbaik. Sikap gede rasa ini perlu dan bahkan amat vital. Namun tentu saja orang sukses tidak cuma mengandalkan perasaan sebagai yang terbaik. Jika sukses itu ibarat sebuah rumah megah, maka feel I am the best ini adalah atapnya yang menjulang ke langit. Dan namanya rumah, tidak hanya perlu atas yang indah saja, tetapi juga tiang-tiang penopang yang kokoh, bukan?

Rumah yang megah, memerlukan sejumlah tiang penopang. Demikian juga orang-orang sukses yang membangun perasaan yakin dirinya yang terbaik, menopang perasaan yang sujektif itu dengan sedikitnya empat tiang utama.

Tiang rumah yang pertama: prepare for the best. Ini menyangkut soal standar diri. Orang sukses menetapkan standar yang tinggi, mengharapkan yang terbaik. Ia tidak suka persiapan seadanya. Ia sering menolak melakukan tugas tanpa persiapan sama sekali. Baginya persiapan itu merupakan bagian tak terhindarkan dari kesuksesan itu sendiri. Siapa yang suka meremehkan persiapan akan gagal total. Itulah sikap orang sukses, mempersiapkan yang terbaik.

Tiang rumah yang kedua: do the best. Persiapan yang baik memungkinkan orang melakukan benar-benar yang terbaik. Ia tidak kekurangan ini dan itu; tidak lupa ini dan lupa itu; sebab memang sudah melakukan persiapan. Dengan demikian, ketika berhadapan dengan berbagai situasi sulit dan menantang di panggung-panggung kehidupan, ia tampil maksimal. Hal-hal yang terbaik dari dirinya, termasuk kearifan yang muncul dari pergulatan menaklukkan kesulitan dan tantangan hidup di masa silam, tampil prima dan berseri di panggung kehidupan yang nyata; bukan yang maya; bukan yang rekayasa pencitraan semata.

Tidak berhenti sampai di pelaksanaan, orang-orang sukses juga mengharapkan hal-hal terbaik datang memasuki kehidupannya. Inilah tiang penopang rumah yang ketiga: expect the best. Persiapan yang baik dan totalitas dalam melakukan tugas dan pekerjaan menimbulkan harapan bahwa mereka benar-benar berhak—earned the right—memperoleh yang terbaik. Orang sukses tidak suka memikirkan hasil yang “lumayan” atau “sedang-sedang saja”. Harapkan yang terbaik; harapkan yang terbaik; harapkan yang terbaik. Bukankah maling, copet, dan perampok saja mengharapkan hasil-hasil terbaik dari siasat dan strateginya? Lalu mengapa banyak orang yang melakukan pekerjaan halal dan terpuji mau cepat puas dengan hasil yang alakadarnya? Begitu kita-kira pikiran orang sukses.

Bahwa dalam kenyataannya apa yang mereka kerjakan tidak memberikan hasil seperti yang mereka inginkan, itu juga realitas hidup orang sukses. Dan menghadapi situasi-situasi yang tidak sesuai dengan keinginannya itu, mereka menyesuaikan diri, melakukan refleksi dan beradaptasi. Kegagalan-kegagalan mendorong mereka melakukan pencarian lebih lanjut, mencari guru-guru yang tepat. Inilah tiang penopang rumah yang keempat: learn from the best. Ya. Belajar dari yang terbaik.

Tentang hal yang terakhir ini seorang kawan yang cerdas menyindir dengan santun. Katanya, “belajar dari yang terbaik” itu cocok untuk pemula. Bagi orang yang sudah mahir dan bijak, belajar itu bisa “dari siapa saja”. Bahkan orang-orang yang paling hebat pun bisa belajar dari orang-orang yang gagal total. Maksudnya, menjadi jelas bahwa selalu ada cara lain di luar cara sukses, yaitu cara pasti meraih kegagalan.

Mau sukses? Feel I am the best; prepare for the best; do the best; expect for the best; and learn from the best. Bes ebes ebes, eh kok malah sukses. Mantaplah!

*) Andrias Harefa. Therapist Mindset; Penulis 35 Buku Best-Seller; Trainer Coach Berpengalaman 20 Tahun. www.andriasharefa.com

Wang Yung-ching, Sang Inspirator Kunci Sukses Berbisnis

“Wang’s entrepreneurial spirit and business sense are represented the best of Taiwan. – Semangat dan kecerdasan Wang dalam berbisnis menggambarkan sesuatu yang terbaik dari Taiwan,”
Wu Poh-hing, pemimpin partai Nasionalis di Taiwan

Wang Yung-ching (1917-2008) adalah pendiri Taiwan Formosa Plastics Group sekaligus orang terkaya di Taiwan. Perjuangan hidup pria yang lahir dari keluarga petani miskin di desa Hsintein, Taiwan itu penuh dengan tantangan dan legendaris. Perjuangan hidupnya sarat dengan inspirasi kunci sukses berbisnis.

Ia mengawali perjuangan mencari uang sebagai seorang kuli di sebuah toko beras pada usia 15 tahun. Melihat produk beras yang diperdagangkan saat itu kualitasnya buruk, maka ia terinspirasi untuk mendirikan pabrik beras. Dengan modal NT 200 hasil pinjaman dari ayahnya, Wang Yung-ching berusaha keras untuk menghasilkan beras berkualitas lebih baik, walaupun harus kerja lembur memilah beras dan beristirahat hanya 4-5 jam sehari.

Ia mencerminkan bahwa seorang pengusaha sukses harus bekerja ektra keras. Wang Yung-ching menunjukkan bahwa kemiskinan justru menjadi cambuk untuk berusaha keras agar ekonominya lebih maju. Energinya menjadi begitu besar untuk bertahan mengatasi tekanan hidup dan berusaha penuh semangat mencari uang. Hasilnya, produk beras Wang Yung-ching mendapatkan respon positif dari masyarakat.

Walaupun produk berasnya disukai, tetapi ia selalu memberikan pelayanan terbaik. Ia mencontohkan bahwa seorang pengusaha tak hanya perlu mengutamakan kualitas produk tetapi juga mengedepankan pemberian pelayanan terbaik. Untuk itu ia bersedia mengantar beras pesanan konsumen, bahkan mengatur ulang beras mereka.

Dengan cermat ia juga mencatat jumlah penghuni rumah, sehingga ia dapat memperkirakan jumlah beras yang mereka konsumsi dan mengantar beras sebelum beras mereka habis. Memberikan perhatian dan pelayanan terbaik seperti itu merupakan usaha Wang membangun nama baik, yaitu suatu hal penting dalam berbisnis. Wang sudah mempraktekkannya dan terbukti ia berhasil membesarkan bisnis beras tersebut.

Seiring peningkatan suhu persaingan sejak Jepang meninggalkan Taiwan tahun 1950-an, Wang berusaha mencari peluang baru, diantaranya berbisnis kayu dan berternak ayam. Sementara itu ia juga melirik peluang emas, dimana masyarakat mulai mengunakan plastik, tetapi harganya terlalu mahal. Sehingga ia beranikan diri pada tahun 1954 berinvestasi dan membangun pabrik bernama Formosa Plastics yang menghasilkan produk plastik murah

Sikap Wang Yung-ching tersebut menunjukkan seorang pebisnis sejati, yaitu memiliki kepintaran membaca peluang dan keberanian menanggung resiko. Peluang sebesar apapun tak akan berarti apa-apa tanpa keberanian untuk menanggung resiko. Dari sanalah momentum kesuksesan Wang Yung-ching berawal.

Wang Yung-ching mencontohkan bahwa seorang pengusaha tidak boleh segera puas setelah menemukan momentum kesuksesan. Seorang pengusaha harus terus berinovasi dan pandai membaca peluang. Wang Yung-ching tak segera puas dengan momentum keberhasilan Formosa Plastics, sehingga ia segera mengembangkan bisnis ke industri-industri lain, misalnya tehnologi medis, petrolium distillation, biotehnologi, elektronik, semi conduktor, dan optoelectronik. Formosa Plastics berkembang pesat dan saat ini menjadi salah satu perusahaan kimia terbesar di dunia dengan 40 anak perusahaan dan 100 ribu karyawan.

Keberhasilan Wang Yung-ching meraih momentum kesuksesan dan mengembangkan bisnisnya hingga menggurita tak lepas ketahanan luar biasa yang ia miliki. Ia mengadopsi teori angsa kurus, dimana setiap pengusaha harus mampu bertahan melawan tantangan sekeras apapun. Ibarat berdagang es krim di musim salju, seorang pengusaha harus mampu menjajakan es tersebut sampai laku. Terbukti dengan kegigihan dan ketahanan yang luar biasa Wang Yung-ching mampu membesarkan bisnisnya dari berdagang beras hingga menjadi perusahaan kimia besar berkelas dunia.

Kunci sukses dalam berkaitan erat dengan sikap rendah hati untuk belajar dan berbenah. Dengan begitu wawasan seorang pebisnis akan terus berkembang dan menjadi lebih positif dan kreatif dalam mengembangkan bisnisnya. Hal itu juga tercermin dalam keseharian Wang Yung-ching yang selalu menyempatkan diri untuk membaca. Bahkan seusai olah raga, ia sering menulis artikel tentang analisa bisnis dan dimuat di koran Taiwan.

Kerendahan hati untuk terus belajar akan membuat pengusaha mampu menerobos dan menangkap peluang di masa datang. Wang telah membuktikan bahwa wawasan yang terus berkembang membuatnya mampu melihat masa depan pertumbuhan ekonomi Taiwan akan sangat bergantung pada China. Karenanya ia berani memelopori pengembangan bisnis dan investasi besar-besaran ke daratan China.

Sepak terjang Wang memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap perkembangan ekonomi di China maupun Taiwan. Ma Ying-jeou, presiden Taiwan, menjuluki Wang sebagai ‘outstanding contribution to Taiwan and for promoting a vision of peace and prosperity with China’ – kontributor terhebat untuk Taiwan dan promotor visioner untuk perdamaian dan kesejahteraan dengan China.’

Seorang pebisnis akan sukses jika ia pandai memanajemen waktu secara seimbang, untuk istirahat, olah raga, bekerja, maupun mempelajari ilmu pengetahuan dan menjaga kesehatan. Wang berpandangan bahwa uang penting, tetapi kesehatan jauh lebih penting. Oleh sebab itu, pria berjuluk “The real son of Taiwan” itu sangat rajin berolah raga.

Setiap pagi jam 2.30 pagi ia berolah raga menggosokkan handuk ke badannya sampai terasa hangat, diteruskan dengan lari dan berenang. Jam 6-8 pagi ia tidur kembali, lalu berangkat ke kantor untuk bekerja. Aktifitas seperti itu sudah berlangsung lebih dari 30 tahun, sehingga tubuhnya selalu terlihat bugar. Tak heran meskipun berusia lebih dari 80 tahun ia masih sanggup berlari sejauh 5 kilometer.

Sukses berbisnis harus pula diimbangi pola hidup sederhana. Sebagaimana Wang mencontohkan handuk yang ia gunakan untuk berolah raga itupun masih selalu ia gunakan sampai bertahun-tahun. “Wealth is merely something society permits us to temporaly manage and put to proper use. – Kekayaan hanyalah sesuatu yang diijinkan masyarakat sementara waktu kita yang memanajemen dan menggunakannya dengan baik dan benar,” demikian wejang Wang kepada para putra dan putrinya.

Sikap dermawan merupakan ciri khas yang dimiliki sebagian besar pengusaha sukses kelas dunia. Wang sendiri lebih banyak menggunakan harta untuk aktifitas kepedulian sosial, diantaranya membangun sekolah medis dan juru rawat di Taiwan. Ia juga mendirikan rumah sakit gratis Chang Guan untuk kaum miskin pada bulan Mei 2008 di Xiamen, Fujian, China.

Sewaktu gempa bumi di Sichuan pada tahun 2008, Wang juga tak mau ketinggalan mendermakan hartanya sebesar 14,6 juta USD. Sampai akhir hayatnya Wang telah berhasil merealisasi 3.000 sekolah di Cina dari keinginannya mendirikan 10.000 sekolah gratis. Ia telah membuktikan walaupun jumlah nominal bantuan yang sudah ia donasikan cukup besar namun dari hari ke hari hartanya justru terus bertambah.

Wang yang juga dijuluki “Dewa Manajemen Taiwan” benar-benar seorang pebisnis sukses yang sangat inspiratif. Proses perjalanan hidup dan usahanya mengembangkan bisnis benar-benar menginspirasikan sikap pebisnis yang sukses. Berusaha memiliki sikap seperti Wang tak ubahnya berusaha memetik kesuksesan terbesar dalam berbisnis sekalipun krisis keuangan global sedang menghantui seperti saat ini.

Note: Wang meninggal dunia pada saat tidur sewaktu berkunjung ke perusahaannya di Amerika Serikat pasca krisis finansial global pada Oktober 2008.

*Andrew Ho adalah seorang pengusaha, motivator, dan penulis buku-buku best-seller.Kunjungi websitenya di : www.andrewho-uol.com

Mendidik Anak Menjadi Pengusaha

Siapa yang nggak pengen punya anak jadi pengusaha sukses? Hampir semua orang tua memimpikan anaknya menjadi Miliarder atau pebisnis handal. Tak peduli Anda saat ini pengusaha atau tidak, anak Anda pasti bisa menjadi Miliarder. Apa mungkin? Mungkin saja, jika Anda mendidik anak untuk memiliki mental seorang pengusaha.

Sayangnya, orang tua mendidik anak bermental pegawai dan bukan pengusaha. Akibatnya, ketika sudah dewasa tidak memiliki mental dan karakter pengusaha. Akhirnya, anak tetap saja menjadi pegawai. Mengajarkan anak untuk kreatif, memiliki sikap tabah dan siap menghadapi kegagalan, dan mengenalkan uang dengan benar kepada anak merupakan salah satu cara untuk menyiapkan anak menjadi Miliarder sejak dini. Masih mau kan anak Anda jadi Miliarder?

Menentukan Tujuan Hidup

“Life is a promise; fulfill it. – Kehidupan ini adalah sebuah janji; Penuhi janji itu.”
Mother Teresa

Tujuan hidup adalah keyakinan, moral, atau standar yang akan mengendalikan hidup kita, sebab ia (tujuan hidup) memandu pola pikir dan perilaku kita. Contoh seorang ayah ingin meluangkan waktu bersama anak lelakinya. Ia merencanakan nonton pertandingan sepak bola. Tetapi ia kecewa karena mobilnya terjebak macet parah.

Sesaat kemudian ia segera melupakan rasa kecewa dan kembali ceria, sebab ia ingat tujuannya adalah meluangkan waktu bersama anak tersayang. Nonton bola hanya sarana untuk mencapai tujuan dan bisa diganti dengan cara lain. Lalu ia mampir ke sebuah kafe di pinggir jalan dan ia merasa senang karena benar-benar mencapai tujuannya yaitu menghabiskan waktu berdua dengan anaknya sepanjang hari.

Contoh lain misalnya dulu menikah tujuannya untuk mencari kebahagiaan berdua. Tetapi setelah dalam proses beberapa tahun, justru masing-masing mencari kesenangan sendiri-sendiri. Proses yang berat atau bahkan sangat mudah terkadang membuat kita lupa pada tujuan semula, sehingga menimbulkan kehancuran, kecewa, kesedihan, dan hal negatif lainnya.

Itulah mengapa tujuan hidup begitu penting, sebab tujuan hidup menjadikan sikap, perkataan, dan perbuatan kita tetap fokus dan kosisten. Tak jarang segala macam kejadian yang kita alami mempengaruhi emosi dan pengambilan keputusan, sehingga kondisi dan tujuan ikut berubah. Dengan kembali memikirkan tujuan hidup maka kita dapat menemukan makna dan kepuasan dari segala sesuatu yang kita lakukan.

Memiliki tujuan hidup juga dapat membangkitkan seluruh potensi dan membantu kita menemukan kekayaan sejati. Sebab tak jarang, tujuan hidup itu menggerakkan kita secara aktif, kreatif, dan disiplin dalam melakukan langkah-langkah ekspansi. Dengan kata lain, tujuan hidup itu menjadikan energi dan vitalitas kita meningkat dalam upaya mencapai sesuatu yang jauh lebih bermakna.

Tujuan hidup juga akan membantu kita menggunakan waktu dan kesempatan dengan sebaik mungkin, sebab kita mengetahui kemana akan menuju. Coba bayangkan jika setiap bangun tidur kita tak mengerti apa yang harus dilakukan? Tanpa tujuan hidup yang jelas akan membuat kita cenderung menyia-nyiakan waktu dan kesempatan, tidak mampu bertindak cepat dan senang menunda-nunda pekerjaan.

Memiliki tujuan hidup merupakan hal yang menakjubkan. Oleh sebab itu, maka langkah pertama dan terpenting dalam mengarungi kehidupan adalah menentukan tujuan hidup. Beberapa hal berikut mungkin dapat membantu Anda segera menemukannya (tujuan hidup).

Langkah pertama dalam menentukan tujuan hidup adalah mengenali diri sendiri; apa kekurangan dan kelebihan, apa yang Anda sukai dan inginkan. Keinginan hati yang terdalam seringkali menjadi motivasi yang kuat untuk melakukan langkah-langkah pencapaian. Orang-orang yang terkenal di dunia karena prestasi mereka umumnya memiliki tujuan hidup yang berkaitan erat dengan apa yang ada dalam diri mereka, terutama keahlian dan apa yang mereka sukai.

Tujuan hidup haruslah baik. Leo Nikolaevich Tolstoy (1828-1910), seorang pemikir dan novelis Rusia, mengatakan, “Satu-satunya arti kehidupan adalah mengabdi pada kemanusiaan.” Maka pastikan tujuan hidup Anda berkaitan erat dengan kebaikan dunia sekitar & semua orang, memberi kebahagiaan dan ketenangan; tidak menimbulkan kekesalan, kecurigaan, amarah, kesengsaraan apalagi peperangan, serta hal-hal negatif lainnya.

Dalam menentukan tujuan hidup, Anda harus memikirkan kemana akhir perjalanan hidup Anda. Langkah ini hampir sama dengan memikirkan bagaimana tipe pekerjaan yang Anda inginkan, tipe rumah yang Anda sukai, dan lain sebagainya. Terlebih dahulu deskripsikan kehidupan ideal itu, yang membuat Anda benar-benar merasa senang, sehingga dengan senang hati pula Anda menciptakan kemajuan-kemajuan serta menikmati sensasi tantangannya.

Untuk menentukan tujuan hidup, Anda juga harus menggunakan akal sekaligus hati nurani. Sebab kehidupan yang terbaik adalah selaras dengan pikiran dan hati. Banyak orang lebih bahagia dan sukses, karena mereka hidup dalam keseimbangan; dalam arti menjalankan moral-spiritual, mendapatkan ketenangan dan kepuasan batin, memiliki bisnis, karir dan keuangan yang baik, keharmonisan keluarga, kebugaran fisik, kehidupan sosial menyenangkan, dan lain sebagainya.

Menentukan tujuan hidup adalah langkah hidup terbesar yang akan membuat Anda mencapai kepuasan dan kebahagiaan. Sebab tujuan hidup yang jelas menjadi sebuah peta untuk membimbing Anda tiba tepat pada tujuan. Jadi jangan tunda lagi, segera tentukan tujuan hidup Anda, sekarang!

*) Andrew Ho adalah seorang pengusaha, motivator, dan penulis buku-buku Bestseller. Kunjungi websitenya di : www.andrewho-uol.com

Mengapa Harus Meningkatkan Standar Prestasi?

“Good is the enemy of great. – Baik adalah musuh dari luar biasa.”
~ Jim Collin

Memang sudah seharusnya kita semua tidak berhenti setelah berhasil mencapai prestasi. Jika Anda hanya puas setelah mencapai satu prestasi, tentu Anda tidak dapat lagi menjadi lebih baik 10 kali lipat, 20 kali lipat dan seterusnya. Meningkatkan prestasi kerja di dunia yang terus berkembang pesat sudah pasti memberikan berjuta manfaat yang mungkin belum pernah Anda pikirkan sebelumnya.

Ironisnya, ternyata makin banyak saja orang yang memilih hidup aman, menjalani kehidupan rutin tanpa tantangan sama sekali. Kehidupan mereka tak pernah berubah, karena mereka tak pernah mencoba sesuatu yang baru apalagi meningkatkan standar prestasi. Mereka rela menerima hidup apa adanya dan tak pernah lebih baik dari sebelumnya, karena takut gagal atau membuat kesalahan.

Lebih parah lagi, mereka hanya berpikir bagaimana mencari aman, bukan mencari kesempatan untuk mendapatkan kehidupan lebih baik. Orang yang berprinsip demikian, ‘only security, no opportunity’ – hanya rasa aman, tanpa kesempatan, sebenarnya justru dalam posisi berbahaya. Mereka lambat laun akan terlindas oleh perubahan, dan akan semakin kehilangan kesempatan untuk memiliki kebanggaan, kebahagiaan dan semangat hidup.

“The greater danger of most of us is not that our aim is too high and we miss it, but it is too low and we reach it. – Bahaya besar bukan karena kita mempunyai target tapi tak mampu mencapainya. Akan jauh lebih berbahaya jika kita mempunyai terget yang terlalu rendah dan kita berhasil mencapainya,” demikian pendapat Michelangelo.

Bila kita melihat tokoh-tokoh sukses dan terpandang di dunia, mereka semua mempunyai target pencapaian baru dalam bisnis maupun peningkatan kualitas personal. Oleh sebab itu mereka mempunyai semangat hidup yang besar dan kesungguhan mewujudkan target baru. Bagi mereka, melakukan tanggung jawab pekerjaan untuk mencapai target yang lebih besar merupakan kesenangan dan akan berubah menjadi kepuasan jika sudah berhasil.

Sebut saja Donald Trump masih aktif menjalankan bisnisnya, meskipun sudah mempunyai kekayaan yang luar biasa. Begitu pula dengan Bill Gates, Steven Spielberg, Oprah Winfrey, Martha Tilaar, yang masih saja antusias menjalankan pekerjaan mereka dan menciptakan manuver bisnis yang luar biasa. Kalaupun sudah berhasil, mereka akan segera membuat target yang lebih besar lagi.

Thomas Alfa Edison adalah contoh lainnya. Tentu dia tak akan dikenal sebagai pemilik hak paten terbanyak sepanjang masa jika hanya menciptakan 1 penemuan. Thomas Alfa Edison menikmati dunia penelitian, dan ia akan bahagia sekaligus bangga jika berhasil menciptakan penemuan baru. Karena itulah ia terus menerus melakukan penelitian sampai berhasil menciptakan 1093 paten atau terbanyak sepanjang masa.

Contoh lain adalah Sir Edmund Hillary yang sudah cukup kaya dan mempunyai status sosial tinggi. Ia memilih untuk bersusah payah mendaki Gunung Everest yang berketinggian 29.028 kaki, karena memecahkan rekor pendakian atas gunung tertinggi di dunia itu menjadi sumber kebahagiannya. Dengan semangat dan optimisme, ia berhasil menorehkan tinta emas dalam sejarah sebagai penakhluk pertama gunung tersebut pada tanggal 29, Mei 1953. Karena sudah menjadi kesenangan, sampai menjelang akhir hayatnya Sir Edmund Hillary masih melakukan aktifitas pendakian gunung. Sebenarnya masih banyak lagi orang-orang yang sudah berani menerobos tantangan dan terbukti berhasil menorehkan prestasi-prestasi besar berkelas dunia. Mereka juga menghadapi tantangan dan kesulitan yang tak kalah berat dari sebelumnya, tetapi mereka selalu antusias dan senang menjalankan tanggung jawab untuk mencapai target-target yang lebih besar. “Enthusiasm is one of the most powerful engines of success. – Antusiasme adalah salah satu motor penggerak mencapai kesuksesan,” kata Ralph Waldo Emerson. Bila mereka berhasil menahklukkan tantangan dan kesulitan maka akan timbul kebanggaan dan kebahagiaan tersendiri bagi mereka.

Selain bersikap antusias dalam menjalanan pekerjaan, para pebisnis sukses maupun milyader di dunia itu selalu mempunyai visi dan misi yang baru. Mereka juga tidak akan segan memperbaiki diri guna mencapai visi tersebut. Dengan sendirinya, peningkatan terget ikut berpengaruh terhadap peningkatan etos kerja dan profesionalisme mereka.

Lihat milyader sekelas Donald Trump, yang masih antusias melakukan kesepakatan bisnis properti. Bill Gates yang kaya raya juga terus mengembangkan gagasan dan bisnis di dunia software. Begitu pula dengan Joanne Kathleen Rowling yang terus menulis buku dan terobsesi menghasilkan lebih banyak karya yang mengandung fantasi berkelas dunia.

Mereka menjalankan pekerjaan itu dengan hati dan pikiran, karena sangat berkomitmen terhadap peningkatan hasil pekerjaan mereka dan tidak kenal kata menyerah. Sehingga jiwa mereka terbentuk sebagai seorang pemenang. Oleh sebab itu orang-orang yang profesional dan terbiasa menetapkan target yang lebih besar cenderung mampu menciptakan prestasi mengagumkan dan kembali meningkatkan prestasi mereka.

Tidak mengherankan jika banyak orang yang telah kaya raya, tetapi tetap terobsesi dengan pekerjaaan mereka. Merekapun terus meningkatkan target pencapaian dan disiplin bekerja dengan waktu lebih panjang tanpa mengenal lelah. Mereka juga mencintai dan menikmati pekerjaan tersebut. Orientasi mereka tentu bukan untuk mengejar keuntungan materi lagi, melainkan kepuasan karena dapat menggunakan potensi mereka secara maksimum.

Itulah mengapa kita seharusnya meningkatkan standar prestasi. Peningkatan prestasi tak hanya menjadikan hidup Anda lebih baik, lebih berarti dan bergairah, tetapi juga menimbulkan kepuasan pada diri Anda dalam arti yang lebih positif serta membentuk jiwa sebagai seorang pemenang yang optimis. “Jangan pernah berpikir do nothing atau pensiun. Banyak teman saya yang tidak mempunyai aktifitas setelah pesiun justru meninggalkan dunia lebih cepat. Jadi bekerjalah sampai Anda mati,” demikian Lee Kuan Yew, mantan perdana mentri Singapura. Sampai hari ini pria berusia 84 tahun itu masih sehat dan aktif bekerja untuk mencapai standar pencapaian yang terus ia tingkatkan.

Musuh Terutama dari Sikap yang Baik adalah Sikap TERBAIK Kita.

Hal ini mudah dikatakan namun tidak mudah untuk dilakukan. Sayapun berjuang untuk melakukan hal ini memilih untuk hidup yang memberikan warisan terbaik di dunia ini atau menjadi biasa-biasa saja. Motivasi tertinggi antara Leave with Legacy dengan motivasi terendah What’s In it for me atau apa untungnya bagi saya jika saya melakukan yang terbaik.

Ini adalah merupakan perjuangan batin yang sangat dahsyat dan sering kita alami di dalam kehidupan kita. Pertentangan antara satu nilai dengan nilai yang lain. Oleh karena itu, benarlah apa yang dikatakan oleh Stephen R. Covey dalam buku “7 Kebiasaan manusia yang sangat efektif” bahwa paradigma yang berpegang pada prinsip yang utama, nilai yang diprioritaskan dan tercermin dalam sikap dan tingkah laku kita sehari-hari. Sebagai contoh, prinsip Tabur Tuai berlaku dalam setiap aspek kehidupan kita. Bila kita menabur benih terbaik dalam tingkah laku kita sehari-hari maka kita akan mendapatkan hasil yang terbaik pula, terutama dalam hubungan kita dengan orang lain baik didalam keluarga atau dunia kerja.

Di dalam masalah keuangan pun demikian adanya. Saya memberikan contoh yang saya praktikkan, saya termasuk orang yang moderat, cenderung konvensional malah dalam arti prioritas utama adalah ketersediaan uang bulanan, tabungan dan investasi, baru kesenangan lainnya. Jadi boleh dikatakan saya terbebas dari hutang akibat dari paradigma yang mengacu pada prinsip, nilai yang diprioritaskan dan berkembang menjadi kebiasaan atau perilaku permanen (karakter).

Dalam dunia kerja, seperti di dalam pelatihan “Pelayanan Prima” yang sering bawakan di rumah sakit di seluruh Indonesia, saya selalu menekankan pentingnya prinsip Melayani dengan hati, diikuti dengan prioritas nilai keselamatan pasien, perilaku-perilaku pelayanan prima dan terakhir adalah keuntungan atau profit supaya hal ini jelas bagi pelaksana untuk dapat melakukan hal yang terbaik, setiap saat, setiap waktu.

Bayangkan bila ada seorang perawat atau petugas yang sedang mempraktekkan perilaku pelayanan prima dengan seorang pelanggan dan tiba-tiba terdengan bunyi sirine ambulan, tanda adanya sebuah panggilan darurat untuk seorang petugas di Instalasi Gawat Darurat namun petugas lain tidak segera membantu karena sedang terlibat percakapan atau pekerjaan lainnya tanpa menilai situasinya terlebih dahulu, maka bila terjadi hilangnya nyawa seseorang akibat kelalaian petugas, maka ini benar-benar sebuah pelanggaran nilai, baik secara individu maupun secara organisasi.

Itulah mengapa prioritas utama adalah keselamatan pasien dulu, perilaku-perilaku pelayanan prima kemudian dan keuntungan yang terakhir, bila melakukan hal yang sebaliknya atau tertukar, maka kita dapat menanggung konsekuensi dari hal-hal yang tidak dapat kita inginkan dan dapat kita cegah sebenarnya. Hati nurani sebagai kompasnya.

Oleh karena itu, saya sangat berharap kita semua dapat merefleksikan kembali dalam hidup, apakah kita sudah mempunyai prinsip-prinsip kehidupan yang selaras dengan hukum alam, mempunyai prioritas yang benar atas nilai-nilai pribadi anda dan organisasi? Bila anda sudah mampun menjawab kedua pertanyaan itu, saya mengucapkan selamat dan tinggallah pada keputusan akhir yang juga menjadi penutup dari artikel ini adalah apakah anda mau melakukan segala hal dengan usaha terbaik anda sebenarnya atau sekedarnya saja sebagai hasil dari pembatasan diri anda tentang kompensasi atau keuntungan yang akan anda terima, jawabannya 101 persen ada ditangan anda.

Happy Leadership!

*) Surya Rachmannuh, penulis kolom tetap di www.pembelajar.com ini adalah praktisi training dalam bidang pelayanan prima, personal effectiveness, problem solving and decision making, pelatihan Leadership dan Management lainnya. Certified Lead Auditor dan Webmaster ini dapat dihubungi di Hp : 0819 3210 5388 atau www.webiddesign.com, surya.rachmannuh@yahoo.co.id, suryarachmannuh.blogspot.com

Mencintai dan Dicintai

Seharian libur Hari Raya Nyepi kemarin saya lalui dengan berada di rumah saja. Keinginan menjenguk ibunda yang lagi sakit dan menjalani terapi kesehatan di salah satu Holistic Center di daerah Purwakarta, Jawa Barat ada kendala. Ingin jalan-jalan ke mal juga batal dikarenakan kekasih saya yang biasanya menemani flu berat. Saya pun ketularan tidak bergairah. Akibatnya saya hanya berdiam di rumah saja, tidak melakukan aktivitas di luar rumah, seharian “tenggelam” bermalas-malasan di kamar. Selain hampir seharian ditemani hujan yang cukup lebat di Jakarta Selatan kemarin, saya juga disibukkan dengan laptop, beberapa majalah, buku, serta siaran TV. Alhasil, lenyaplah kesendirian saya. Benda-benda itu dengan setia mengiringi hari saya, mulai dari pagi, siang, sore, hingga malam hari.

Acara Just Alvin yang ditayangkan di Metro TV tadi malam (Kamis malam –red) menampilkan bintang tamu, Gugun Gondrong. Selebriti yang sempat sakit parah dan sekarang telah kembali setelah berobat ke negeri tetangga, Singapura. Kanker otak yang dideritanya menyebabkan kelumpuhan saraf motorik. Walaupun belum dinyatakan 100% sembuh total, tetapi dia telah mulai mengalami pemulihan yang sangat berarti, seperti diungkapkan oleh fisioterapi dan ahli akupuntur yang menanganinya, yang kebetulan juga diundang dalam acara itu. Hal tersebut menjadi sesuatu hal yang membahagiakan, dirasakan juga oleh orang-orang disekelilingnya—yang mencintainya.

Saat acara, Gugun dengan setia ditemani sang istri. Selain itu, hadir juga sahabat-sahabatnya, seperti Rico Ceper, Vina Panduwinata, serta penyanyi favoritnya Tito Sumarsono. Melihat kondisi Gugun seperti sekarang ini, semua undangan yang hadir hampir tak kuasa menahan air mata. Kondisi Gugun saat ini sangat jauh dibandingkan sewaktu dia masih sehat. Namun demikian, Gugun sudah dapat mengenali sahabat-sahabatnya. Bahkan dia juga sudah dapat mengikuti alunan nada dari lagu-lagu favoritnya, walaupun dengan terpatah-patah, yang sengaja ditayangkan agar Gugun ikut bernyanyi.

Ada kesan dan motivasi kuat dari sahabat-sahabat Gugun. Seperti diceritakan bahwa Gugun dahulunya adalah orang yang sangat aktif, suka menolong, disiplin, rajin menggalang dana untuk acara-acara amal, dan sebagainya. Mereka juga berkata bahwa kesembuhan Gugun sekarang ini tentu tidak lepas dari doa ikhlas orang-orang yang pernah bersentuhan dengannya, seikhlas Gugun waktu membantu sewaktu sehat.

Sepanjang acara, Gugun Gondrong kelihatan masih kelihatan pucat. Sangat berbeda ekspresinya sewaktu dia masih sehat. Genangan air mata secara samar-samat juga terlihat mengambang di kedua ujung matanya. Sorotan kamera dengan jelas memperlihatkan hal itu. Selain itu dia juga masih belum bisa menggerakkan tubuh secara aktif, masih memerlukan bantuan seseorang. Di sini saya melihat peran sang istri begitu menonjol dalam memberikan semangat dan motivasi. Dengan penuh kasih sayang dan cinta, sang istri mengambil inisiatif penuh.

Secara pribadi, tayangan ini menggugah hati saya. Walaupun kenyataannya saya tidak mengenal dan tidak mengidolakan Gugun (dan juga bintang tamu yang lain),tapi tak terasa air mata saya pun ikut menetes. Air mata sebagai luapan akan perasaan di hati, sebagai bentuk empati akan kondisinya. Ternyata saya tidak sendirian dalam hal ini. Soalnya ketika keesokan harinya di kantor, dari obrolan ringan ketahuan juga ada seorang teman saya yang juga ikut meneteskan air mata ketika menonton acara tersebut.

Jadi tidak salah kalau saya mengatakan bahwa episode tersebut sarat dengan nuansa cinta. Cinta dan juga kasih. Saya terpesona akan betapa hebatnya perasaan akan cinta. Ternyata cinta itu memang bersifat universal, tanpa terkecuali. Semua orang bisa “tergerak dan tersentuh” oleh cinta. Cinta bisa mendatangi siapa saja, bagaimanapun bentuknya. Perasaan dicintai dan mencintai.
Jadi seseorang akan dicintai karena tindakannya mencintai orang lain. Mencintai secara tulus dan penuh akan menggulirkan buah yang manis, yaitu akan dicintai juga oleh orang lain secara penuh dan besar.

Saya mungkin bukan pecinta ulung, dalam arti kata memahami secara mendalam arti dari mencintai dan dicintai. Saya hanya mencoba untuk mengekspresikannya. Mengekspresikan apa yang saya lihat, saya jalani, dan apa yang saya rasakan. Tentunya dalam wawasan dan definisi saya sendiri.

Orang bilang bahwa cinta adalah anugerah dari Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Perasaan cinta akan melahirkan rasa syukur akan suatu nikmat. Hemat saya, hebatnya cobaan Tuhan terhadap hambaNya juga sebenarnya bentuk cinta Tuhan, cuma dikemas dalam paket yang berbeda saja. Untuk itu, kita harus menjadi rela dan ikhlas menerima dan menjalani skenario cobaan dari Yang Maha Berkehendak ini. Bagi Dia semudah seperti membalikkan telapak tangan. Skenario yang bagi ciptaannya itu kadangkala diartikan sebagai skenario baik dan buruk. Padahal kita pasti mengakui bahwa skenarioNya adalah terbaik buat kita. Karena Dia adalah Sang maha Sutradara sesungguhnya.

Hari ini Tuhan telah menggugah dan melembutkan hati saya. Hasilnya, saya menjadi dikuatkan dan komit lebih kukuh untuk hikmat mendoakan kesembuhan bagi semua orang, yang sedang terbaring sakit, kepada satu-satunya Sang Maha Penyembuh.Amin.(msa).

*) Maria Saumi. Lahir di Jakarta 27 Agustus 1976. Nama asli Mariatun Meima Saumi. Alumni Workshop Cara Cerdas Menulis Buku-Best Seller Batch VIII dan Cara Cerdas Menulis Artikel Menarik Batch XI ini merupakan lulusan dari Jurusan Biologi (Angkatan’94) dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetrahuan Alam (tahun 2000). Sebagai praktisi di bidang investasi spesialisasi future trading investment, Ia bekerja di PT. Sentratama Investor berjangka, Sudirman, Jakarta. Maria dapat dihubungi di mariasaumi@yahoo.com


Kerja Kreatif, Siapa Bisa?

Kreatif - 1 …berkaitan dengan atau melibatkan imajinasi atau ide-ide orisinil, khususnya dalam memproduksi pekerjaan artistik; 2 … kemampuan untukmenciptakan aneka gagasan, terutama dalam pikiran, imajinasi; 3 … orang (-orang) yang menghasilkan karya-karya; dsb…

Di sekolah kehidupan kita semua adalah mahluk pekerja. Sebab dalam artinya yang luas, makna kata ”kerja” dan ”pekerjaan” menunjuk ke hampir semua aktivitas yang dilakukan oleh manusia atau karya-karya manusia itu (mesin/alat/teknologi). Aktivitas-aktivitas itu ada yang bertujuan untuk memperoleh nafkah lahiriah, yang kita sebut upah, gaji, komisi, atau uang. Ada juga aktivitas yang lebih ditujukan untuk memperoleh nafkah mental, seperti berburu ilmu pengetahuan dan keterampilan, baik lewat institusi formal (sekolah-akademi-universitas yang memberi gelar, bersifat akademis) atau informal (lembaga non-gelar, bersifat praktis), bahkan nonformal (pergaulan di masyarakat). Tak sedikit pula aktivitas yang ditujukan untuk mempererat tali silahturahmi, semacam nafkah sosial-emosional dalam konteks kehidupan. Dan sebagian aktivitas lagi bertujuan untuk memperoleh nafkah spiritual yang memberikan kecerahan hati, kedamaian batin, dan ketentraman yang fundamental dalam menghadapi badai-badai kehidupan.

Meski semua manusia adalah mahluk pekerja, namun para ahli perilaku organisasi sering membeda-bedakan jenis pekerjaan—dalam arti karier yang menafkahi kehidupan pekerjanya—menjadi lima kelompok besar. Pertama, pekerjaan fungsional yang terfokus pada keahlian teknis di bidang-bidang khusus. Inilah yang dilakukan oleh ahli mekanik, desain grafis, pustakawan, teknisi, operator, dan sebagainya. Kedua, pekerjaan manajerial yang terfokus pada proses analisis informasi dan pengelolaan neka ragam sumberdaya, termasuk memimpin manusia. Pekerja di bidang manajerial ini disebut manajer, pimpinan, atau eksekutif. Ketiga, pekerjaan entreprener yang terfokus pada upaya menghasilkan produk/jasa baru dan/atau membangun organisasi usaha (perusahaan) yang bertujuan mencetak laba bagi pemiliknya. Kita menyebut kaum pekerja jenis ini sebagai pedagang, wirausaha, pengusaha, konglomerat, atau tikon, tergantung pada skala usahanya. Keempat, pekerjaan negara yang terfokus pada tugas-tugas administrasi birokrasi dan pertahanan keamanan seperti pegawai negeri dan militer, dengan jenjang yang jelas dan relatif stabil sehinga memberikan rasa aman tertentu. Dan kelima, pekerjaan mandiri yang terfokus pada kebebasan berkarya sesuai dengan irama atau waktu kerja masing-masing, seperti pada peneliti, seniman, penulis lepas, konsultan, dan sebagainya.

Banyak orang berpendapat bahwa dari kelima jenis pekerjaan tersebut di atas, pekerjaan sebagai entreprener adalah jenis yang paling banyak menuntut kreativitas. Sebab entreprener diharapkan untuk melakukan inovasi dengan menghasilkan hal-hal baru yang berguna bagi masyarakat luas atau menemukan cara-cara baru yang memberikan nilai tambah terhadap sesuatu yang sudah ada sebelumnya. Lahirnya produk-produk legendaris seperti Aqua, Teh Sosro, Es Teller 77, Jamu Tolak Angin, Dunia Fantasi, Kota Wisata, dan sebagainya, selalu digunakan sebagai contoh kreativitas kaum entreprener di Indonesia. Dengan kata lain, entreprener dianggap sebagai kaum ”pekerja kreatif” di masyarakat.

Pada sisi lain, sebagian orang melekatkan predikat ”pekerja kreatif” hanya terbatas pada praktisi industri periklanan. Terutama karena secara eksplisit, dalam industri periklanan di kenal jabatan kunci yang diberi label ”Creative Director”. Selanjutnya, ada pula yang mengaitkan konsep ”pekerja kreatif” ini hanya terbatas kepada para seniman, pemain teater, sastrawan, dan praktisi industri hiburan, yang umumnya bekerja di luar kantor-kantor tradisional.

Jadi, apakah kerja kreatif itu hanya terbatas milik entreprener, praktisi periklanan dan industri hiburan? Apakah pekerja fungsional, pekerja manajerial, dan pekerja negara tidak perlu kreatif, cukup mengikuti sistem dan prosedur saja?

Terus terang, dari proses pembelajaran saya di sekolah kehidupan, saya melihat tuntutan untuk menjadi pekerja kreatif, setidaknya di milenium ketiga ini, berlaku hampir di semua jenis pekerjaan yang disebutkan di atas. Era kerja keras semata sudah bukan jamannya lagi, meski sulit bagi sebagian besar orang untuk tidak bekerja keras. Di atas kebiasaan kerja keras, perlu ditambahkan kemampuan untuk bekerja secara cerdas, yaitu kerja kreatif.

Dalam konsep kerja keras, indikator pertama yang biasanya dipergunakan untuk mengukur seberapa ”keras” seseorang telah bekerja adalah lamanya waktu bekerja. Misalnya, jika sebagian orang bekerja dari jam 8 pagi hingga jam 8 malam, maka ia kita sebut bekerja keras, sebab orang kebanyakan bekerja dari jam 8/9 pagi hingga jam 5 sore saja. Atau jika orang masuk kantor di hari Sabtu, ketika kawan-kawannya menikmati liburan akhir minggu, maka ia disebut sebagai pekerja keras. Atau kalau ada orang yang bekerja sampai 50/60 jam dalam seminggu, ia masuk kelompok pekerja keras karena umumnya waktu kerja normal 40/44 jam seminggu.

Untuk mampu menjadi pekerja keras, sudah barang tentu dipersyaratkan kondisi fisik yang prima. Orang-orang yang mudah jatuh sakit tidak akan dikenal sebagai pekerja keras. Orang-orang yang tidak menunjukkan disiplin dalam bekerja, juga umumnya tidak dimasukkan dalam kategori pekerja keras. Jadi, kesehatan fisik dan disiplin menjadi indikator kedua untuk dapat mengukur siapakah yang layak disebut sebagai pekerja keras.

Pertanyaannya sekarang, jika pekerja keras dapat didefinisikan dengan ukuran jumlah waktu kerja, kesehatan fisik, dan disiplin kerja, bagaimanakah kita mengukur atau mendefinisikan ”pekerja kreatif” yang bekerja secara cerdas?

Ada orang yang menggunakan istilah ”Lazy Achiever” untuk menunjuk kepada kaum pekerja kreatif ini. Istilah ini sangat provokatif, sebab bagaimana mungkin seorang pemalas bisa berprestasi? Namun terlepas dari istilahnya itu, ia menawarkan konsep untuk bekerja 4-5 jam sehari dengan hasil-hasil yang sama atau bahkan lebih baik dari orang-orang yang bekerja 9-10 jam sehari. Dengan kata lain, pekerja kreatif adalah mereka yang bekerja dengan waktu yang lebih singkat untuk memperoleh hasil yang sama atau lebih baik. Disamping itu, konsep ”Lazy Achiever” menunjuk kepada orang-orang yang bisa bekerja secara mandiri atau berkolaborasi dan tidak terikat pada lokasi kerja yang disebut kantor. Tempat kerja kaum kreatif ini bisa dimana saja, mulai dari rumah, garasi, kafe, lobby hotel, kantin sekolah, taman rekreasi, dan sebagainya. Dan mereka dimungkinkan untuk bekerja dimana saja karena perlengkapan kerjanya mudah dibawa kemana-mana (mobile working tools).

Jadi, kerja kreatif diartikan sebagai bekerja dengan waktu lebih pendek dan fleksibel, secara mandiri atau berkolaborasi, di lokasi kerja yang juga fleksibel, dengan hasil-hasil yang berkualitas tinggi. Untuk itu tidak saja diperlukan fisik yang sehat dan disiplin, tetapi dipersyaratkan penggunaan potensi kecerdasan lainnya yang telah dikembangkan secara memadai.

Dengan pemahaman seperti di atas, muncul pandangan bahwa kerja keras adalah fondasi yang perlu, tetapi tidak akan membawa seseorang kepada kehidupan yang berkualitas. Kerja keras merupakan persyaratan yang diperlukan, tetapi tidak mencukupi (necessary but not sufficient condition) untuk menikmati kehidupan yang berkualitas dan penuh makna. Dan kerja keras hanya menarik jika kita masih dalam rentang usia 20-40 tahun. Setelah lewat usia 40 tahun, kita seharusnya telah mampu bekerja secara cerdas, menjadi pekerja kreatif, yang memberi makna pada hidup yang fana. Demikiankah?

Menjadi Pribadi Champion

Kisah ini dimulai dari perjalanan hidup seorang Champion yang bernama “Alung” yang mempunyai sejak dia beumur 15 tahun, perjalanan hidupnya tidak mudah. Berawal dari ketidak mampuannya berbahasa Inggris sehingga dalam kepepet dia nekat menciptakan sebuah tekad bulat dengan membalikkan keadaan tidak dari segi angka 4 di rapot menjadi angka 8.

Perjalanan hidupnya waktu SMA yang sukanya bola dan baru sadar setelah lulus SMA dan terpaksa kuliah sekretaris karena keterbatasan biaya, kerjanya nggak nyambung di bagian AutoCAD yang pada akhirnya turut berkontribusi atas hadirnya 30 gedung bertingkat termasuk UNTAR dan RS. Husada.

Kemudian mengumpulkan uang selama 2 tahun untuk kuliah, dimana orang lain seangkatannya sudah diwisuda, dia malah baru masuk kuliah. Tetap bertahan untuk kuliah walaupun menempuh jarak yang jauh yaitu Jakarta – Cikarang naik bis, lanjut kuliah ke S2, selesai kuliah S2, rumah terbakar, meniti karir dari menjadi yang terbaik sampai mencapai posisi puncak, namun akibat krisis moneter dia pun ikut di Rasionalisasi.

Sejak itu dia banting stir ke bidang webmaster dan ingin pindah ke Amerika namun tidak jadi karena ada kasus WTC, sempat menjadi trainer “lepas” sebelum akhirnya masuk ke sebuah perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia. Disini dia mulai membangun kembali citra dirinya dan mengembalikan semangat impian masa lalu dengan membangun Indonesia lewat profesi nya sebagai Trainer dan Speaker.

Sekarang, konsep-konsep berpikir dan pengalaman hidupnya dituangkan dalam bentuk kerangka Champion, namun diawalinya dari kiri ke kanan dimana Natural, Orisinil, Inisiatif, Prestasi, Mandiri, Andal, Harmoni, dan Cantik Karakternya.

Disini penulis ingin memadukan prinsip yang selaras dengan hukum alam dengan ilustrasinya “Cara menaman kurma di padang pasir”, orisinil artinya kita harus asli dan bukan tiruan. Yang boleh ditiru adalah cara orang. Lalu kita harus mengambil inisiatif segala peristiwa di dalam hidup ini dengan mencatat prestasi-prestasi.

Dalam hal peristiwa tidak dapat kita kendalikan maka sebagai orang yang dewasa akan mampu bersikap mandiri dalam mengelola respon dan “kebebasan untuk memilih” sebagai gerbang terakhirnya. Menjadi pribadi yang andal atau dapat dipercaya adalah langkah berikutnya dan menciptakan hubungan yang harmoni baik dengan hukum alam, sesame bahkan suara batinnya sendiri.

Pada akhir sesi buku, akan juga dijelaskan proses pembentukan karakter yang tidak hanya andal saja melainkan juga karakter-karakter seperti menghargai orang, Andal atau layak dipercaya, menghargai orang, tanggung jawab, keadilan, kepedulian, jujur, keberanian, ulet atau pantang menyerah, integritas, dan jadi warganegara yang baik.

Kita dapat mengambil “insight” dari sebuah perjalanan hidup yang penuh semangat yang dimulai dari sebuah mimpi, kemudian dalam perjalanannya yang tidak mudah tetap focus pada cita-citanya untuk kuliah S1 dan S2 dengan membayar harga jerih payahnya demi sebuah cita-cita.

Sebuah kejadian alam (rumah kebakaran) tidak menjadi penghalang bagi Alung untuk tetap menjadi pribadi yang mampu mencetak prestasi, mandiri dan dapat diandalkan dan yang terus menerus meningkatkan kualitas karakternya karena nanti dengan sendirinya karakter itulah yang akan mengubah nasib seseorang kepada tahap yang lebih baik lagi.

Satu hal yang ingin ditonjolkan dalam cerita ini adalah semangat yang tak kunjung padam bagi seseorang seperti yang diilustrasikan dalam “Cara menanam pohon kurma di padang pasir” yaitu dengan cara memberikan batu besar di atasnya sehingga benih kurma itu akan tumbuh ke bawah sampai akarnya cukup mendapatkan persediaan air yang cukup, maka pohon kurma kecil itu akan sanggup membalikkan batu besar itu dan bertumbuh dan berkembang dengan gagah, tidak goyah walaupun ada badai besa sekalipun.

Demikian juga kita. Jangan pernah berhenti bertumbuh, karena nanti ada saatnya kita mampu mengangkat ”batu besar” yang menghimpit hidup kita dan saat itulah kita mulai bertumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi yang ada pada diri kita secara optimal.

Salam Champion

*) Surya Rachmannuh lahir di Jakarta 1970, lulusan S1 dari Bunda Mulia dan S2 dari Jakarta Institute of Management Studies, Certified ISO Lead Auditor dari SGS, Certified Webmaster dan Problem Solving & Decision Making. Aktif di PT. Kalbe Farma, tbk sebagai “Training Specialist”. Hasil tulisan Alumnus Writer Schoolen “Menulis Buku Best-Seller batch XI” ini dapat dilihat di www.webiddesign.com dan suryarachmannuh.blogspot.com

CARA MUDAH MENJALANI KEHIDUPAN

“We spend too much time making a living and too little time making and living. – Kita menghabiskan terlalu banyak waktu untuk memenuhi tuntutan kehidupan tetapi terlalu sedikit waktu untuk menikmati hidup dan menjadikannya lebih berarti.”
~ Rachei Dillon

Kita memang sering terjebak dengan bermacam kesibukan dan tak sempat menikmati kehidupan ini atau menjadikannya lebih berarti. Sehingga hidup ini serasa melelahkan. Untuk itu saya menulis sebuah buku yang membahas solusi mempermudah kehidupan, berjudul Simplify Your Life With Zen. Tidak saya sangka, para pembaca menyambut hangat kehadiran buku tersebut.

Kemudian muncul banyak pertanyaan. Intinya mereka menanyakan apakah mungkin kita menjalani kehidupan dengan mudah di jaman yang serba sulit ini? Jawabnya kita sangat mungkin menjalani hidup dengan mudah, asalkan kita memahami dan mengerti caranya.

Langkah pertama untuk menjalani kehidupan dengan mudah adalah sesering mungkin bersyukur kepada Tuhan YME atas segala karunia yang sedang kita nikmati saat ini. Jangan selalu berkeluh-kesah tentang apa-apa yang tidak kita miliki. Banyak bersyukur kepada Tuhan YME akan membantu kita mendapatkan optimisme dan semangat untuk menjangkau impian yang belum berhasil kita wujudkan.

Rasa syukur terhadap Tuhan YME adalah sumber aura positif yang akan tercermin dalam sikap dan kalimat-kalimat kita. Aura positif tersebut merupakan magnet yang akan menarik segala sesuatu yang positif pula. Sehingga hal itu akan sangat mempengaruhi tingkat mudah dan tidaknya kita menjalani kehidupan ini.

Langkah kedua yang dapat memudahkan kita dalam menjalani kehidupan ini adalah tidak memaksakan diri seperti orang lain. Berbesarlah hati menerima bagaimanapun kondisi kita dengan segala tanggung jawab yang harus kita jalankan. Itu bukan berarti kita tak berusaha untuk mencapai hidup yang lebih baik, melainkan agar kita lebih mudah memfokuskan diri hanya untuk menunaikan tanggung jawab sebaik mungkin agar dapat menuai hasil semaksimal mungkin.

Sementara itu, sebagai manusia yang tak lepas dari kesalahan dan kekurangan, dalam kehidupan sehari-hari sering pula terbersit pikiran negatif. Jika hal itu terjadi, segeralah mengenyahkan pikiran negatif yang terlintas di dalam benak kita, agar kita senantiasa melihat sisi positif atau manfaat dibalik kejadian atau situasi yang sedang kita hadapi. Karena pikiran negatif itu hanya akan membebani langkah kita dalam menjalani kehidupan ini.

Kemudian belajarlah untuk ikhlas melepaskan apa yang sudah pernah kita miliki, setelah kita puas berupaya maksimal. Hidup akan terasa lebih ringan jika kita menerima penurunan kondisi fisik akibat bertambahnya usia, penurunan omset bisnis akibat berbagai gejolak krisis, berkurangnya respon dari orang lain karena sudah memasuki masa pensiun, dan lain sebagainya. Hiduplah dalam realitas diri kita dengan lapang dada, dan jangan menganggapnya sebagai coban hidup yang berat. Dengan cara itu, hidup kita akan terasa lebih ringan dijalani. Segala sesuatu di dunia ini tidak ada yang abadi, kecuali perubahan itu sendiri. Sehingga kita harus mempunyai kemauan untuk terus belajar banyak hal melalui berbagai cara, misalnya lewat internet, orang lain, seminar, buku dan lain sebagainya. Jika kita mempunyai ilmu atau wawasan yang lebih luas, maka sikap kita akan lebih terbuka dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan. Sehingga kita tak hanya mudah menjalani kehidupan, melainkan menjadikan segala sesuatu dalam kehidupan kita menjadi jauh lebih baik.

Faktor lain yang dapat meringankan langkah kita dalam menjalani kehidupan ini adalah memiliki hubungan sosial yang baik dan luas. Bahkan dikatakan bahwa dalam jaringan sosial yang baik dan luas tersimpan berbagai peluang yang menguntungkan dan memungkinkan kita untuk mewujudkan bermacam impian. Sehingga langkah lain yang harus kita tempuh agar lebih mudah menjalani kehidupan ini adalah menciptakan hubungan sosial yang baik dengan siapa pun dan tanpa tendensi apa pun.

Sementara itu, luangkan waktu untuk bersama dan memberikan perhatian kepada orang-orang tercinta. Curahan kasih sayang bersama orang-orang tercinta dalam berbagai aktifitas sederhana sekalipun, misalnya; saat makan, berkebun, bermain dengan anak-anak, membantu pasangan menyelesaikan tugas, merupakan sumber kedamaian dan keteduhan. Pengalaman menyenangkan selama beraktifitas dengan orang-orang tercinta akan menjadi inspirasi dan semangat baru yang meringankan langkah-langkah kita dalam menjalani kehidupan ini.

Jangan pula membiarkan stres atau depresi menggangu kesehatan dan ketentraman hidup kita. Hal itu akan menjadikan kehidupan kita serasa berat dan sulit. Oleh sebab itu, luangkanlah waktu untuk beribadah mendekatkan diri kepada Tuhan YME atau bermeditasi untuk introspeksi diri atau mengevaluasi langkah-langkah yang sudah kita lakukan. Kekuatan spiritual merupakan sumber kedamaian dan kebahagiaan hakiki, sehingga kita mampu bersikap lebih tabah, sabar, tenang dan optimis dalam menjalani kehidupan dengan langkah-langkah yang lebih baik.

Sebenarnya masih banyak langkah-langkah memudahkan kita menjalani kehidupan ini, yang secara garis besar menekankan pada keseimbangan kekuatan intelegensi, emosional dan spiritual serta keseimbangan pemenuhan kebutuhan materi, kesehatan, maupun hubungan sosial. Tetapi bila kita konsisten hanya dengan melaksanakan ke-9 langkah di atas, dipastikan kita dapat menjalani kehidupan ini dengan mudah. Lakukan saja tanpa menunda, dan rasakan dalam waktu relatif singkat kehidupan ini terasa jauh lebih mudah.

10 Tips Meningkatkan Daya Kreativitas

“Creativity can solve almost any problem. The creative act, the defeat of habit by originality overcomes everything. – Kreativitas dapat memecahkan hampir semua masalah. Tindakan kreatif, sikap kuat yang pada dasarnya mengatasi semuanya.”
George Lois (Designer, penulis, dan pemimpin periklanan berkebangsaan Amerika)

Berpikir kreatif adalah proses berpikir yang menghasilkan kreativitas. Kreativitas tidak selalu menghasilkan produk konkrit, tetapi meliputi seluruh aspek kehidupan, diantaranya berupa ide. Kreativitas sangat penting untuk menyiasati segala keterbatasan yang kita miliki, memecahkan masalah pada berbagai aspek kehidupan, sekaligus menghasilkan peluang atau karya baru untuk memudahkan kehidupan kita.

Sebenarnya, sejak dilahirkan setiap orang memiliki daya kreativitas yang cukup tinggi dalam DNA-nya. Tetapi yang menyedihkan, tekanan hidup seiring proses pertambahan usia ternyata menekan daya kreativitas tersebut. Stres akibat mengalami tantangan kehidupan sehari-hari maupun dilema, membuat daya kreativitas kita berangsur kering. Namun daya kreativitas itu ternyata juga dapat diasah dan kembali ditingkatkan, berikut ini beberapa tips-nya.

Pertama adalah menciptakan tujuan yang jelas, agar dapat menghasilkan ide-ide yang jelas juga. Setelah itu, fokus dalam melakukan tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan tersebut. Betapapun cemerlang ide-ide kreatif yang Anda hasilkan nantinya tidak akan bernilai jika belum dilaksanakan atau diuji. Jadi Anda akan menjadi lebih kreatif dengan selalu menciptakan tujuan dan kegigihan mencapai tujuan itu.

Selanjutnya cara meningkatkan daya kreativitas adalah mempelajari kemampuan fundamental yang Anda butuhkan. Berusahalah menyerap ilmu pengetahuan dan pengalaman sebanyak mungkin di bidang yang sangat Anda minati, misalnya di bidang perdagangan, motivasi, bahasa, kedokteran, tehnik, dan lain sebagainya. Semakin banyak hal yang Anda ketahui, semakin mudah Anda ciptakan kreativitas yang bernilai jual tinggi. Salah satu contoh adalah Soegiharto Sosrodjojo, berpuluh tahun menggeluti dunia pertanian dan produksi teh kemudian menciptakan teh botol dan sekarang menjadi jutawan yang memimpin Sosro Group.

Syarat lain untuk meningkatkan daya kreativitas adalah setiap hari fokus pada satu aktivitas kreatif. Misalnya Anda ingin kreatif dalam bidang desain pakaian, lakukan aktifitas kreatif walaupun hanya berupa goresan sketsa sederhana atau satu bagian sulaman. Langkah itu selain membuat Anda lebih menikmati dan terbiasa, tetapi juga meningkatkan daya kreativitas Anda seiring bertambahnya pengalaman dan ilmu yang terus bertambah setiap hari.

Biasanya kreativitas seketika muncul pada saat seseorang keluar dari zona nyaman. Sebab pada saat itu ia terdesak untuk segera mendapatkan solusi atas masalah-masalah yang sedang dihadapi. Cobalah mengimajinasikan suatu keadaan dimana Anda berada dalam kondisi terdesak dan kemudian tulislah apa yang ada dalam pikiran Anda. Beberapa diantara imajinasi tersebut mungkin dapat menjadi ide kreatif andalan. Bila kebiasaan tersebut terus diulang, maka Anda akan terlatih atau terbiasa menciptakan aneka kreativitas.

Atau sesekali biarkan pikiran Anda bebas berimajinasi, sebab itu akan mengembangkan kreativitas. Imajinasi seringkali memunculkan ide-ide sederhana, tetapi unik dan bernilai tinggi. Lauren Bacall mengatakan, “Imagination is the highest kite one can fly. – Imajinasi adalah layang-layang tertinggi yang mampu diterbangkan manusia.”

Daya kreativitas juga dapat ditingkatkan dengan cara mencoba hal-hal baru untuk meningkatkan pengalaman. Lakukan setiap proses mencoba hal baru itu sebagai sebuah permainan, sehingga Anda merasa senang melakukannya, serta lebih siap menerima kegagalan dan belajar dari kegagalan tersebut. Perasaan senang itu merupakan kunci meningkatkan daya kreativitas.

Motivasi non material merupakan kekuatan dari dalam diri sendiri untuk menciptakan kreativitas. Motivasi tersebut menjadikan seseorang mampu berpikir lebih jenius dan memiliki semangat lebih besar dalam berusaha. Sebab motivasi tersebut bukan didasari keinginan untuk mendapatkan imbalan atau karena kompetisi, melainkan motivasi untuk mendapatkan kesenangan dan kepuasan jika mampu menakhlukkan tantangan dan berhasil menciptakan kreativitas.

Sementara itu, bukan hanya bakat yang Anda butuhkan untuk menjadi kreatif. Dalam menciptakan kreativitas butuh ketekunan, semangat, kedisiplinan, dan kegigihan. Keempat hal tersebut akan membantu Anda terus berusaha menyiasati keterbatasan, mencari solusi bekerja dan lebih efisien hingga berhasil menciptakan karya luar biasa atau ide-ide cemerlang.

Anda juga akan lebih kreatif jika Anda percaya bahwa Anda kreatif. Seorang peneliti pernah melakukan survei kepada sekelompok karyawan. Beberapa karyawan yang kreatif ternyata percaya bahwa mereka kreatif. Sedangkan sebagian lagi yang tidak kreatif itu percaya bahwa mereka tidak kreatif. Artinya, apapun yang Anda percaya adalah benar dan dapat menjadi kenyataan, termasuk jika Anda percaya bahwa Anda kreatif.

Orang kreatif juga selalu bersedia mengevaluasi ide-ide mereka sendiri secara jujur. Untuk itu Anda jangan segan untuk meminta pendapat dan saran dari orang lain, terutama dari mereka yang cukup ahli di bidang mereka dan dapat dipercaya. Bila Anda selalu melakukan evaluasi atas kreativitas yang Anda hasilkan, maka dapat dipastikan Anda akan mampu menghasilkan karya yang bernilai tinggi atau benar-benar dapat memecahkan suatu masalah.

Kreativitas yang positif, artinya tidak keluar dari nilai-nilai moralitas, itu sangat penting karena menyokong kemajuan dan mempermudah hidup kita semua. Terlebih untuk menghadapi kehidupan yang sangat dinamis dan penuh masalah ini, kita semua harus bisa bersikap dan berpikir lebih kreatif. Walaupun tingkat kreativitas Anda mungkin tidak setinggi kreativitas milik B. J. Habibi, Rendra, atau penyanyi & pencipta lagu seperti Mbah Surip, tetapi saya yakin pasti Anda dapat menjadi lebih kreatif dengan cara Anda dan di bidang Anda sendiri.

* Andrew Ho adalah seorang pengusaha, motivator, dan penulis buku-buku Bestseller. Kunjungi websitenya di : www.andrewho-uol.com

SENSITIF TERHADAP PERUBAHAN DAN MANAJEMEN PERUBAHAN

“Change in all things is sweet. – Berubah dalam segala hal sangatlah manis.”
~ Aristotle (384-322 BC)
– Filsuf Yunani

Sebelum saya mengupas topik ini, terlebih dulu saya ingin menceritakan tentang seekor katak yang terjatuh kedalam sebuah panci besar berisi air yang sedang dipanaskan. Semula air tak terasa panas dan ia sangat menikmati. Tetapi tanpa ia sadari lama kelamaan air itu semakin panas. Lalu katak itupun mati dalam air mendidih. Lain cerita jika katak itu langsung dilempar kedalam air panas. Mungkin ia akan segera melompat keluar.

Kisah tersebut menggambarkan betapa penting bersikap sensitif terhadap perubahan. “Become a student of change. It is the only thing that will remain constant. – Menjadi pelajar perubahan merupakan satu hal yang abadi,” kata Anthony J. D’Angelo, penulis The College Blue Book. Bila kita sudah berhasil mencapai target, bukan berarti kita bisa tidur lagi tetapi kita harus terus belajar supaya lebih peka dan selalu siap berubah.

Contoh dalam realitas dunia bisnis, dulu Motorola merajai pasar handphone di dunia. Tetapi posisi Motorola terus merosot karena tidak peka terhadap perubahan permintaan pasar. Berbeda dengan Nokia dan Ericson yang kini sukses mengusai pasar telepon selular karena selalu menciptakan produk unggulan terbaru dan masing-masing memiliki keunikan tersediri.

Contoh lain adalah IBM yang dulu pernah menguasai pasar komputer di dunia. Tetapi karena produk tersebut kurang mengerti permintaan pasar, maka posisinya berangsur tergeser. Posisi tersebut kini dikuasai inovasi dan kreasi Apple dan Microsoft. Sebenarnya masih banyak contoh lain yang menggambarkan pasang surut di dunia bisnis karena sangat dipengaruhi oleh inovasi dan kreativitas sejalan dengan perubahan dan keinginan pasar itu sendiri.

Dengan kata lain, kepekaan terhadap perubahan memungkinkan kita terus berkembang dan berhasil. Sebagaimana Mark Victor Hansen mengatakan, “You must be on top of change or change will be on top of you. – Anda harus berada diatas perubahan, atau perubahan itu menggilas Anda.” Tetapi ada beberapa hal yang harus kita perhatikan untuk memanajemen perubahan yang senantiasa kita upayakan supaya berdampak positif atau tidak menciptakan tekanan negatif terhadap kehidupan kita.

Tips pertama memanajemen perubahan adalah mengenali diri sendiri, keadaan di sekitar dan tujuan yang ingin kita capai. Cara tersebut memudahkan kita mendapatkan ide cemerlang untuk menciptakan sesuatu yang berbeda. Selanjutnya ide-ide tersebut akan sangat membantu kesiapan kita dalam melangkah dan bahkan mencintai perubahan itu sendiri.

Sebagai gambaran misalnya saya terjebak pusaran arus sungai yang sangat kuat dan pasti menenggelamkan saya. Jika saya bertahan diatas permukaan dengan segala kekuatan yang saya miliki tentu saya tidak akan bertahan lama hidup, maksimal mungkin hanya 1-2 menit. Tetapi kemungkinan saya masih bisa selamat jika saya pergunakan seluruh kekuatan yang saya miliki untuk mengikuti pusaran air sampai suatu ketika arus tersebut membawa saya ke permukaan. Contoh ketika terjadi krisis multi dimensi sejak tahun 1997, waktu itu semua dunia usaha terpuruk khususnya yang bermodal besar. Kita pasti hanya mampu bertahan sebentar jika menantang arus perubahan akibat krisis multi dimensi tersebut. Tetapi bila kita cukup memahami dan mengikuti kemana arus perubahan itu, memahami tujuan yang ingin kita capai yaitu keberhasilan dan segala sesuatu yang sangat dibutuhkan pasar, tentu akan muncul ide cemerlang untuk sebuah peluang prospektif. Artinya dengan memanfaatkan arus perubahan dan kondisi yang terbentuk akibat perubahan itu mungkin kita lebih mampu bertahan dan sampai ke tujuan.

Tip kedua adalah memandang positif setiap kesempatan dan kemungkinan baru. Hal itu bermanfaat bagi kita supaya lebih menghargai waktu yang sedang kita miliki. Langkah tersebut seringkali juga bermanfaat bagi kita lebih memahami pelajaran dan hubungan baru supaya kehidupan kita menjadi lebih stabil, sehat, kaya, dan bahagia.

Tip ketiga dalam memanajemen perubahan adalah memperkuat dasar-dasar personal. Artinya melakukan aktifitas yang dapat kembali memfokuskan diri terhadap target. Misalnya saya pribadi meluangkan waktu untuk belajar, bermeditasi atau beribadah, dan berolah raga, karena aktifitas tersebut memperkuat komitmen saya untuk selalu menjadi lebih baik. Berdasarkan penelitian juga disebutkan bahwa orang-orang yang senang berlatih memiliki mental lebih baik untuk berkreasi dan meraih kesuksesan.

Tip ke 4 adalah meluangkan waktu untuk mengoreksi langkah-langkah yang sudah kita tempuh. Bila kita bertumbuh itu sangat memungkinkan kita berbuat kesalahan, dan dari sanalah kita belajar. Kemudian segeralah kembali mencoba dengan cara yang baru, benar dan sistematis supaya tidak terjadi kesalahan yang sama. “Unless you change how you are, you will always have what you’ve got. – Kecuali jika Anda mengubah cara Anda, maka Anda akan selalu mendapatkan impian Anda,” kata Jim Rohn.

Tip ke 5 adalah membuat jadwal yang terorganisir dengan baik. Kita mungkin cukup disiplin mengerjakan hal-hal penting. Tetapi bila kita mencatat jadwal tersebut, itu akan lebih memastikan kita menjalankan langkah-langkah perubahan dengan benar atau tidak tergoda untuk melakukan tindakan yang sia-sia.

Secara garis besar Heraclitus menyimpulkan bahwa tidak ada yang abadi di dunia ini kecuali perubahan. “There is nothing permanent except change,” katanya. Mungkin dulu kita sering kali menghubungkan perubahan dengan perasaan ketakutan dan ketidakpastian. Tetapi bila kita memberi kesempatan atau waktu untuk membiasakan diri memanajemen perubahan dengan baik, maka lambat laun kita akan lebih peka bahkan menikmati perubahan tersebut sekaligus berhasil mencapai impian-impian yang kita dambakan. Perubahan itu abadi dan kunci suksesnya adalah tetap berpikir dan bersikap positif supaya kita dapat menemukan sesuatu yang baru yang membuat kita semakin sukses dan menyukai kehidupan ini.

Bila Selalu Berpikir Positif, Hal-hal yang Negatif Menyingkir

Cerita ini diawalai pada hari Minggu di akhir bulan Maret 2007. Teman yang bernama bapak IS, main ke rumah. Ia adalah pengusaha bengkel las kenteng mobil yang berpengalaman. Dia telah menekuni perbengkelan tersebut selama lebih dari 30 tahun. Dia datang ke rumah untuk silaturohmi dan mau ngomong-ngomong sekedar ingin tahu perkembangan bisnis pupuk organik yang saya geluti. Di sela-sela kita berdialog, dia bertanya apakah bisa menolong usahanya yang beberapa bulan terakhir ini sepi. Dalam satu minggu hanya 1 mobil yang digarap, padahal biasanya rata-rata mengerjakan 5 mobil per hari.

Dia (IS) menegaskan: “Bisa bantu nggak?.”
Saya jawab: “Beres. Bisa pak.”

IS: “Mau pakai sarana apa? Apa mau pakai kembang atau jajan pasar?”
Sy: “Nggak usah pakai yang begituan pak. Cukup pakai kekuatan raksasa yang ada dalam diri kita.”

IS: (kebingungan) “Maksudnya?”
Sy: “Ya cuma pakai mindset. Mengatur pikiran kita sedemikian rupa agar bisa menjadi magnet positif, untuk mengundang keberuntungan dan rejeki.”

IS: (tampak bengong) “Cara apa itu, saya baru dengar. Berbahaya nggak?”
Sy: “Dijamin bermartabat. Bisa dipertanggungjawabkan secara moral.”

IS: “Terus, gimana caranya, sulit nggak?”
Sy: “Nggak sulit kok, tapi harus mau tekun dan sabar. Gimana, berminat?”

IS: “Jangan-jangan ada syarat yang berat. Nanti saya disuruh beli ayam cemani atau mengikuti acara ritual tertentu?”
Sy: “Nggak lah pak, nggak usah yang seperti itu. Ayam cemaninya dilepas saja biar hidup bebas. Kalau tentang ritual, ya seperti biasa lah sholat lima waktu atau berdoa, nggak neko-neko kok tetap sama seperti biasanya. Gampang kan?”

IS: “Ya bolehlah. Kapan dilaksanakan.”
Sy: “Ya sekarang kalau bapak sudah siap.”
IS: “Ya mari.”

Selanjutnya saya mulai dengan bertanya, yang dia inginkan itu apakah bengkelnya laris atau punya uang. Dia menjawab ya bengkelnya laris, ya sekaligus punya uang. Kemudian saya mulai berkata-kata: “Kalau begitu begini caranya. Lakukan 3 hal seperti berikut ini.

Pertama: Agar bisa mengundang uang, bapak harus bisa membuat diri bapak menjadi magnet positif. Caranya, bapak harus selalu berpikir positif. Tindakan yang paling mudah untuk mengkondisikan pikiran agar bisa selalu positif, dengan selalu bersyukur. Nikmati saja apa yang telah terjadi saat ini, rasakan sebagai berkat bagi diri bapak. Dengan cara ini, pikiran bapak secara otomatis akan menjauhi pikiran-pikiran negatif, a.l.: marah, sombong, takut, dengki, iri, cemas, sedih, dll. Usahakan selalu bersyukur setiap saat, biar magnet positip bapak semakin hari semakin besar.

Kedua: Mintalah kelarisan bengkel dan mintalah rejeki yang berupa uang, langsung kepada Tuhan. Boleh melalui doa-doa seperti yang biasa bapak lakukan atau doa khusus tambahan. Selain itu, sebaiknya pagi hari, sebelum bangun tidur, dan malam hari. sebelum mau tidur, lakukan visualisasi kelarisan bengkel dan kedatangan rejeki. Caranya, dengan menutup mata, bayangkan bapak sedang duduk di bengkel, tahu-tahu beberapa mobil masuk untuk direparasi. Rasakan juga bapak sedang mereparasi dan menerima uang dari pelanggan setelah mobil selesai reparasi. Kalau agar bisa kedatangan rejeki, rasakan ada orang datang memberi uang kepada bapak satu bendel uang Rp. 100 ribu-an atau uang sebanyak satu tas. Atau rasakan yang lainnya yang bisa menggambarkan kelarisan bengkel dan kedatangan rejeki.

Ketiga: Hiduplah dengan mendengarkan suara hati, atau intuisi. Kalau ada yang minta tolong, ya dengan iklas tolonglah, kalau rasanya pingin berbuat sesuatu walau itu tidak seperti bisasnya, ya cobalah lakukan saja. Kemudian saya tambahi: “Kalau bapak sudah melakukan yang saya sarankan tersebut, dan ternyata setelah 3 bulan tidak terjadi perbaikan, saya dikabari, nanti saya bantu agar hidup bapak lebih baik.” Setelah itu, saya beri dia air mineral gelas plastik yang telah saya isi visualisasi kesuksesan bapak IS.

Satu minggu setelah itu, bapak IS telpon bahwa bengkelnya sudah mulai agak laris, lumayan. Minggu yang kedua dia mengatakan agak sepi, tapi masih ada beberapa mobil yang masuk bengkel. Satu bulan setelah itu, dia berkunjung lagi ke rumah ingin menceritakan kejadian aneh yang tidak mungkin dilupakan selama hidupnya, karena dari sejak lahir baru sekali ini dialaminya. Begini ceritanya.

“Pada hari Kamis Wage, sekitar jam 5 sore, setelah bengkel tutup, rasanya ada yang mendorng saya agar mau menemui pak NG di daerah Turi, Yogyakarta utara. Pak NG ini teman saya dalam bisnis besi tua. Saya lupa rumahnya, tetapi setelah saya cari sekitar satu setengah jam bisa ketemu. Di sana kami cuma ngobrol ngalor-ngidul. Beberapa saat kemudian pak NG kedatangan tamu lain, temannya yang suka lelaku topo broto, kungkum, dll. namanya pak BB. Selanjutnya kita bertiga ngobrol. Pada saat ngobrol itu pak BB nyeletuk bahwa di soko guru bengkel saya yang terbuat dari bambu ori, tepat di bawah wuwungan ada ditaruh orang suatu benda yang dibungkus kain mori sebesar botol tetes mata Lotte. Barang itu ditaruh di situ sekitar 3 bulan yang lalu. Kalau itu nggak diambil bisa mengganggu kelarisan bengkelnya. Saya nggak percaya, gimana bisa memasukkan ke dalam bambu yang tingginya 6 meter, dan lagi bambunya tertutup. Tetapi agar saya juga tahu apakah benar kata pak BB, maka malam itu juga sekitar jam 10 malam, kami bertiga naik ke wuwungan menggergaji bambunya sedikit untuk bisa melihat dan mengambil benda yang berupa kain mori tersebut. Ternyata benar, mori itu ada, persis seperti yang dikatakan pak BB. Kemudian atas kerelaan pak BB, bungkusan mori itu dilarung ke laut olehnya.”

Kemudian dia menambahi: “Gimana pak Dwi, setelah pak Dwi ngajari saya mindset kok malah saya mengalami kejadian seperti itu.”

Kalau menghadapi kejadian-kejadian di luar dugaan seperti ini, biasanya saya langsung berusaha menenangkan lawan bicara. Saya mengatakan: “Tenang pak, rileks saja, biar segalanya gampang menjadi beres. Mari kita urai kejadian itu sedikit demi sedikit, biar tahu maknanya.”

Kemudian saya meneruskan pembicaraan: “Kalau menurut saya, saat ini magnet positif di dalam diri bapak sudah cukup besar. Ini progress yang bagus. Tadi kata teman bapak kan kain mori itu sudah dipasang 3 bulan yang lalu, sementara bapak saya ajak menggunakan mindset khan baru 1 bulan terakhir ini. Itu berarti saat bapak mulai menggunakan mindset, mori itu sudah berada di atas wuwungan, ya kan?”

Saya lanjutkan: “Lha di sinilah letak kekuatan magnet positip bapak kelihatan nyata. Bentuknya, bapak mendapat wangsit agar ketemu pak NG pada saat yang bertepatan dengan kedatangan pak BB ke rumah pak NG. Ini kan kejadian luar biasa. Mengapa semesta alam ingin mempertemukan bapak dengan pak BB? Karena semesta tahu bahwa ada bahaya klenik berada di rumah bapak, tetapi bapak kan tidak menguasai dunia klenik, makanya bapak dipertemukan dengan orang yang ahli pada bidangnya, yaitu pak BB. Dengan kejadian ini maka semesta telah menolong membebaskan bapak dari bahaya dengan caranya semesta mengatur dan dengan biaya yang murah. Luar biasa kan pak?

Saya juga beruntung dengan kejadian ini, karena saya juga dapat belajar dari kehidupan nyata bahwa memang benar ada kekuatan semesta yang melindungi orang yang selalu berpikir positif, dengan cara hanya mengudang hal-hal yang positif, sementara hal-hal yang negatip entah bagaimana caranya akan menyingkir dengan sendirinya.”

Begitulah kisah yang dialami pak IS. Saat ini bengkelnya sudah berjalan seperti biasanya, sering kali ramai dikunjungi mobil yang mau direparasi, dan kadang-kadang agak sepi. Tetapi jauh lebih baik dari pada saat pak IS belum menggunakan mindset.

Semoga kisah ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.

* Dwiatmo Kartiko lahir di Blora pada 30 Mei 1963. Masa kecil hingga menyelesaikan SMA dijalani di kota kecil di Jawa Tengah tersebut. Pada tahun 1986, menyelesaikan pendidikan S-1 Geografi di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Setelah lulus, sempat mengajar di Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, selama 3 (tiga) semester, hingga pertengahan tahun 1988. Setelah itu, kegiatan sehari-harinya dihabiskan dengan menggeluti dunia LSM yang berfokus pada pengembangan sumberdaya manusia (SDM) dan lingkungan, baik di LSM lokal maupun LSM Internasional, mulai dari UPKM/CD RS Bethesda Yogyakarta, WALHI Yogyakarta, PELKESI dan diteruskan masuk menjadi staf PLAN Internasional Indonesia. Mulai tahun 2000, dunia usaha menjadi impian hidupnya, sambil masih terus terlibat di dalam dunia pemberdayaan SDM. Itulah sebabnya, sejak tahun 2006 pengembangan SDM menjadi fokus aktivitas sehari-harinya, dengan menjadi fasilitator pemberdayaan SDM secara individual dan kelompok, baik itu organisasi atau perusahaan. Saat ini bersama teman-teman mengelola Kelompok pengembangan SDM di Yogyakarta, dengan nama Kelompok Karunia Semesta (KKS), kegiatan utama kelompok ini melayani masyarakat yang bermasalah dengan sosial-ekonominya serta memberi pelatihan Leadership dan shifting mind-set untuk kesejahteraan. Tinggal bersama isteri dengan dua anak di Perum Jatisawit Asri Blok A1 No. 7, Balecatur, Gamping, Sleman 55295. Bisa dikontak via Hp/sms 08157933667 atau 08886829663 atau via e-mail: bioaccess98@yahoo.com atau tim_karunia@yahoo.com atau web: http://karuniasemesta.indonetwork.co.id.

Menungangi Tragika

Anda ingin lebih kreatif dan tampil impresif? Salah satu kiatnya adalah tunggangi tragika. Daripada tragika yang biasa-biasa saja, akan lebih hebat Anda bila menunggangi tragika dari sesuatu yang memang hebat, luar biasa.

Aneh sekali, Kamus Besar Bahasa Indonesia terlengkap karya Pusat Bahasa pun tak memuat kata “tragika”. Tesaurus Bahasa Indonesia karya Eko Endarmoko juga tidak. Kita hanya punya “tragedi”, yaitu gaya sastra dengan warna utama kesedihan. Kata sifat yang kita punya adalah “tragis”, menyedihkan.

Kata tragika merupakan turunan dari bahasa Latin, tragicus, kata sifat yang artinya menyedihkan, membikin duka. Jadi tragika adalah hal-hal yang menyedihkan. Tragika adalah kejadian atau keadaan, boleh juga nasib atau fakta runyam, suatu kemalangan atau keterpurukan yang mengenaskan.

Banyak kejadian tragis yang tak terlalu dibutuhkan kecerdasan kita untuk segera menemukannya. Sebut saja peristiwa bencana atau kecelakaan. Sebut saja itu tragika yang langsung kasat mata. Kita bisa menunggangi tragika jenis ini, dan bisa menjadi lebih kreatif kalau kita berpikir dan berusaha memahami banyak pelajaran yang terkandung di dalamnya.

Selain itu, ada jenis tragika yang tak dengan sendirinya kasat mata, karena tragika jenis ini mengendap di balik kehebatan sesuatu. Jenis ini hanya muncul setelah diungkit dari kedalaman, lewat proses refleksi. Karena itu, kenyataan bahwa Anda dapat memunculkannya itu sendiri sudah membuat Anda impresif. Dengan itu ketahuan betapa Anda reflektif.

Mengasah kreativitas dengan menunggangi tragika bisa kita lakukan dengan cara membiasakan diri menemukan sesuatu yang tragis di dalam sesuatu yang biasa, bahkan juga dalam sesuatu yang luar biasa dan amat dijunjung tinggi. Kemampuan kita untuk menemukan tragika itu akan memberi kita kemudahan untuk bersikap lebih bijak terhadapnya, karena kita menjadi paham akan keterbatasan sesuatu yang hebat itu, bahkan keburukannya yang mengenaskan.

Ada banyak sekali tragika. Ada tragika dalam kebiasaan kita, karena dia memudahkan sekaligus menyulitkan. Di dalam kerangkanya kita begitu spontan bergerak, tetapi di seberang batas-batasnya kita sulit bergerak karena belenggunya. Di dalam lingkupnya kita berani; di seberang batasnya kita takut. Dia kita bentuk, tetapi begitu jadi, dia membentuk kita. Dia kita ciptakan, untuk kemudian menciptakan kita. Karena itu, orang sukses adalah orang yang memiliki kebiasaan yang membawa orang ke kesuksesan. Sebaliknya pecundang adalah orang yang terus mengikuti kebiasaannya sebagai pecundang.

Ada tragika di dalam pengalaman. Dia membentangkan peta dunia yang kita ketahui yang memudahkan kita bergerak di dalam batas-batasnya. Pada saat yang sama dia juga membelenggu kita untuk beranjak dan menerobos kesempitannya, betapa luas pun dia. Di dalam lingkupnya kita bebas dan spontan bergerak dengan keyakinan, tetapi di seberang batasnya kita jadi peragu dan ketakutan. Kita mengumpulkannya, tetapi begitu terkumpul jadilah dia khasanah yang membuat kita tak mudah bergerak untuk meninggalkan kungkungannya.

Ada tragika di dalam pengetahuan. Ia membebaskan sekaligus membelenggu kita. Ia seperti pagar tembok yang kita bangun. Di dalamnya kita bebas bergerak dengan aman, tetapi persis di situ pula kita terpenjara. Isi pengetahuan kita cari; bangun pengetahuan kita bentuk, tetapi setelah terkumpul dan terbentuk dia mengisi dan membentuk kita, menentukan perilaku dan pilihan-pilihan kita, dalam batas-batasnya.

Ada tragika di dalam asumsi. Dia memudahkan kita menarik berbagai kesimpulan dan konsekuensi, tetapi itu pula penjara bagi kita, karena keabsahan kesimpulan kita hanya sebatas perspektif yang dia sediakan. Jelas sekali keterbatasannya begitu kita memaknainya dalam dan dari perspektif yang lebih luas. Darinya tak akan kita bisa menyimpulkan sesuatu yang tidak ia kandung.

Ada tragika di dalam fokus, karena dia memudahkan, tetapi dia memenjara kita dalam kesempitannya.

Ada tragika di dalam prioritas. Dia memudahkan pencapaiannya, merapikan pengaturan waktu dan mengefektifkan semua sumber daya kita, tetapi ya hanya ke dalam keterbatasannya semua yang kita miliki dan seluruh kedirian kita terarah, dan kita kehilangan keluasan tanpa batas yang sebenarnya tersedia untuk kita jelajahi.

Ada tragika di dalam pilihan. Dia memberi kita sesuatu, sekaligus merampas kita dari semua yang lain. Inilah yang membuat kita takut dan ragu-ragu untuk memilih dari antara yang baik-baik, yang tak bisa kita renggut semua bersamaan. Keraguan itu bisa berlama-lama sehingga berkali-kali terjadi bahwa sesungguhnya kita telah memilih tanpa memilih, karena kita telah memutuskan dengan tidak mengambil keputusan, dan pilihan serta keputusan kita itu merenggut kita dari kekayaan kemungkinan.

Ada tragika dalam kesadaran kita akan tragika, tapi saya bahagia sekali dengan adanya tragika yang satu ini. Gara-gara kesadaran itu kita akan lebih berani menggunakan kebebasan kita untuk beranjak mengatasi tragika itu, walau keberanjakan kita darinya hanya akan memasukkan kita ke dalam tragika berikutnya. Itulah tragika hidup, kita mengatasi perangkap hanya untuk masuk lagi ke dalam perangkap baru. Apa boleh buat, kita memang tidak mahakuasa, tidak mahatahu, dan tidak maha-maha lainnya, tetapi barangkali itu pula indahnya, karena dengan kesadaran itu kita bisa beranjak untuk lebih kuasa, lebih tahu, dan lebih apa-apa lagi itu.

Beberapa tragika itu menunjukkan betapa kita adalah makhluk terpenjara. Dengan ribuan buku yang Anda baca dan dengan tumpukan pengalaman yang telah Anda refleksikan, Anda hanya beranjak dari satu penjara ke penjara berikutnya… hanya lebih lebar, hanya lebih luas, hanya lebih enak barangkali… tapi esensinya tetap penjara.

Tapi justru karena lebih lebar penjara berikut itu, kata “hanya” barangkali sepantasnya tidak usah kita gunakan. Justru di situlah indahnya, karena sesungguhnya kita adalah orang-orang bebas yang bahkan bisa memilih tragika kita. Sama-sama penjara, kalau lebih nyaman, lebih luas, lebih tinggi, lebih dalam, lebih bahagia… ya, saya pilih itu. Kalau kita memilih kepicikan dan kesempitan, ya memang tragis tak ketulungan. Kalau kita tak memiliki ketinggian, keluasan dan kedalaman di tengah lautan dokumen rekaman pengalaman orang yang memberi kita ilmu yang tersaji dalam bebagai buku, itulah tragika tikus yang mati kelaparan di lumbung keju. * * *

*) Wandi S. Brata, Direktur Gramedia Pustaka Utama. Dapat dihubungi langsung di wandi@gramediapublishers.com

Filosofi Modal Nol

Saat ini, masih banyak sekali orang yang ingin menjadi pengusaha, selalu mengeluhkan tentang kesulitan memperoleh modal. Sebab, kebanyakan memang orang-orang masih beranggapan bahwa modal harus selalu dalam bentuk uang. Modal harus berupa hal yang bisa digunakan untuk membeli sesuatu yang kita perlukan untuk memulai usaha. Modal harus bisa diputar untuk mengembangkan usaha. Modal harus ini, modal harus itu.

Hasilnya? Karena merasa modal (baca: uang) belum cukup, kadang seseorang tak berani membuka usaha. Padahal, berbagai buku, tulisan, laporan, berita, hingga berbagai cerita dalam berbagai forum diskusi, seminar, dan workshop, telah menyebut bahwa modal tak harus dalam bentuk uang. Banyak kisah sukses pengusaha yang memulai dari nol.

Memang, hal ini seperti sesuatu yang aneh dan nyaris tak masuk akal bagi sebagian orang. Bagaimana bisa memulai usaha dengan tanpa uang sama sekali? Nol itu jelas-jelas bukan suatu angka yang bisa digunakan untuk membeli apapun. Nol itu adalah angka yang kosong melompong, bagaimana mungkin kita bisa memulai usaha tanpa memiliki sesuatu apapun?

Betul. Jika itu pola pikir yang dianut adalah pola pikir yang biasa-biasa saja. Tapi, bagi sebagian besar pengusaha sukses yang mengatakan dirinya memulai usaha dari nol itu, sebenarnya angka nol itu ada filosofi besar di baliknya yang membuatnya bisa menjadi pengusaha sukses. Apa itu?

Perhatikan angka nol. Bentuknya bulat lonjong, tanpa terputus. Pada satu sisi itulah angka yang bisa dikatakan sebagai simbol bahwa kita—tidak bisa tidak—selalu akan saling tergantung satu sama lain. Semakin kita bisa saling bekerja sama dengan orang lain, kesempatan menjadi pengusaha pun akan semakin terbuka lebar. Itulah mengapa angka nol adalah satu bentuk angka yang utuh dengan garis tidak terpisah.

Lantas, mengapa bentuk angka nol selalu lonjong memanjang ke atas, bukan bulat penuh atau lonjong ke samping? Ini adalah filosofi hubungan kita dengan Tuhan. Kita bisa menjadi seorang pengusaha harus selalu mengingat ke atas. Bahwa, kita bisa sukses maupun gagal itu selalu ada dalam koridor kekuasaan Tuhan. Dan, Tuhan pun sudah mengatakan, Dia tak kan merubah nasib suatu kaum tanpa kaum itu berusaha mengubah nasibnya sendiri. Inilah filosofi angka nol yang sangat religius. Jika hal ini selalu dijadikan pegangan oleh seseorang, maka untuk menjalani profesi menjadi pengusaha, kita tak perlu kuatir. Sebab, hidup ini pastilah selalu dalam koridor kekuasaan Tuhan yang maha besar dengan segala rahmat dan berkah, terutama alam, yang perlu diolah ini.

Yang ketiga, inilah yang paling penting. Sadarkah bahwa nol itu adalah sebuah singkatan dari kata tolong-meNOLong? Inilah inti dari mengapa seseorang dengan modal nol bisa menjadi seorang pengusaha sukses. From zero to hero, begitu banyak orang menyebut jika seseorang yang memulai dari bawah dan dari nol bisa menjadi seorang pengusaha sejati.

Kekuatan tolong menolong inilah yang menjadi kekuatan inti dari modal yang sesungguhnya. Modal (uang) seberapa pun besarnya tidak akan bisa membuat kita sukses jika tidak ada unsur saling tolong menolong ini. Modal seperti inilah yang akan membantu kita menjadi pengusaha dalam arti sesungguhnya. Misalnya Anda memiliki keinginan berwirausaha di bidang makanan. Anda tak punya peralatan masak, bisa saja Anda meminta bantuan pada orang yang memilikinya bukan? Atau Anda belum mahir memasak, Anda pun bisa minta tolong pada relasi yang jago masak untuk diajak bekerja sama membuat masakan yang laku dijual.

Atau Anda ingin usaha jual beli barang. Jika Anda sudah dipercaya atau Anda bisa menjaga nilai kejujuran dalam diri, maka saat membeli barang modal dagangan pun kadang kita ditolong, misalnya bisa mendapat dengan mencicil. Atau, bahkan tak jarang yang bisa bayar belakangan. Bukankah ini salah satu bentuk tolong menolong yang sangat ampuh dampaknya untuk memudahkan kita menjadi pengusaha?

Jika misalnya kita mempunyai satu ruangan kosong di rumah, mengapa tidak mencoba memanfaatkannya dengan sistem tolong menolong ini? Ajak kerja sama tukang cukur rambut misalnya. Ia bisa diajak join dengan kita bantu tempatnya, mereka buka usahanya. Hasilnya, bisa di-share berdua dengan bagi hasil yang sudah disepakati sebelumnya. Dengan begitu, ruangan nganggur bisa menghasilkan, dan siapa tahu ini bisa jadi cikal bakal usaha salon yang lebih besar. Bukankah ini sebuah keindahan dari filosofi tolong menolong?

Konon, orang Tionghoa yang kebanyakan sukses menjadi pengusaha, juga menganut prinsip nilai saling tolong menolong ini. Karena itu, biasanya tali persaudaraan mereka sangat kuat. Tak heran, jika banyak perusahaan keluarga yang berkembang pesat di tangan para pengusaha Tionghoa ini.

Itulah filosofi nol dari pengertian harafiah yang bisa kita terjemahkan dalam kehidupan sehari-hari. Modal nol ternyata bukan modal kosong sama sekali. Modal nol justru adalah modal yang sangat ampuh untuk mengembangkan jiwa entrepreneurship kita. Jadi, masih mengatakan tidak punya modal? Kasihaaan deeh….[awid]

* Agoeng Widyatmoko adalah seorang konsultan independen UKM dan Perencana Usaha Keluarga. Bukunya 100 Peluang Usaha telah dicetak berulangkali dan telah menginspirasi ratusan ribu orang untuk memulai usaha. Kini, ia juga mengembangkan usaha Sekolah Penulis Pembelajar dengan beberapa rekan untuk menumbuhkan semangat kewirausahaan melalui dunia kepenulisan. Agoeng bisa dihubungi melalui email: agoeng.w@gmail.com atau melalui telepon 021-998 28 997.

Pensiun itu Pasti, Pensiun Sejahtera itu Pilihan

Pensiun bagi setiap orang itu adalah hal yang pasti datang, sedangkan pensiuan dengan sejahtera adalah pilihan Anda, mengapa demikian.? karena Anda perlu mempersiapkan sedini mungkin Agar di hari tua Anda dapat menikmati Pensiun Kaya dan Sejahtera. Untuk mencapai kondisi tersebut, tiap orang harus punya perencanaan pensiun yang matang. Bagaimana mempersiapkannya?

Pensiun? Soal itu jangan dibahas sekarang deh. Saya masih muda, baru 30 tahun. Saya masih kuat bekerja. Nanti kalau sudah menjelang 50 tahun, barulah bicara soal pensiun.” Kata-kata ini sering terdengar di kalangan anak muda berusia di bawah 35 tahun. Mereka seperti alergi membicarakan pensiun karena merasa masih punya banyak waktu. Padahal, merencanakan pensiun sejak usia muda merupakan langkah tepat menuju hari tua yang sejahtera.

Memang, tak ada batasan baku pada usia berapa sebaiknya seseorang memikirkan pensiun. Bila pensiun didefinisikan sebagai masa di mana seseorang tidak produktif dan tidak memfokuskan dirinya untuk mencari uang. Ketika seseorang bekerja pada umur 25 tahun, sejak itulah seharusnya dia mempersiapkan pensiun.

Ketika seseorang ingin pensiun pada usia 60 tahun, sementara sekarang baru berusia 25 tahun, ia masih punya waktu 35 tahun untuk menabung. Akan tetapi, bila sekarang umurnya sudah 40 tahun dan ingin pensiun 60 tahun, berarti persiapannya tinggal 20 tahun lagi. Sudah pasti, jumlah uang yang harus ditabung tiap bulan lebih besar ketika Anda baru memulainya di usia 40 tahun ketimbang 25 tahun.

Mengenai waktunya, tergantung pada tujuan dan rencana masing-masing orang. Semakin dini dipersiapkan, semakin bagus hasilnya. Hanya saja, bila seseorang ingin pensiun di usia muda, berarti dia harus memiliki kecepatan yang lebih tinggi untuk mengakumulasikan asetnya demi membiayai hidup yang kemungkinan masih panjang. Secara normatif, lanjutnya, pensiun muda ada manfaatnya, di antaranya punya waktu lebih banyak untuk keluarga, rileks, dan dapat berkontribusi lebih besar kepada orang lain.

Di beberapa perusahaan, usia pensiun ditetapkan 55-65 tahun. Demikian pula pegawai pemerintahan (pegawai negeri sipil/PNS), umumnya memasuki masa pensiun di usia 55 tahun. Bagi wirausaha, ceritanya lain lagi. Banyak pengusaha yang memilih tetap aktif menjalankan bisnis kendati usianya telah senja. Berbeda dari PNS yang dipastikan menerima uang pensiun setelah tidak lagi bekerja, karyawan di perusahaan swasta belum tentu memperolehnya. Sebagaimana diketahui, tidak banyak perusahaan swasta di Indonesia yang mengikutsertakan karyawannya dalam program pensiun. Di sinilah pentingnya merancang program pensiun mandiri, yang didasarkan pada tujuan dan kebutuhan Anda di masa mendatang.

Persiapan yang baik menuju masa pensiun dimulai dari perencanaan mengenai apa yang ingin dilakukan seseorang setelah masa pensiun nanti. Apakah ingin mengembangkan hobi, aktif di lembaga sosial, mengajar atau apa pun yang tidak berfokus kepada uang. Tentu saja, kita berharap, di masa pensiun sudah mencapai kebebasan finansial, sehingga bisa mengerjakan kegiatan yang dulu tidak sempat dilakukan karena sibuk bekerja atau alasan lain.

Ada dua langkah yang harus diperhatikan ketika seseorang merencanakan pensiun. Pertama, mesti disadari bahwa masa pensiun harus bisa dinikmati dan menyenangkan. Kedua, dalam perencanaan pensiun harus membuat daftar aktivitas apa yang ingin dilakukan selama masa pensiun. Bisa jadi, Anda ingin mengembangkan minat yang lama terpendam karena sebelumnya tak punya waktu luang untuk menekuni.

Apa pun pilihan Anda ketika pensiun, sebaiknya diperhitungkan sejak sekarang. Yang jelas, besarnya kebutuhan saat pensiun bagi setiap orang tentu berbeda-beda. Namun, umumnya biaya hidup di masa pensiun tidak lebih dari 60% pengeluaran sewaktu produktif.

Dari sana dapat diproyeksikan pengeluaran per bulan yang dibutuhkan untuk mendukung aktivitas di kala pensiun tiba. Setelah dikalkulasi selama 15-20 tahun dengan menambah faktor inflasi 10%-12%, akan diperoleh sejumlah angka yang dibutuhkan. Angka ini bisa menjadi rujukan bagi Anda mengenai berapa persen dari pendapatan saat ini yang harus disisihkan per bulan hingga pensiun tiba. Dan tentunya Anda harus DISIPLIN dalam menyisihkan pendapatan ke Pos Dana Pensiun yg Anda persiapkan.

Cara Kreatif Investasi Emas

Deryandri – Internet Marketer Member Asianbrain dan Anggota EU Padang

Investasi Emas

Investasi Emas

Selesai mengikuti seminar tentang Jurus Cerdas Investasi Emas yang disampaikan pak Rully Kustandar saya langsung menemui beliau, saya katakan ” Ini cara investasi yang luar biasa sekali pak, kita bisa menyimpan emas 3 kali lebih banyak dibandingkan nilai uang kita. Semua pihak di untungkan, kita, toko emas maupun bank diuntungkan. bisa -bisa di masa yang akan datang orang tidak mau lagi investasi asetnya dalam bentuk uang, karena mereka tahu bahwa investasi dalam bentuk tabungan atau deposito ternyata uang mereka hilang, karena di rampok oleh yang namanya inflasi “.

walaupun sudah mengikuti seminarnya saya tetap beli ebooknya melalui internet, karena saya merasa ilmu ini harus disebarkan. selain mendapatkan ebook jurus cerdas investasi emas kita juga dapat BONUS ebook beli rumah tanpa uang dan DVD cara Gila Jadi Pengusaha.

Investasi emas sudah dilakukan oleh orang – orang tua kita dahulu, tetapi baru investasi emas sebatas sebagai perhiasan, sebatas kemampuannya dalam membeli emas. Investasi jangka panjang yang paling baik adalah tanah,rumah dan emas. cuma tanah dan rumah memiliki liquiditas yang rendah, maksudnya ketika kita “membutuhkan uang segera” tanah dan rumah tidak mudah diuangkan sesuai harga pasar. Emas paling baik yang digunakan dalam investasi ini adalah emas batangan yang memiliki sertifikat. Jurus cerdas investasi emas telah banyak yang berhasil mempraktekkannya,  Sehingga dengan Jurus Cerdas Investasi Emas, emas tidak hanya sebagai instrumen investasi tetapi sudah menjadi sebuah peluang bisnis baru. Ayo…!

Purdi E Chandra - Founder Entrepreneur University & Primagama

Investasi Emas Murni

Investasi Emas Murni

Jurus ber-Investasi EMAS yang sangat “Otak Kanan” dan “GILA”. Bagaimana

mengumpulkan EMAS dengan modal yang sangat minimum dengan cara yang tidak terfikirkan sebelumnya. Lahir dari pengalaman seorang Mentor Bisnis Senior di Entrepreneur University…

Virus baru telah lahir, Virus EMAS, Awas!! bisa membuat meriang dan tidak bisa tidur. Wajib dikuasai para peserta Entrepreneur University diseluruh Indonesia.

Most Wanted Mentor Entrepreneur University – Miming Pangarah

Investasi Emas Batangan

Investasi Emas Batangan

Jurus yang sangat Cerdas dan Kreatif, Investasi EMAS jadi jauh lebih menarik daripada sekedar membeli EMAS lalu menyimpannya.

 Dan yang lebih penting, dengan Jurus ini ber-Investasi EMAS jadi sangat mudah, tidak perlu pengetahuan khusus dan terjangkau siapapun, Karyawan, Profesional, Pengusaha maupun Ibu Rumah Tangga. Tidak hanya menjaga nilai asset hasil kerja keras Anda selama ini, tapi menjadikannya menguntungkan, membuat Anda makin Kaya…

EU banget pokok-na, peserta Entrepreneur University wajib punya pengetahuan ini…

Prosedur Beli Emas Batangan

Oleh : Rully Kustandar

Emas Batangan

Emas Batangan

Bagi yang tertarik bisnis Emas Batangan bisa membeli di pegadaian atau di PT Antam Unit Bisnis Logam Mulia. Di Pegadaian harga Emas-nya mengacu ke harga PT Antam Logam Mulia. Untuk Emas Batangan, janganlah membayangkan seperti yang ada di film-film dimana bentuknya sebesar batu bata dan bertumpuk-tumpuk, pada kenyataannya bentuknya kecil-kecil mulai dari pecahan 1 gram, 2 gram sampai 1 kg. Bentuk emas batangan yang umum lebih seperti nugget atau potongan coklat batangan yang kecil-kecil.
Untuk pembelian di PT. Logam Mulia berikut alamatnya:

http://www.logammulia.com/contact_us.htm

PT Antam Tbk, Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia

Address.
Jl. Pemuda – Jl. Raya Bekasi KM.18
Pulogadung, Jakarta 13210
Tel. (62 21) 475 7108
Fax. (62 21) 475 0665
Email. lm@logammulia.com

Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia SURABAYA

Address.
Jl. Genteng kali 67 B
Surabaya
Tel. (62 31) 5491868; 5491723
Fax. (62 31) 5357480

Daftar harga diupdate dua kali dalam sehari, bisa dilihat di:

http://www.logammulia.com/news.php?id=9

Prosedur pembayaran bisa dilihat di:

http://www.logammulia.com/news.php?id=19

PROSEDUR KETENTUAN PEMBAYARAN TRANSAKSI JUAL BELI BAGI PELANGGAN ATAU CALON PELANGGAN LOGAM MULIA

  1. Pembayaran langsung di tempat :
    Tunai maksimum sebesar Rp50.000.000,00 ( Lima Puluh Juta Rupiah ) selebihnya melalui transfer.
    Debit ATM Mandiri dikenakan charge 1,1% maksimum total pembayaran Rp5.000.000,00 ( Lima Juta Rupiah ).
    Debit ATM BCA :
    - Platinum Rp75.000.000,00
    - Gold Rp25.000.000,00
    - Silver Rp15.000.000,00
    Kartu Kredit berlogo VISA dikenakan charge 3,1%.
  2. Pembayaran melalui transfer :
    - Transfer antar Bank
    - Transfer melalui internet Banking
    - Transfer melalui ATM
  3. Untuk pembayaran melalui transfer, harus dikonfirmasikan terlebih dahulu dengan Bagian Marketing melalui telepon (021) 299 80 900 atau (021) 475 7108. Bukti transfer atau setoran langsung dibawa atau di fax terlebih dahulu untuk proses pengambilan barang dengan dilengkapi keterangan transaksi Nama, No. Identitas dan No. telpon pelanggan yang bersangkutan guna memudahkan kami dalam mengidentifikasi pelanggan.

Pembayaran melalui transfer disarankan melalui Bank Mandiri atau BCA,untuk percepatan proses pemindahbukuan, namun apabila menggunakan bank lainnya dapat menggunakan fasilitas RTGS ke rekening kami sbb :
- Bank Mandiri Cabang Pulogadung A/C. No.125 0079000063 A/N. PT. Antam Tbk UBPP Logam Mulia.
- Bank BCA Cabang Kelapa Gading Villa A/C. No. 413.300.5393 A/N. PT. Aneka Tambang.

Biaya transfer menjadi beban pelanggan.

Penyerahan barang atau jasa dilakukan setelah transfer atau pembayaran dipastikan telah masuk ke rekening PT Antam UBPP Logam Mulia.

Ebook Jurus Cerdas Investasi Emas dengan Modal 1/3 Harga Emas


Jurus Cerdas Investasi Emas

Oleh : Rully Kustandar

Bagaimana Uang Hasil KERJA KERAS Anda Mempunyai NILAI DAN DAYA BELI YANG SAMA 10 Bahkan 20 Tahun Yang Akan Datang? Bagaimana Membeli EMAS Dengan MODAL HANYA 1/3 Dari Harga EMAS?

Saya Akan Buka Rahasia Bagaimana MEMBELI EMAS Dengan Cara YANG TIDAK PERNAH ANDA BAYANGKAN SEBELUMNYA…

Rully Kustandar

Rully Kustandar

PERHATIAN: Ini bukan MLM ataupun bisnis penggandaan uang maupun Money Game. Cara yang akan saya tunjukan adalah sah, atas dasar ilmu pengetahuan dan Insya Alloh bebas RIBA lagi…

Dear Saudaraku,
Inflasi adalah faktor ketidakpastian terbesar yg paling sulit diatasi, diam-diam inflasi merampok asset Anda dan MENURUNKAN DAYA BELI Anda. Tahun 80 Anda bisa memperoleh SEPEDA MOTOR baru dengan uang 1jt, saat ini dengan uang yang sama Anda hanya dapat membeli SEPEDA tanpa MOTOR.

Saat ini Anda bekerja keras untuk menghasilkan sebanyak mungkin Uang dengan meng-gadaikan waktu Anda, harapannya suatu hari nanti Anda akan menikmati kebebasan waktu Anda. Uang bukanlah masalah Anda saat ini… Namun ingat, 90% dari Anda ketika memasuki usia 50-60 tahun, disaat seharusnya Anda menikmati kebebasan waktu, Uang justru menjadi masalah Anda….

Perjalanan saya 5-6 tahun terahir ini dalam menggeluti berbagai bisnis seperti AutoBridal, CircleK, Property Plus, dsb membawa saya ke berbagai situasi dan pengalaman bisnis yang berbeda. Disela-sela kesibukan bisnis, sayapun sering diminta untuk mengisi Seminar maupun Workshop terutama di lingkungan Entrepreneur University berbagai kota di seluruh Indonesia. Perjalanan dan pengalaman tersebut mendorong saya untuk terus mencari berbagai alternatif bisnis dan investasi. Tahun 2007 ahir saya menemukan sebuah Rahasia bagaimana ber-investasi Emas dengan cara “gila” yang tidak pernah terfikirkan sebelumnya. Sepanjang tahun 2008 lalu saya melakukan uji coba… ternyata ini adalah Rahasia yang luar biasa sekali.

Baru diawal tahun 2009 ini, setelah betul-betul mantap, saya bagikan Rahasia ini dalam berbagai Business Sharing, Seminar maupun Workshop. Alhamdulillah mendapat sambutan yang luar biasa terutama karena strategi investasi ini mudah dan terjangkau berbagai kalangan, dan yang lebih membahagiakan adalah manfaat nyata yang telah mereka peroleh dan rasakan…

Jurus Cerdas Kebun Emas

Jurus Cerdas Kebun Emas

APAKAH JURUS RAHASIA INI TERUJI ?

Jurus Cerdas Berkebun EMAS ini telah saya ajarkan kepada ratusan murid saya di Seminar maupun Workshop yang sifatnya terbatas diberbagai kota diseluruh Indonesia, banyak diantara mereka sudah mulai ‘berkebun’ EMAS bahkan beberapa diantaranya ada yang sudah memiliki 1.5 kg EMAS hanya dalam jangka waktu TIGA BULAN!! Mereka mendapatkan EMAS dengan harga atau modal yang sangat minim. Yang besar adalah modal KEBERANIAN dan KEINGINAN

Pakar Investasi dan Keuangan, Roy Sembel, berpendapat bahwa EMAS memang sangat menarik sebagai sarana lindung nilai atau hedging jangka pendek (Tablid Kontan, Edisi Minggu II Maret 2008). Menurut Roy, untuk jangka sekitar lima tahun, kinerja EMAS masih lebih menarik ketimbang obligasi. Namun EMAS masih kalah dengan Saham. Menurut hitungan Roy, dalam waktu lima tahun keuntungan di saham bisa 5-7 kali lipat. Sementara itu dalam kurun waktu yang sama, keuntungan EMAS mungkin hanya 2-3 kali.

Salah seorang Guru Bisnis saya yang saya hormati Bapak Tung Desem Waringin dalam sebuh kesempatan pernah mengatakan “EMAS Tidak Membuat Anda Makin Kaya, Tapi EMAS Membuat Anda TETAP Kaya”

Dua pendapat di atas benar adanya apabila membeli EMAS dengan cara biasa / konvesional. Dengan Jurus Cerdas Berkebun EMAS, ber-investasi EMAS akan sangat menguntungkan dan MEMBUAT ANDA MAKIN KAYA…

Saya akan buka Rahasia bagaimana LANGKAH-LANGKAH untuk membeli/ber-investasi EMAS dengan modal minimun dan cara yang tidak pernah Anda fikirkan sebelumnya. Rahasia ini saya tulis dalam bentuk format digital “eBook” yang anda bisa anda peroleh setelah melakukan pembayaran.

Saya tidak mau menjual kucing dalam karung seperti yang biasa orang-orang lakukan di luar sana, karena Rahasia ini saya ajarkan langsung di dunia nyata melalui Seminar dan Workshop. Saya jelaskan dalam eBook satu persatu secara detail sama seperti yang saya lakukan dalam Seminar maupun Workshop…

Manfaat Apa Yang Anda Peroleh Dengan Berkebun EMAS?


Seringkali Anda memiliki “bocor” pada dompet Anda. Tanpa disadari bocor ini menyebabkan uang mengalir deras keluar tanpa manfaat yang jelas. Berapapun banyaknya uang yang Anda masukkan, semuanya akan habis tanpa sisa. Dengan pengetahuan dari ber-Investasi EMAS, Anda dapat segera menambal bocor ini dan merubahnya menjadi bentuk Asset yang menguntungkan.


Bagaimana menyelamatkan tabungan Anda dari “perampok” yang tidak pernah ditangkap polisi, yakni INFLASI? Fakta membuktikan Agustus 2008 US$ 1 = Rp 9.200 dan Februari 2009 US$ 1 = Rp 12.200, hanya dalam jangka waktu 6 BULAN, daya beli uang kertas Anda SUSUT 30% !!!


Kenapa harus EMAS? Bagaimana para pemilik EMAS tertawa ketika terjadi 2x Krisis moneter di Indonesia, sementara pemilik investasi lainnya (saham, reksadana, dsb) menangis? Betulkah EMAS tahan terhadap Inflasi (ZERO INFLATION)?


Bagaimana mempertahankan daya beli Uang Anda 10 bahkan 20 tahun yang akan datang? Kenapa simpanan Anda jangan dalam bentuk Tabungan atau Deposito?


Tidak peduli siapapun Anda saat ini (Karyawan, Profesional, Pengusaha maupun Ibu Rumah Tangga) dan berapapun penghasilan Anda saat ini, Rahasia ini tetap bisa membuat Anda ber-investasi EMAS dan memperoleh semua manfaatnya.


Bagaimana memilih jenis EMAS yang paling optimum untuk Investasi? Dimana membelinya? Dan bagaimana menjaganya dengan 99,99% aman tanpa harus khawatir dicuri?


Bagaimana hanya dengan Uang Rp 1.2jt Anda bisa membeli 10 gram EMAS batangan atau dengan uang Rp 10jt saja Anda bisa memiliki 7 buah EMAS batangan @ 10gram. (Harga EMAS batangan 24K pada saat artikel ini ditulis Rp 360.000/grm)


Anda akan memperoleh 3 (tiga) Jurus Cerdas Berkebun EMAS yang merupakan strategi paling ampuh untuk membeli EMAS hanya dengan modal yg sangat minimum. Dengan mempraktekkan jurus ini 1-2kg EMAS bukan lagi mimpi tapi sudah didepan mata…


Anda akan dipandu langkah-langkah untuk mempraktekan jurus-jurus ini langsung dengan Saya melalui FORUM yang telah saya sediakan maupun melalui eMail


Garansi Konsultasi Gratis SEUMUR HIDUP dengan saya ditambah update dan berita-berita terkini mengenai perkembangan pasar EMAS


Anda otomatis akan tergabung dengan sistem Afiliasi kami, artinya setiap terjadi penjualan eBook ini atas rekomendasi atau afiliasi Anda, maka anda berhak mendapat 40% dari hasil penjualan ditambah puluhan bonus point senilai ratusan juta rupiah.

Make a Free Website with Yola.